Tuesday, September 1, 2015

PENYAKIT KUNING

Pengertian Penyakit Kuning

Penyakit kuning terjadi akibat adanya penumpukan zat berwarna kuning yang disebut bilirubin di dalam darah dan jaringan tubuh.
Bilirubin merupakan zat sisa yang dihasilkan ketika sel darah merah terurai. Sebelum dibuang oleh tubuh, bilirubin dibawa terlebih dahulu menuju hati melalui aliran darah. Di dalam hati, bilirubin dicampur dengan cairan empedu. Kedua zat ini kemudian melewati sistem pencernaan untuk dibuang. Sebagian besar bilirubin dibuang dari tubuh dalam bentuk kotoran dan sebagian kecil dibuang dalam bentuk urin. Ini yang membuat urin kita berwarna kuning dan tinja berwarna cokelat.
penyakit kuning-alodokter
Ketika hati tidak bisa menangani bilirubin yang diproduksi oleh tubuh, bilirubin pun menumpuk dan menyebabkan gejala-gejala penyakit kuning. Penyakit kuning membuat kulit, mata, serta lapisan lendir yang terdapat pada hidung dan mulut penderita menjadi berwarna kuning. Selain itu, jika bilirubin tidak terbuang dengan baik melalui sistem pencernaan, kotoran berubah warna menjadi kuning terang. Urin berubah menjadi lebih gelap karena terdapat gangguan pada sistem pembuangan bilirubin melalui tinja.

Penyebab penyakit kuning

Berdasarkan penyebabnya, penyakit kuning terbagi menjadi tiga jenis yaitu penyakit kuning pre-hepatic, intra-hepatic, dan post-hepatic. ‘Hepatic’ berarti organ hati. Dengan kata lain, penyebab penyakit kuning bisa terjadi akibat gangguan sebelum bilirubin dibawa oleh darah memasuki hati, di dalam hati atau setelah melewati hati.
Penyakit kuning pre-hepatic terjadi ketika kadar bilirubin meningkat akibat penguraian sel darah merah yang terjadi secara lebih cepat daripada normal. Kondisi ini di antaranya bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, misalnya anemia hemolitik dan anemia sel sabit. Penyakit kuning pre-hepatic dapat diderita oleh berbagai umur termasuk anak-anak.
Penyakit kuning intra-hepatic disebabkan oleh gangguan yang terjadi di dalam hati yang mengakibatkan organ tersebut kurang mampu untuk memproses bilirubin, Kerusakan hati ini di antaranya bisa disebabkan oleh hepatitis dan sirosis.
Penyakit kuning post-hepatic terjadi ketika terganggunya pembuangan cairan empedu yang mengandung bilirubin ke dalam sistem pencernaan, misalnya akibat saluran empedu yang terhambat, mengalami radang, atau bahkan rusak. Beberapa kondisi medis yang menyebabkan hal ini adalah tumor dan batu empedu.
Penyakit kuning intra-hepatic maupun post-hepatic lebih sering diderita oleh mereka yang memasuki usia setengah baya hingga lebih tua.

Diagnosis penyakit kuning

Diagnosis penyakit kuning dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik yang sederhana misalnya melihat kulit, putih mata dan telapak tangan apakah menguning. Tapi diagnosis tidak berhenti di situ. Penyebab penyakit kuning perlu dicari tahu. Pada awal pemeriksaan, dokter akan mencoba mencari petunjuk melalui keterangan langsung dari pasien perihal gejala dan riwayat kesehatannya.
Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, misalnya memeriksa adanya pembengkakan pada hati sebagai tanda-tanda hepatitis, atau memeriksa adanya pembengkakan pada kaki sebagai tanda-tanda sirosis.
Setelah petunjuk didapat, maka untuk benar-benar memastikan penyebab penyakit kuning, biasanya dokter dapat melakukan pemeriksaan atau tes lanjutan, seperti pemeriksaan darah, tes urin, biopsi hati, dan pemeriksaan melalui gambar.

Pengobatan penyakit kuning

Pengobatan penyakit kuning tergantung kepada jenis penyakit kuning itu sendiri, penyebab, dan tingkat keparahannya. Diagnosis yang tepat akan membantu dokter dalam memberikan penanganan yang tepat pula.

Pencegahan penyakit kuning

Banyak kondisi atau faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit kuning, salah satunya adalah hepatitis. Upaya pencegahan yang bisa kita lakukan adalah dengan meminimalisasi risiko terkena kondisi tersebut.
Selain itu, berolahraga secara teratur, mengontrol konsumsi alkohol, dan menjaga berat badan juga penting untuk diterapkan sebagai upaya mencegah penyakit kuning.

Penyebab Penyakit Kuning

Penyakit kuning disebabkan oleh berbagai macam masalah kesehatan yang menghambat pembuangan zat bilirubin dari darah ke hati, lalu ke luar tubuh. Terhambatnya metabolisme tersebut menyebabkan bilirubin bertumpuk di dalam darah dan jaringan tubuh sehingga membuat kulit penderitanya terlihat berwarna kuning, termasuk bagian putih dari bola matanya.
Berdasarkan penyebabnya, penyakit kuning terbagi menjadi tiga seperti berikut ini.

Penyakit kuning pre-hepatic

Penyakit kuning pre-hepatic terjadi ketika kadar bilirubin meningkat akibat penguraian sel darah merah yang terjadi lebih cepat dibandingkan biasanya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa kondisi medis:
  • Anemia sel sabit
  • Anemia hemolitik
  • Malaria
  • Talasemia
  • Sferositosis turunan
  • Sindrom Gilbert

Penyakit kuning intra-hepatic

Penyakit kuning intra-hepatic disebabkan oleh gangguan yang terjadi di dalam hati yang mengakibatkan organ tersebut kurang mampu memproses bilirubin. Kerusakan pada hati bisa disebabkan oleh:
  • Demam kelenjar
  • Sirosis
  • Hepatitis A, B, dan C
  • Hepatitis autoimun
  • Peradangan saluran empedu atau cholangitis
  • Kanker hati
  • Leptospirosis
  • Sindrom Dubin-Johnson
  • Sindrom Gilbert
  • Kerusakan hati akibat alkohol, narkoba, overdosis obat, atau zat kimia lainnya.

Penyakit kuning post-hepatic

Penyakit kuning post-hepatic terjadi ketika terdapat gangguan pada proses pembuangan cairan empedu yang mengandung bilirubin ke dalam sistem pencernaan akibat saluran empedu yang terhambat, mengalami radang, atau bahkan rusak. Beberapa kondisi medis yang menyebabkan hal ini:
  • Radang pankreas atau pankreatitis
  • Batu empedu­
  • Kanker pada saluran atau kantong empedu
  • Kanker pankreas

Diagnosis Penyakit Kuning

Diagnosis penyakit kuning meliputi pemeriksaan secara luas guna mengetahui penyebab kondisi tersebut.
Karena faktor pemicu penyakit kuning bisa bermacam-macam, maka untuk mendapatkan petunjuk mengenai itu, pertama-tama dokter biasanya akan menanyakan langsung pada pasien mengenai gejala atau pun riwayat kesehatannya.
Selain itu pasien juga akan ditanya mengenai gaya hidupnya, misalnya apakah pasien termasuk orang yang suka minum alkohol atau mengonsumsi obat-obatan tertentu yang dapat merusak fungsi hati.
Setelah melakukan pemeriksaan fisik yang berguna untuk memberi petunjuk mengenai penyebab penyakit kuning, dokter akan menganjurkan beberapa tes medis untuk mengonfirmasi diagnosis.
  • Pemeriksaan darah untuk mengetahui fungsi hati. Terganggunya fungsi hati bisa disebabkan oleh penyakit sirosis, hepatitis, atau pun konsumsi alkohol yang berlebihan. Selain itu, infeksi malaria pun dapat terdeteksi dengan pemeriksaan darah jika kondisi tersebut ada.
  • Tes urin untuk mengetahui kadar urobilinogen. Urobilinogen adalah zat yang diproduksi setelah bakteri sistem pencernaan mengurai bilirubin. Rendahnya kadar urobilinogen di dalam urin bisa mengindikasikan pasien menderita penyakit kuningpost-hepatic. Sedangkan tingginya kadar urobilinogen di dalam urin bisa berarti pasien menderita penyakit kuning pre-hepatic atau intra hepatic.
  • Biopsi hati untuk mengetahui adanya kerusakan pada hati. Melalui biopsi, sampel sel hati pasien akan diambil dan diperiksa di laboratorium. Metode ini biasanya dilakukan jika dokter mencurigai terjadinya kerusakan pada organ tersebut yang disebabkan misalnya oleh kanker atau sirosis.
  • Pencitraan untuk mengetahui adanya kelainan di dalam hati dan sistem saluran empedu. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk menguatkan bukti jika dokter mencurigai pasien menderita penyakit kuning inta-hepatic atau post-hepatic.Contoh-contoh pemeriksaan dengan pencitraan adalah endoskopi, CT scan, MRI scan, dan USG.

Pengobatan Penyakit Kuning

Pengobatan penyakit kuning tergantung pada jenis penyakit kuning itu sendiri, penyebab, dan tingkat keparahannya.
Pada penyakit kuning pre-hepatic, sasaran pengobatan adalah untuk mencegah terjadinya peningkatan kadar bilirubin di dalam darah akibat penguraian sel darah merah yang terlalu cepat. Sedangkan pada penyakit kuning intra-hepatic, sasaran pengobatan adalah untuk memperbaiki kerusakan dan mencegah meluasnya kerusakan pada organ hati. Pada penyakit kuning post-hepatic, sasaran pengobatan adalah untuk menyingkirkan hambatan yang ada di dalam saluran empedu, guna memperlancar pembuangan cairan empedu yang mengandung bilirubin ke sistem pencernaan.
Jika penyakit kuning pre-hepatic disebabkan oleh malaria, maka ini bisa ditangani dengan pemberian obat-obatan yang menangani malaria. Pada kondisi turunan seperti penyakit talasemia atau anemia sel sabit, penanganan kadang membutuhkan transfusi darah.
Untuk kasus penyakit kuning intra-hepatic, tujuan utama penanganan adalah mencegah perkembangan penyakit hati. Jika konsumsi alkohol berlebihan atau paparan zat kimia tertentu menjadi pemicu penyakit kuning, terutama jenis ­intra-hepatic, maka pasien perlu mengontrol asupan alkohol atau menghindar dari paparan zat kimia tersebut agar kerusakan hati tidak meningkat.
Untuk penyakit hepatitis akibat infeksi virus, obat antivirus bisa digunakan. Namun jika kerusakan hati yang terjadi sudah parah dan tidak bisa lagi ditangani dengan obat, maka dokter akan menyarankan pasien melakukan pencangkokan hati.
Prosedur operasi biasanya dibutuhkan untuk menangani penyakit kuning post-hepaticuntuk membuka sistem saluran empedu yang tersumbat. Bahkan pengambilan kantong empedu kadang diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

Pencegahan Penyakit Kuning

Begitu banyak faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit kuning. Masing-masing dari faktor atau kondisi tersebut membutuhkan langkah pencegahan yang berbeda pula. Meski demikian, ada beberapa garis besar pencegahan guna meminimalisasi risiko kita terkena penyakit kuning, di antaranya:
  • Melakukan vaksinasi hepatitis A dan B.
  • Menghindari penggunaan jarum suntik secara sembarangan dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual agar tidak tertular hepatitis B, dan terutama hepatitis C yang belum ada vaksinasinya.
  • Menjaga berat badan sehat (kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terkena batu empedu dan sirosis).
  • Membatasi konsumsi minuman keras.
  • Menyiapkan atau membawa obat-obatan pereda malaria jika ingin melakukan perjalanan ke daerah yang rawan kondisi tersebut.
  • Selalu mengonsumsi makanan atau air minum yang bersih.
  • Menghindari paparan zat kimia yang dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
  • Berolahraga secara teratur, berkisar dua setengah jam per minggu.

1 comment:

  1. Mencegah ejakulasi dini pria – tips yang akan kami berikan adalah mengenai tentang menjauhi ejakulasi dini yang merupakan masalah sangat lumrah atau di eluh eluhkan pada pria. Ejakulasi dini akan membuat rasa ketidakpuasan terhadap istri atau pasangannya berkurang dan bisa akan malas melayani sang suami.
    obat pembesar alat vital pria
    tahan lama
    sex tahan lama
    ramuan tahan lama
    jamu kuat tahan lama

    ReplyDelete