Saturday, September 26, 2015

SAKIT LEHER

Pengertian Sakit Leher

Sakit leher adalah masalah umum yang sering kita alami dan biasanya akan membaik dalam beberapa hari. Kondisi ini jarang sekali menjadi gejala kondisi yang lebih serius dan umumnya bukan hal yang perlu diwaspadai.
Sakit Leher-Alodokter
Sakit leher bisa muncul mulai dari sisi bawah kepala hingga sisi atas bahu Anda dan bisa menyebar hingga ke lengan serta punggung bagian atas. Akibat dari kondisi ini, gerakan leher dan kepala menjadi terbatas dan aktivitas sehari-hari bisa menjadi sulit dilakukan. Terdapat beberapa cara yang bisa Anda lakukan sendiri untuk mengatasi sakit leher, yaitu:
  • Minum obat pereda rasa sakit. Untuk meredakan rasa sakit yang muncul akibat sakit leher, Anda bisa mengonsumsi obat tablet parasetamol atau ibuprofen, atau bisa juga menggabungkan keduanya. Selain dalam bentuk tablet, ibuprofen dalam bentuk gel dapat dioleskan pada bagian leher yang mengalami rasa sakit.
  • Gunakan bantal keras dan rendah. Usahakan untuk memposisikan leher dalam postur yang alami. Memakai bantal yang rendah dan keras bisa membantu mendapatkan posisi tersebut. Bantal yang terlalu tinggi bisa membuat leher merasa sakit karena posisi leher terlalu membungkuk.
  • Lakukan latihan khusus untuk leher. Latihan ini bertujuan meningkatkan jangkauan gerakan yang bisa dilakukan leher dan memperkuat otot leher secara keseluruhan. Gerakan yang bisa dilakukan adalah dengan mencondongkan kepala ke atas dan ke bawah, atau memiringkannya ke kanan dan kiri untuk membantu merenggangkan otot leher dan mengatasi leher yang kaku.
  • Mengompres leher dengan air hangat. Anda bisa menggunakan botol berisi air hangat atau alat kompres lain untuk meredakan kram otot dan rasa sakit pada bagian leher. Air dingin bisa juga digunakan untuk mengompres, tergantung kenyamanan yang dihasilkan terhadap tubuh Anda.
  • Hindari aktivitas yang butuh banyak gerakan leher. Aktivitas seperti mengemudi dan berkendara motor bisa terganggu ketika Anda mengalami sakit leher. Untuk sementara waktu, disarankan untuk tidak melakukan kegiatan yang memerlukan banyak gerakan kepala dan leher.
  • Memperhatikan postur leher. Posisi dan postur leher dalam beraktivitas harus diperhatikan. Posisi dan postur yang salah bisa memperparah sakit yang dialami atau bahkan postur salah inilah yang menjadi penyebabnya sejak awal.
Kondisi yang Menyebabkan Sakit Leher
Banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya sakit leher, misalnya posisi tidur yang salah, bekerja dengan komputer atau laptop dalam waktu yang lama, otot yang terkilir, dan postur leher yang salah akibat terlalu sering menunduk atau menengadah. Ketegangan pada otot leher akibat kecemasan dan stres juga bisa memicu sakit leher. Berikut ini beberapa kondisi yang bisa menyebabkan munculnya sakit leher:
  • Leher kaku.
    Yaitu kondisi ketika leher terasa kaku pada satu posisi setelah terbangun dari tidur dan sakit saat mencoba mengubah posisi. Kondisi ini dikenal dengan istilah tortikolis akut yang terjadi karena otot leher mengalami cedera. Penyebab tortikolis akut hingga kini belum diketahui, tapi faktor pemicunya bisa karena tidur tanpa penopang leher atau membawa tas atau beban berat di salah satu sisi lengan. Kondisi ini biasanya bertahan antara satu hingga dua hari, tapi kadang bisa terjadi selama satu minggu.
  • Saraf terjepit.
    Kondisi ini lebuh umum terjadi pada orang tua ketika diskus atau celah antar tulang mulai kehilangan kandungan air pada usia lanjut. Akibatnya diskus di antara tulang belakang menjadi tidak lentur seperti sebelumnya. Sakit leher yang disebabkan oleh saraf terjepit lebih dikenal dengan nama spondilosis servikal.
  • Kondisi ini disebabkan oleh salah satu diskus di antara tulang robek atau bergeser hingga saraf yang berada di dekatnya turut terganggu. Obat penghilang rasa sakit bisa diberikan untuk meredakan gejalanya, tapi pada beberapa orang disarankan melakukan operasi.
  • Cedera
    Sakit pada leher bisa disebabkan karena cedera yang terjadi karena kecelakaan mobil atau motor, terjatuh dari ketinggian, terpeleset, pukulan langsung ke arah wajah, kepala bagian belakang dan atas, atau cedera yang terjadi akibat olahraga. Cedera inilah yang menyebabkan terjadinya whiplash. Whiplash adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cedera leher karena hentakan kepala mendadak ke satu arah).
  • Dampak dari whiplash sendiri adalah sakit leher, leher kaku, sakit kepala, dan gerakan leher berkurang.
  • Kondisi medis lainDi bawah ini adalah kondisi-kondisi medis yang bisa menyebabkan sakit leher:
    • Penyempitan jalur saraf tulang belakang.
    • Meningitis. Yaitu infeksi pada meninges atau selaput pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.
    • Flu. Kondisi yang bisa membuat seluruh tubuh merasa sakit, termasuk bagian leher.
    • Rheumatoid arthritis. Kondisi ketika terjadi peradangan kronis pada persendian yang menyebabkan rasa sakit, pembengkakan, dan rasa kaku.
    • Fibromialgia. Kondisi yang menyebabkan penyebaran rasa sakit pada otot dan jaringan lunak.
    • Kanker dan HIV. Kedua kondisi ini akan berdampak kepada melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Diagnosis Sakit Leher

Berikut ini beberapa kondisi yang perlu Anda waspadai dan disarankan untuk segera menemui dokter untuk memeriksakannya:
  • Jika rasa sakit yang dirasakan tidak bisa dikendalikan dengan obat penghilang rasa sakit biasa.
  • Leher yang sakit atau kaku tidak membaik setelah beberapa hari.
  • Jika Anda mencurigai sakit leher yang dirasakan diakibatkan oleh kondisi yang lebih serius.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada leher Anda, seperti bagian yang kebal, otot yang lemah, dan bagian yang terasa sakit saat disentuh. Dokter juga akan meminta Anda menggerakkan kepala untuk mengetahui bagian leher yang terasa sakit. Selain itu, dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk mengetahui penyebab dasar yang mengakibatkan munculnya sakit leher.
Dokter bisa memberikan resep obat penghilang rasa sakit yang lebih kuat untuk mengatasi kondisi yang lebih serius. Jika sakit leher bertahan lebih dari satu bulan atau gejala yang terjadi cukup parah, Anda akan dirujuk menemui dokter spesialis untuk penanganan lebih lanjut. Berikut ini beberapa tes yang mungkin dilakukan untuk mengetahui penyebab sakit leher yang Anda rasakan.
  • Tes pencitraan. X-ray, CT scan, dan MRI akan dilakukan untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang apa yang mungkin menyebabkan sakit leher yang diderita.
  • Tes saraf. Prosedur ini akan dilakukan jika dokter mencurigai sakit leher Anda diakibatkan oleh adanya saraf yang terjepit. Dokter akan menyarankan Anda melakukan tes elektromiografi atau EMG untuk mengetahui apakah saraf berfungsi normal.
  • Tes darah. Jika sakit leher yang Anda derita diduga disebabkan oleh inflamasi atau infeksi, tes darah bisa dilakukan untuk membuktikannya.
  • Tes pungsi lumbal. Sampel dari cairan serebrospinal diambil dari dasar tulang belakang dan diperiksa apakah terdapat bakteri atau virus. Tes ini dilakukan untuk memastikan apakah Anda menderita meningitis.

Pengobatan Sakit Leher

Sakit leher biasanya bisa pulih kembali dengan melakukan penanganan sendiri seperti yang telah dijelaskan di atas. Tapi jika sakit leher yang diderita berkelanjutan dan cukup parah, maka teknik pengobatan lain akan disarankan oleh dokter.
  • Obat-obatan. Obat penghilang rasa sakit yang lebih kuat akan diberikan oleh dokter jika rasa sakit yang Anda rasakan cukup serius. Misalnya codeine yang bisa dikombinasikan dengan obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas di apotek.
  • Terapi. Untuk membantu dalam latihan dan pemanasan leher, Anda bisa menemui terapis fisik. Mereka akan membantu Anda dalam melakukan latihan dan pemanasan khusus untuk leher, hingga akhirnya Anda bisa melakukannya sendiri. Tujuan terapi fisik ini adalah mengembalikan fungsi otot, memaksimalisasi postur atau posisi yang benar, dan meningkatkan kekuatan serta stamina otot-otot pada leher Anda.
  • Suntikan steroid. Jika rasa sakit yang ditimbulkan cukup parah, dokter akan menyuntikkan obat kortikosteroid untuk meredakan rasa sakit yang muncul.
  • Operasi. Prosedur ini jarang sekali dilakukan dalam mengatasi sakit leher, tapi perlu dilakukan jika terjadi tekanan pada saraf tulang belakang.

Pencegahan Sakit Leher

Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu mencegah munculnya sakit leher:
  • Lakukan istirahat secara teratur dari kegiatan yang memaksa leher Anda berada di posisi yang sama untuk waktu lama.
  • Carilah posisi dan postur yang baik saat duduk, berdiri, maupun ketika tidur.
  • Hindari memakai matras atau kasur yang terlalu lunak untuk menghindari posisi leher yang bengkok ketika tidur.
  • Gunakan bantal secukupnya agar kepala sejajar dengan tubuh Anda.
  • Sesuaikan tinggi meja, kursi, dan komputer agar layar monitor sejajar dengan mata. Sebaiknya lutut sedikit lebih rendah dari pinggul saat duduk. Selain itu gunakan sandaran tangan di kursi Anda.
  • Lakukan peregangan secara teratur jika Anda sering bekerja dalam posisi duduk, misalnya dengan menggerakkan bahu naik-turun. Anda juga bisa menggerakkan kepala ke samping, menunduk, dan menengadahkan kepala.
  • Hindari menjepit telepon di antara telinga dan bahu saat menerima panggilan jika Anda sering memakai telepon saat bekerja.
  • Hindari posisi tidur tengkurap karena akan memberikan tekanan yang kuat pada leher Anda. Gunakan bantal yang menopang lekukan leher sesuai bentuk alami.

SAKIT KEPALA TEGANG

Pengertian Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang adalah jenis sakit kepala yang paling umum terjadi dan yang sering dianggap sebagai sakit kepala biasa. Penderita sakit kepala tegang biasanya merasakan nyeri terus-menerus pada kedua sisi kepala. Gejala lainnya adalah otot leher yang tegang dan terasa tekanan di belakang mata.
Meski demikian, penyakit ini biasanya tidak menghambat penderitanya untuk beraktivitas. Sakit kepala tegang dapat berlangsung selama 30 menit hingga beberapa jam. Dalam beberapa kasus yang lebih parah, gejalanya dapat bertahan selama beberapa hari.
alodokter-sakit-kepala-tegang

Penderita Sakit Kepala Tegang di Indonesia

Sakit kepala tegang biasanya diderita oleh remaja dan orang dewasa. Hampir semua orang pernah mengalami sakit kepala tegang, meski penyakit ini lebih sering menimpa kaum wanita daripada pria.

Anjuran untuk Berkonsultasi kepada Dokter

Jika Anda mengalami sakit kepala tegang yang parah atau lebih dari beberapa kali dalam seminggu, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi kepada dokter. Tapi ini tidak diperlukan jika Anda hanya mengalaminya sesekali.
Untuk membantu mendiagnosis jenis sakit kepala yang Anda alami, dokter akan mengajukan pertanyaan tentang:
  • Sakit kepala yang dialami
  • Riwayat kesehatan keluarga
  • Pola makan
  • Gaya hidup
Terdapat beberapa gejala dari sakit kepala yang bisa dianggap lebih serius dan Anda dianjurkan untuk berkonsultasi kepada dokter jika mengalaminya untuk menghindari komplikasi yang lebih berat. Ciri-cirinya antara lain:
  • Muncul setelah kecelakaan, terutama jika terjadi benturan di kepala
  • Datang secara tiba-tiba dan belum pernah dirasakan sebelumnya
  • Disertai mual dan muntah-muntah, leher kaku, demam, dan linglung
  • Disertai rasa lemas, bicara tidak jelas, dan mati rasa

Hal-hal yang Dapat Menyebabkan Sakit Kepala Tegang

Perlu diketahui bahwa penyebab sakit kepala tegang masih belum jelas, tapi berikut ini adalah beberapa faktor pemicunya:
  • Dehidrasi
  • Kelaparan
  • Kelelahan
  • Sinar matahari yang terik
  • Suara berisik
  • Aroma tertentu
  • Stres dan rasa panik
  • Postur yang buruk
  • Tubuh yang kurang aktif
Sakit kepala tegang adalah salah satu jenis sakit kepala dasar dan bukan suatu gejala yang tidak disebabkan oleh penyakit lain. Dengan kata lain, sakit kepala tegang adalah penyakit primer. Jenis sakit kepala lain yang termasuk dalam kategori ini adalah sakit kepala clusterdan migrain.

Cara Mengobati Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tegang bukanlah suatu penyakit yang berat. Dengan meminum obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan memilih gaya hidup yang lebih sehat, penyakit ini dapat diatasi dengan mudah. Contoh analgesik yang biasa dipakai adalah parasetamol,ibuprofen, dan aspirin.
Tata cara pemakaian sangatlah penting bagi kita jika memilih analgesik. Selain itu disarankan bagi para wanita hamil untuk menjauhi ibuprofen saat masa kehamilannya mencapai trimester ketiga (tiga bulan terakhir) karena ibuprofen berpotensi membahayakan janin. Begitu pun dengan anak-anak di bawah 16 tahun juga tidak dianjurkan untuk meminum aspirin.
Penderita tidak dianjurkan untuk meminum obat-obatan lebih dari beberapa hari karena dapat menyebabkan sakit kepala dari kelebihan obat. Obat yang mengandung kodein juga sebaiknya dihindari kecuali telah diberikan sebagai resep dari dokter.
Penderita juga dapat memilih untuk melakukan beberapa teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, pijat, dan handuk hangat untuk mengompres dahi dan leher. Teknik relaksasi biasa dianjurkan bagi mereka yang menderita sakit kepala tegang akibat stres.

Langkah Pencegahan Sakit Kepala Tegang

Penderita disarankan untuk mencatat atau mempelajari apa saja yang mungkin menjadi pemicu sakit kepala tegang yang dialaminya. Dengan demikian penderita dapat menjauhi faktor-faktor pemicu, termasuk di dalamnya mengubah pola makan atau gaya hidup sebagai upaya pencegahan.
Stres dan rasa tegang di antara penderita juga dapat dikurangi dengan berolahraga secara teratur atau dengan relaksasi. Cara-cara lain yang dapat membantu adalah menjaga kesehatan tubuh tetap ideal, beristirahat, dan minum air yang cukup.
Dalam beberapa kasus yang lebih sulit ditangani, dokter mungkin akan menyarankan obat antidepresan seperti amitriptilin. Obat ini digunakan untuk mencegah sakit kepala tegang yang berkelanjutan (kronis). Obat ini tidak bekerja seketika dan harus diminum tiap hari selama beberapa bulan hingga sakit kepala terasa berkurang. Perlu diingat bahwa pengobatan dengan obat ini belum terbukti dengan pasti.

Sakit Kepala dan Kelebihan Obat

Sakit kepala karena kelebihan obat biasanya bisa dialami oleh orang yang meminum obat analgesik dalam waktu yang lama (biasanya 10 hari atau lebih). Tubuh penderita sudah beradaptasi dengan obat tersebut dan sakit kepala akan timbul ketika penderita berhenti meminumnya.
Jika penyebab sakit kepala Anda adalah penggunaan obat yang berkelanjutan, Anda dianjurkan untuk menghentikan pemakaian. Akan lebih baik jika Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menghentikan pemakaian.

SAKIT KEPALA

Pengertian Sakit Kepala

Sakit kepala adalah rasa sakit yang muncul di bagian sekitar kepala. Sebagian besar sakit kepala yang terjadi tidak serius dan bisa diatasi dengan mudah, seperti dengan meminum obat pereda sakit, minum air putih yang cukup dan lebih banyak istirahat. Tapi ada beberapa jenis sakit kepala yang memerlukan penanganan lebih karena berkelanjutan atau bahkan ada yang bisa membahayakan nyawa.
Sakit kepala tidak memiliki jangka waktu tertentu, bisa berlangsung kurang dari satu jam atau bahkan selama beberapa hari dan bisa muncul secara tiba-tiba atau perlahan-lahan.
sakit kepala - Alodokter

Penyebab Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala bisa diakibatkan oleh berbagai hal, namun secara umum sakit kepala bisa dikelompokkan berdasarkan penyebabnya, yaitu sakit kepala yang tidak terkait dengan penyakit lain atau disebut dengan sakit kepala primer dan sakit kepala yang diakibatkan oleh penyakit lain atau disebut juga sakit kepala sekunder.
Beberapa tipe sakit kepala primer yang paling sering terjadi adalah sebagai berikut:
  • Sakit kepala tegang
  • Migrain
  • Sakit kepala cluster
Selain itu, di bawah ini adalah beberapa penyebab sakit kepala sekunder yang umum terjadi:
  • Sinusitis
  • Flu
  • Infeksi telinga
  • Pengar
  • Terlalu banyak mengonsumsi obat pereda sakit
  • Masalah gigi
Temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan lebih lanjut karena sakit kepala yang diderita mungkin saja merupakan gejala dari penyakit yang lebih serius.

Pengobatan Sakit Kepala

Pengobatan sakit kepala yang dilakukan harus dilihat dari gejala yang dialami dan berdasarkan penyebabnya, karena tidak semua tipe sakit kepala bisa diatasi dengan meminum obat pereda sakit kepala saja. Temui dokter untuk mendiagnosis masalah kesehatan yang menyebabkan sakit kepala.
Jika Anda mengalami gejala-gejala berikut selain sakit kepala, segera ke rumah sakit terdekat:
  • Kesulitan berbicara
  • Gangguan pada penglihatan
  • Salah satu sisi tubuh menjadi lemah atau lumpuh
  • Hilang kesadaran
  • Demam
  • Sulit berjalan
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah sakit kepala, seperti istirahat yang cukup, mengelola stres dengan baik, dan rutin berolahraga.
Selain itu, Anda juga harus mencari tahu apa yang menjadi pemicu sakit kepala yang Anda alami dan berusaha untuk menghindarinya.

Penyebab Sakit Kepala

Sakit kepala bisa disebabkan oleh berbagai hal. Dokter bisa menentukan penyebab serta perawatan yang tepat berdasarkan pemeriksaan yang lengkap.
Secara umum, sakit kepala bisa dikelompokkan berdasarkan penyebabnya, yaitu sakit kepala yang tidak terkait dengan penyakit lain atau disebut dengan sakit kepala primer dan sakit kepala yang diakibatkan oleh penyakit lain atau disebut juga sakit kepala sekunder. Berikut ini adalah penjelasannya.

Sakit kepala primer

Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang disebabkan oleh gangguan pada struktur di kepala yang sensitif terhadap rasa sakit dan bukan merupakan gejala akibat penyakit lain.
Ada beberapa faktor yang berperan dalam sakit kepala primer, di antaranya adalah gangguan pada otot leher dan kepala, aktivitas kimia di otak, pembuluh darah atau/dan saraf. Pada sebagian orang, sakit kepala primer merupakan kondisi yang turun-temurun di keluarganya. Berikut ini adalah beberapa tipe sakit kepala primer yang paling sering terjadi.
  • Sakit kepala tegang. Ini adalah tipe sakit kepala yang paling sering terjadi. Biasanya orang yang mengalami sakit kepala tipe ini akan merasakan seakan ada pita karet yang melilit di sekeliling kepala dan kepala terasa ditekan terus-menerus. Beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya adalah depresi, kurang tidur, stres, dehidrasi, melewatkan waktu makan, dan terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
  • Migrain. Migrain lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan sakit kepala tegang. Orang yang mengalami migrain akan merasakan salah satu sisi atau kedua sisi kepala seakan-akan berdenyut. Sakit kepala ini bisa terus berulang dan membuat rutinitas keseharian terganggu. Migrain bisa diatasi dengan obat yang dijual bebas, namun jika migrain yang dialami parah, segera temui dokter untuk mendapatkan obat resep yang lebih kuat dan mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
  • Sakit kepala clusterSerangan sakit kepala ini bisa terjadi selama satu atau dua bulan dalam setahun. Pasien sakit kepala cluster merasakan sakit yang luar biasa dan menyebar ke sekitar salah satu mata. Gejala sakit kepala cluster tidak bisa diredakan oleh obat-obat bebas, tapi Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk meredakan rasa sakit melalui perawatan yang lebih spesifik seperti sumatriptan and lithium.

Sakit kepala sekunder

Sakit kepala sekunder adalah sakit kepala yang disebabkan oleh aktifnya saraf rasa sakit di kepala akibat suatu penyakit. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum sakit kepala.
  • Sinusitis
  • Flu
  • Infeksi telinga
  • Pengar
  • Masalah gigi
  • Konsumsi monosodium glutamat (MSG) berlebihan
  • Mengonsumsi makanan atau minuman yang terlalu dingin secara tiba-tiba
  • Menggunakan penutup atau perlengkapan kepala yang terlalu ketat misalnya helm
  • Perubahan hormon pada wanita misalnya setelah mengonsumsi pil KB
  • Gangguan pada penglihatan misalnya glaukoma
Berikut ini adalah penyebab sakit kepala sekunder yang lebih jarang terjadi:
  • Penyumbatan pembuluh darah di otak
  • Radang pada otak
  • Gegar otak
  • Neuralgia trigeminal
  • Aneurisma otak
  • Keracunan karbon monoksida
  • Serangan panik
  • Meningitis
Selain itu, ada beberapa tipe sakit kepala sekunder yang spesifik seperti berikut ini.
  • Sakit kepala rebound yang disebabkan oleh seringnya menggunakan obat pereda nyeri.
  • Sakit kepala thunderclap yang membuat penderitanya mengalami sakit kepala yang parah, terjadi secara tiba-tiba dan dengan penyebab dasar berpotensi fatal seperti pendarahan di otak.
  • Sakit kepala spinal yang disebabkan oleh kurangnya cairan serebrospinal setelah anestesi atau trauma.
Temui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan lebih lanjut karena sakit kepala yang diderita mungkin saja merupakan gejala dari penyakit yang serius. Anda patut mewaspadai beberapa hal berikut ini dan disarankan untuk menemui dokter jika Anda mengalaminya.
  • Sakit kepala yang tidak kunjung reda setelah minum obat.
  • Sakit kepala yang sangat parah hingga mengganggu kegiatan sehari-hari.
  • Sakit kepala yang menyebabkan badan terasa tidak sehat di antara serangan sakit kepala.
  • Sakit kepala parah yang disertai gejala-gejala lain seperti lehel kaku, merasa kebas,  pingsan, sulit melihat, sulit berbicara dan mengerti perbincangan atau sulit berjalan.
Selain mewaspadai beberapa hal seperti yang disebutkan di atas, jika Anda mengalami sakit kepala yang parah secara tiba-tiba serta gejala seperti yang disebutkan di bawah ini, segera pergi ke rumah sakit.
  • Sulit berjalan
  • Pingsan
  • Pandangan terganggu
  • Sulit memahami pembicaraan
  • Sulit berbicara
  • Leher terasa kaku
  • Demam
  • Salah satu sisi tubuh terasa lemas, kebas, atau lumpuh
Sakit kepala yang sering muncul terkait dengan beberapa faktor risiko seperti di bawah ini:
  • Obesitas
  • Gelisah
  • Sering mengonsumsi obat pereda nyeri
  • Mendengkur
  • Depresi
  • Kegiatan fisik yang membuat leher atau kepala menjadi tegang
  • Terlalu banyak kafein
  • Gangguan tidur

Pengobatan Sakit Kepala

Pengobatan sakit kepala yang dilakukan harus dilihat dari gejala yang dialami dan berdasarkan penyebabnya, karena tidak semua tipe sakit kepala bisa diatasi dengan meminum obat sakit kepala saja.
Temui dokter untuk mendiagnosis masalah kesehatan yang menyebabkan sakit kepala jika:
  • Sakit kepala tidak reda walau Anda telah mengonsumsi obat pereda sakit yang bisa dibeli bebas di apotek.
  • Anda merasa tidak sehat di antara serangan sakit kepala.
  • Sakit kepala yang terjadi sangat parah sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari.
  • Sakit kepala parah yang disertai gejala-gejala lain seperti sulit melihat, berbicara atau berjalan, merasa kebas, leher kaku dan pingsan.
Ada beberapa tes lanjutan yang bisa dilakukan jika setelah dilakukan pemeriksaan fisik, penyebab sakit kepala masih belum diketahui. Beberapa tes lanjutan yang dapat dilakukan adalah tes urine, tes darah, CT scan, dan MRI scan. Selain itu, bisa juga dilakukan tes untuk membantu mendiagnosis peradangan, cedera, atau tumor otak yaitu denganelectroencephalogram (EEG).

Pengobatan migrain

Berikut ini adalah beberapa pengobatan migrain untuk mencegah serangan tambahan dan meredakan gejalanya:
  • Minum obat pereda sakit yang dijual bebas atau obat yang telah diresepkan oleh dokter misalnya gabapentin, atenolol atau metoprolol.
  • Menenangkan diri di ruangan yang gelap dan tenang.
  • Mengompres leher atau kepala dengan air dingin atau hangat.
  • Minum sedikit kafein dan lakukan pemijatan.
Anda harus mengetahui pemicu migrain yang Anda alami dan menghindarinya agar tidak mengalami sakit kepala.

Pengobatan sakit kepala tegang

Pada umumnya obat-obatan yang dijual bebas, seperti ibuprofen, paracetamol, dan aspirin bisa mengatasi sakit kepala tegang sesaat. Selain itu, beberapa terapi alternatif juga bisa dilakukan untuk mengurangi stres, di antaranya adalah sebagai berikut:
  • Terapi perilaku kognitif yaitu terapi di mana pasien diajari untuk mengelola stres yang bisa memicu sakit kepala tegang.
  • Pijat.
  • Meditasi.
  • Latihan relaksasi.

Pengobatan sakit kepala cluster

Obat pereda nyeri yang dijual bebas tidak efektif untuk mengatasi sakit kepala cluster. Sakit kepala tipe ini muncul secara tiba-tiba dan bisa mereda dengan cepat. Ada beberapa langkah yang bisa membantu mengatasi sakit kepala cluster, yaitu:
  • Menggunakan triptan nasal spray yang diresepkan oleh dokter, seperti sumatriptan atau zolmitriptan. Obat ini disemprotkan ke dalam hidung.
  • Mengonsumsi obat pencegahan.
  • Menghirup oksigen 100 persen menggunakan masker.
  • Menggunakan obat suntik seperti sumatriptan untuk meredakannya dengan cepat saat serangan melanda.

Pengobatan sakit kepala rebound

Konsultasikan dengan dokter untuk mengurangi penggunaan obat pereda sakit secara perlahan atau malah menghentikannya karena itu merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi sakit kepala rebound yang diakibatkan oleh terlalu seringnya mengonsumsi obat pereda sakit.

Pencegahan Sakit Kepala

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat membantu mencegah sakit kepala.

Istirahat yang cukup

Sangat disarankan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup dan teratur. Tujuh hingga delapan jam per hari adalah waktu tidur rata-rata yang diperlukan oleh orang dewasa. Jangan menggantikan kekurangan waktu tidur pada hari kerja di hari libur, karena ini tidak efektif. Usahakan agar cukup tidur setiap hari.

Kurangi kafein

Usahakan untuk tidak mengonsumsi kafein atau menguranginya, karena walaupun beberapa pengobatan sakit kepala menggunakan kafein untuk meredakan gejalanya tapi bisa memperparah juga.

Hindari pemicu sakit kepala

Cari tahu pemicu yang bisa menyebabkan Anda mengalami sakit kepala agar bisa terhindar dari sakit kepala dengan cara mencatat secara rinci setiap Anda mengalami sakit kepala, seperti kapan dan apa yang baru Anda konsumsi sebelum terkena sakit kepala. Misalnya, beberapa orang perlu menghindari cokelat karena makanan tersebut memicu serangan migrain.

Kurangi stres

Dengan mengelola stres dan tekanan hidup dengan baik, seseorang bisa mengurangi risikonya mengalami sakit kepala. Anda bisa mencari cara untuk mengatur kegiatan sehari-hari dan menyusun waktu agar produktivitas Anda lebih maksimal.

Makan secara teratur

Jalani pola hidup sehat dengan makan secara teratur tiga kali sehari dan camilan di antaranya jika diperlukan. Disarankan untuk selalu makan di waktu yang sama setiap harinya dan mengawali hari dengan sarapan sehat.

Santai

Luangkan waktu untuk bersantai, seperti membaca buku, mandi dengan air hangat, dan mendengarkan musik. Selain itu, Anda juga bisa melakukan meditasi, latihan relaksasi, atau yoga.

Kurangi konsumsi obat

Konsultasikan dengan dokter jika Anda terlalu sering mengonsumsi obat pereda sakit, termasuk obat yang dijual secara bebas, karena mengonsumsi obat lebih dari dua kali dalam sepekan bisa membuat sakit kepala lebih sering kambuh.

Rutin berolahraga

Olahraga yang dilakukan secara rutin bisa membantu mengurangi stres. Mulailah berolahraga secara perlahan untuk mengurangi terjadinya cedera, dan pilihlah olahraga yang Anda gemari, seperti berenang, bersepeda, atau berjalan.

SAKIT GIGI

Pengertian Sakit Gigi

Di dalam gigi ada yang namanya pulpa gigi yang terdiri dari pembuluh darah, jaringan, serta saraf-saraf yang sensitif. Sakit gigi terjadi ketika pulpa mengalami radang.
Sakit gigi-alodokter
Peradangan itu sendiri penyebabnya bermacam-macam, antara lain karena adanya tumpukan nanah di bagian dasar gigi akibat infeksi bakteri (abses periapikal), gigi retak, penyusutan gusi, kerusakan gigi yang mengakibatkan lubang, rusaknya tambalan, serta gigi yang terjepit di antara gigi lainnya ketika tumbuh.
Mereka yang menderita sakit gigi biasanya mengalami gejala seperti nyeri di sekitar gigi dan rahang, pembengkakan, sakit kepala, bahkan demam. Tingkat keparahan nyeri bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga hebat. Dan menurut pola kemunculannya, nyeri bisa timbul dan hilang secara berulang-ulang atau terasa terus-menerus (konstan).
Seringkali penderita sakit gigi merasakan nyeri atau ngilu yang memburuk pada malam hari atau ketika mereka makan dan minum, terutama yang terlalu dingin atau panas.

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah sakit gigi

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Karena itu, jika gigi Anda saat ini masih sehat, segeralah lakukan langkah pencegahan sebelum sakit gigi datang. Usaha pencegahan tersebut di antaranya:
  • Memeriksakan gigi Anda ke dokter setidaknya satu kali dalam setahun.
  • Membatasi konsumsi makanan atau minuman manis, misalnya seperti cokelat, kue, dan permen.
  • Menyikat gigi dua kali sehari, terutama setelah makan.
  • Bersihkan cela-cela gigi dengan dental floss atau benang gigi.
  • Sebagai pelengkap dan untuk lebih memastikan bakteri-bakteri di mulut telah mati, gunakan cairan pembersih mulut.
  • Berhenti atau mengurangi merokok. Merokok berdampak buruk pada kesehatan gigi dan mulut.

Pengobatan sakit gigi

Jika sakit gigi telah dirasakan selama lebih dari dua hari,makin parah hingga menyebabkan demam atau sulit membuka mulut, maka pergilah ke dokter.
Dalam mengobati sakit gigi, dokter akan menentukan cara apa yang akan dipakai, tergantung kepada penyebab sakit  gigi itu sendiri.
  • Jika sakit gigi disebabkan oleh pertumbuhan gigi baru yang terjepit di antara gigi lainnya dan menekan rahang, maka sebagai solusi satu-satunya, dokter mungkin akan mencabut gigi baru Anda tersebut.
  • Jika gigi mengalami pembusukan dan berlubang, biasanya dokter akan melakukan penambalan. Sebelum ditambal, bagian yang membusuk akan dibersihkan dan disterilkan dari bakteri terlebih dahulu. Jika parah, gigi tersebut mungkin dicabut.
  • Jika pulpa yang terinfeksi adalah penyebab sakit gigi, maka kasus ini biasanya ditangani dengan pengobatan kanal akar gigi.

Penanganan sakit gigi sebelum ke dokter

Ada beberapa langkah pengobatan sakit gigi yang bisa Anda lakukan di rumah sebelum menemui dokter, di antaranya:
  • Berkumurlah dengan menggunakan air hangat.
  • Bersihkan gigi Anda dengan menggunakan dental floss atau benang gigi.
  • Bersihkanlah bagian yang diduga sebagai sumber sakit gigi dengan obat-obatan antiseptik.
  • Minumlah obat penghilang rasa sakit, seperti parasetamol, untuk meredakan nyeri. Atau Anda juga bisa menggunakan minyak cengkeh yang telah dioleskan pada kapas.
Ingatlah bahwa jangan pernah menggunakan obat-obatan pereda rasa sakit kimia dengan cara dibubuhkan langsung pada bagian yang mengalami sakit. Cara tersebut dikhawatirkan dapat merusak jaringan gusi. Sakit gigi perlu penanganan dokter karena akan bertambah parah jika dibiarkan.

Friday, September 25, 2015

RUBELLA

Pengertian Rubella

Rubella atau campak Jerman umumnya menyerang anak-anak dan remaja. Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah.
Penularan utamanya dapat melalui titik-titik air di udara yang berasal dari batuk atau bersin penderita. Berbagi makanan atau minuman dengan penderita juga dapat menularkan rubella. Sama halnya jika Anda menyentuh mata, hidung, atau mulut Anda setelah memegang benda yang terkontaminasi virus rubella.
alodokter-rubella

Rubella dan Kehamilan

Walau sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda dengan campak. Penyakit ini biasanya lebih ringan dibandingkan dengan campak. Tetapi jika menyerang wanita yang sedang hamil, terutama sebelum usia kehamilan lima bulan, rubella berpotensi tinggi untuk menyebabkan sindrom rubella kongenital atau bahkan kematian bayi dalam kandungan. WHO memperkirakan tiap tahun terdapat sekitar 100.000 bayi di dunia yang terlahir dengan sindrom ini.
Sindrom rubella kongenital dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti tuli, katarak, penyakit jantung kongenital, kerusakan otak, organ hati, serta paru-paru. Diabetes tipe 1,hipertiroidisme, hipotiroidisme, serta pembengkakan otak juga dapat berkembang pada anak yang terlahir dengan sindrom ini.

Penderita Rubella di Indonesia

Sejak adanya program vaksinasi, jumlah kasus rubella yang tercatat secara global berkurang secara signifikan. Pada tahun 2012, penderita rubella di Asia Tenggara yang tercatat oleh WHO adalah sekitar 6.500 jiwa. Di Indonesia sendiri, Riskesdas melaporkan bahwa terdapat lebih dari 400 kasus rubella yang tercatat di Indonesia pada tahun 2011.

Gejala-gejala Rubella

Penderita rubella pada anak-anak cenderung mengalami gejala-gejala yang lebih ringan daripada penderita dewasa. Tetapi ada juga penderita rubella yang tidak mengalami gejala apa pun dan tetap dapat menularkan rubella.
Penyakit ini umumnya membutuhkan waktu sekitar 14-21 hari sejak terjadi pajanan sampai menimbulkan gejala. Gejala-gejala umum rubella meliputi:
  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Hidung tersumbat atau beringus.
  • Tidak nafsu makan dan mual.
  • Iritasi ringan pada mata.
  • Pembengkakan kelenjar limfa pada telinga dan leher.
  • Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan yang awalnya muncul di wajah lalu menyebar ke badan, tangan, dan kaki. Ruam ini umumnya berlangsung selama 1-4 hari.
  • Nyeri pada sendi, terutama pada penderita wanita.
Begitu terinfeksi, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 5-7 hari. Masa penularan tertinggi penderita rubella biasanya pada 1-5 hari setelah ruam muncul.
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter.

Proses Diagnosis Rubella

Ruam kemerahan akibat rubella memiliki karakteristik yang mirip dengan ruam-ruam lain. Guna memastikan diagnosis, dokter biasanya mengambil sampel air liur atau darah untuk diperiksa di laboratorium.
Tes tersebut digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi rubella. Jika terdapat antibodi IgM, berarti Anda sedang mengidap rubella. Sedangkan keberadaan antibodi IgG berarti Anda sudah pernah mengidap rubella atau sudah menerima vaksinasi.
Pemeriksaan rubella juga bisa dimasukkan dalam tes prenatal untuk ibu hamil, khususnya untuk yang berisiko tinggi. Pemeriksaan ini dilakukan melalui tes darah.
Jika ibu hamil didiagnosis mengidap rubella, pemeriksaan lanjutan yang mungkin dianjurkan adalah USG dan amniosentesis. Amniosentesis adalah prosedur pengambilan dan analisis sampel cairan ketuban untuk mendeteksi kelainan pada janin.

Langkah Penanganan Rubella

Rubella tidak membutuhkan penanganan medis khusus dari dokter. Penanganan dapat dilakukan di rumah dengan langkah-langkah sederhana. Tujuannya adalah untuk meringankan gejala dan bukan mempercepat penyembuhan rubella. Berikut ini beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan.
  • Beristirahatlah sebanyak mungkin.
  • Minum banyak air putih untuk mencegah dehidrasi.
  • Mengurangi nyeri dan demam. Penderita dapat mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen untuk menurunkan panas dan meredakan nyeri pada sendi.
  • Minum air hangat bercampur madu dan lemon untuk meredakan sakit tenggorokan dan hidung beringus.

Pencegahan Rubella

Pencegahan rubella yang paling efektif adalah dengan vaksinasi, terutama bagi wanita yang berencana untuk hamil. Sekitar 90 persen orang yang menerima vaksin ini akan terhindar dari rubella.
Pencegahan rubella tergabung dalam vaksin kombinasi MMR yang juga mencegah campak dan gondong. Vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib bagi anak di Indonesia.
Vaksin MMR dapat dijalani kapan saja, tapi umumnya diberikan saat anak berusia satu tahun tiga bulan dan diulangi saat anak berusia enam tahun.
Wanita yang merencanakan kehamilan juga dianjurkan memeriksakan diri melalui tes darah. Jika hasil tes menunjukkan bahwa seorang wanita belum memiliki kekebalan terhadap rubella, dokter akan menganjurkannya untuk menerima vaksin MMR. Setelah itu, dia harus menunggu minimal empat minggu untuk hamil. Harap diingat bahwa vaksinasi ini tidak boleh dijalani saat sedang hamil.
Selain vaksin, mencegah penularan dan penyebaran rubella juga penting. Cara-caranya meliputi:
  • Hindari kontak dengan penderita sebisa mungkin, khususnya untuk ibu hamil yang belum menerima vaksin MMR dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
  • Pindahkan penderita ke ruangan terpisah yang jauh dari anggota keluarga.
  • Menjaga kebersihan diri, misalnya selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah bepergian, atau jika terjadi kontak dengan penderita.