Thursday, September 24, 2015

RADANG OTAK

Pengertian Radang Otak

Radang otak adalah inflamasi yang terjadi pada otak. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tapi anak-anak serta lansia memiliki risiko tertinggi karena sistem kekebalan tubuh mereka yang cenderung lebih lemah.
Meski jarang terjadi, radang otak berpotensi menjadi kondisi yang serius dan dapat mengancam jiwa. Perkembangan penyakit ini juga sulit ditebak. Diagnosis dan pengobatan yang cepat serta efektif adalah kunci utama dalam menangani kondisi ini.
alodokter-radang-otak

Gejala-gejala Radang Otak

Radang otak umumnya diawali dengan gejala-gejala ringan, seperti sakit kepala, lelah, demam, serta pegal-pegal. Kondisi penderita kemudian dapat menurun secara drastis dengan indikasi-indikasi yang lebih serius yang meliputi:
  • Kejang-kejang
  • Perubahan kondisi mental, seperti linglung.
  • Halusinasi.
  • Otot yang lemas.
  • Kelumpuhan pada wajah serta bagian tubuh tertentu.
  • Gangguan pada kemampuan bicara atau pendengaran.
  • Pingsan.
  • Leher yang kaku.
  • Pandangan kabur atau bahkan kehilangan penglihatan.
Gejala awal penyakit ini cenderung mirip dengan indikasi flu sehingga sulit dideteksi. Karena itu, segeralah ke rumah sakit jika Anda atau anak Anda mengalami gejala flu yang makin parah dan yang disertai dengan perubahan kondisi mental.

Penyebab Radang Otak

Sebagian besar kasus radang otak, penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Namun, berbagai jenis infeksi juga dapat menyebabkan radang otak, terutama infeksi virus. Jenis-jenis radang otak ditentukan berdasarkan penyebabnya. Pemicu tersebut umumnya meliputi:
  • Infeksi yang terjadi secara langsung dalam otak.
  • Reaksi sistem kekebalan tubuh akibat infeksi lain, misalnya karena campak, rubella, atau bahkan HIV. Radang otak terjadi akibat sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan otak.
  • Komplikasi dari infeksi virus, misalnya virus herpes simpleks, virus varisela zoster, atau virus Epstein-Barr.
  • Virus dari hewan, misalnya virus rabies serta virus yang disebarkan oleh nyamuk dan caplak.
Para pakar menduga bahwa penyebaran infeksi ke dalam otak dapat melalui aliran darah serta saraf.

Proses Diagnosis Radang Otak

Karena gejalanya yang mirip dengan penyakit lain, radang otak sering disalahartikan sebagai penyakit lain sehingga sulit terdeteksi. Selain menanyakan gejala-gejala Anda, dokter akan menganjurkan pemeriksaan serta tes-tes untuk memastikan diagnosis.
Beberapa jenis pemeriksaan yang akan disarankan meliputi CT scan atau MRI scan, pungsi lumbar, tes darah, tes urine, serta elektroensefalogram atau EEG. Pemeriksaan lebih lanjut ini juga berfungsi menghapus kemungkinan adanya penyakit atau masalah otak lainnya.

Pengobatan Radang Otak

Radang otak berpotensi mengancam jiwa, terutama yang parah, sehingga membutuhkan penanganan darurat di rumah sakit. Proses penanganan radang otak bertujuan untuk menghentikan dan mengobati infeksi, mengatasi komplikasi yang berpotensi muncul akibat demam, serta mencegah komplikasi jangka panjang.
Penanganan radang otak untuk tiap pasien berbeda-beda. Penentuannya tergantung pada jenis radang otak yang diderita oleh pasien. Langkah penanganan umumnya meliputi antivirus, kortikosteroid, atau imunosupresan.
Sebagian besar radang otak akibat infeksi virus akan diatasi dengan obat antivirus, seperti aciclovir. Meski demikian, keefektifan antivirus tetap terbatas karena tidak semua jenis virus bisa diatasi dengan obat ini. Obat antivirus hanya efektif untuk memberantas virus herpes simpleks dan varisela zoster. Efek samping obat ini meliputi diare, mual, muntah, serta nyeri pada otot atau sendi.
Untuk mengatasi radang otak akibat komplikasi dari infeksi tertentu, dokter memberi suntikan kortikosteroid sebagai langkah penanganannya. Kortikosteroid akan menurunkan kinerja abnormal dari sistem kekebalan tubuh sekaligus mengurangi inflamasi pada otak. Jika obat ini dinilai kurang efektif, dokter mungkin akan menambahkan terapi imunoglobulin untuk pasien.
Sama seperti obat antivirus, kortikosteroid juga berpotensi menyebabkan mual dan muntah. Gangguan pencernaan lain serta emosi yang tidak stabil juga bisa terjadi.
Kortikosteroid dan imunoglobulin juga dapat digunakan untuk menangani radang otak yang terjadi karena kondisi autoimun. Obat-obatan tersebut dapat dikombinasikan dengan pemberian imunosupresan seperti ciclosporin. Sensasi kesemutan atau kebas, hipertensi, tremor, serta nyeri dan kram otot termasuk dalam efek samping yang mungkin muncul saat menggunakan imunosupresan.
Sementara dalam kasus langka radang otak yang terjadi karena infeksi akibat jamur atau bakteri, dokter akan memberikan obat antibiotik atau antijamur untuk mengatasinya.
Di samping obat-obatan, pasien radang otak membutuhkan bantuan peralatan medis lain. Misalnya, alat bantu pernapasan serta tabung untuk menyalurkan nutrisi. Masa penyembuhan yang dibutuhkan pasien juga cenderung memakan waktu lama hingga berbulan-bulan.

Risiko Komplikasi Radang Otak

Dampak radang otak tentu tidak sama pada tiap pasien. Ada yang bisa sembuh total, tapi ada juga yang mengalami komplikasi. Di antara seluruh kasus radang otak yang terjadi, diperkirakan sekitar 10 persen meninggal dunia.
Risiko komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada banyak faktor. Di antaranya adalah usia pasien, jenis dan tingkat keparahan radang otak, serta kecepatan penanganan. Beberapa komplikasi yang berpotensi muncul meliputi:
  • Kelelahan yang berkepanjangan.
  • Hilang ingatan. Dialami oleh 70 persen di antara penderita radang otak.
  • Epilepsi. Sekitar 25 persen penderita dewasa dan 50 persen penderita anak-anak mengalaminya.
  • Gangguan kemampuan fisik dan motorik.
  • Perubahan kepribadian dan perilaku.
  • Gangguan kemampuan bicara dan penguasaan bahasa. Dialami oleh sekitar 30 persen penderita.
  • Perubahan emosi, misalnya kecemasan dan emosi yang tidak stabil.
  • Gangguan konsentrasi.

Langkah Pencegahan Radang Otak

Radang otak termasuk kondisi yang sulit dicegah. Pencegahan utama yang dapat Anda lakukan adalah melalui vaksinasi MMR. Langkah sederhana lain yang bisa diambil untuk menghindari kondisi ini adalah:
  • Menjaga kebersihan. Misalnya dengan sering mencuci tangan dan membersihkan rumah secara teratur.
  • Menghindari gigitan nyamuk. Kenakan pakaian tertutup saat tidur atau saat keluar rumah pada malam hari, gunakan semprotan antinyamuk, serta gunakan losion antinyamuk.

No comments:

Post a Comment