Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan jaringan di salah satu atau kedua paru-paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Pada saat menderita pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara yang kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru akan bengkak dan penuh cairan.
Gejala umum pneumonia meliputi batuk, demam dan kesulitan bernapas. Bronkopneumonia, pneumonia lobular, dan pneumonia bilateral, ketiganya merujuk pada penyakit yang sama dengan penyebab dan pengobatan yang sejenis.
Penderita Pneumonia di Indonesia
Pneumonia merupakan penyebab kematian anak-anak tertinggi di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat sekitar 1,1 juta orang anak di dunia yang meninggal tiap tahun akibat penyakit ini.
Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-8 terbesar di dunia terkait angka kematian anak-anak karena pneumonia. Pada tahun 2008 saja, penyakit ini telah merenggut sekitar 38.000 jiwa anak Indonesia.
Pneumonia paling umum ditemukan dan berpotensi untuk bertambah parah pada bayi dan anak-anak (terutama, di bawah usia dua tahun), manula (terutama, di atas 65 tahun), orang dengan masalah kesehatan lain, seperti penyakit paru-paru atau sistem kekebalan tubuh yang lemah, serta perokok. Mereka cenderung memiliki risiko tinggi untuk memerlukan perawatan di rumah sakit.
Jika ada gejala pneumonia yang Anda alami, konsultasi kepada dokter karena mungkin Anda akan membutuhkan rontgen dada atau pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis Anda. Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami gejala yang parah seperti napas terengah-engah, dada sakit, atau kebingungan.
Penyebab dan Pencegahan Pneumonia
Bakteri streptococcus pneumoniae sering menyebabkan pneumonia. Pneumonia sendiri juga bisa diakibatkan oleh virus dan bakteri lain. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan dan pola hidup sehat.
Tidak merokok juga akan menjauhkan Anda dari pneumonia karena rokok dapat merusak paru-paru dan mempertinggi risiko infeksi. Vaksin PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine) dan vaksin influenza sangat dianjurkan bagi orang yang berisiko tinggi terkena pneumonia.
Pengobatan dan Komplikasi Pneumonia
Pneumonia ringan umumnya bisa ditangani dengan antibiotik yang diresepkan dokter, istirahat, dan banyak minum tanpa perlu dirawat di rumah sakit. Orang dengan kondisi fisik yang biasanya sehat akan pulih secara normal.
Jika pengidap pneumonia memiliki penyakit lain, kondisinya bisa bertambah parah dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Kesehatan dan usia penderita akan memengaruhi risiko komplikasi akibat pneumonia. Beberapa komplikasi yang dapat berakibat fatal, antara lain infeksi atau bakteri dalam darah (septikemia) dan abses (pengumpulan nanah) pada paru-paru.
Gejala Pneumonia
Gejala pneumonia bisa muncul secara tiba-tiba (setelah satu atau dua hari) atau secara perlahan-lahan dalam waktu beberapa hari. Pneumonia memiliki bermacam-macam gejala yang mungkin mirip dengan infeksi saluran pernapasan, seperti bronkitis akut.
Gejala umum yang biasanya muncul adalah:
- Demam, berkeringat, dan menggigil.
- Batuk kering atau batuk dengan dahak kental berwarna kuning atau hijau dan disertai darah.
- Kesulitan bernapas berupa napas terengah-engah dan pendek serta mengalami sesak napas walau sedang beristirahat.
- Rasa sakit di dada saat menarik napas dalam atau batuk.
- Detak jantung yang cepat.
- Nyeri pada sendi-sendi.
- Kehilangan nafsu makan.
- Mual dan muntah.
- Sakit kepala.
Jika Anda mengalami gejala pneumonia, periksakanlah diri Anda ke dokter. Tetapi segera cari bantuan medis jika yang Anda alami adalah gejala yang parah, terutama napas terengah-engah, demam yang tidak kunjung turun, sakit dada, atau kebingungan.
Penyebab Pneumonia
Penyebab pneumonia pada umumnya adalah infeksi akibat bakteri, tapi juga bisa diakibatkan oleh banyak virus.
Lokasi penularan juga bisa memengaruhi jenis kumannya. Misalnya, kuman penyebab pneumonia yang didapat dari lingkungan umum berbeda dengan pneumonia yang didapat dari rumah sakit.
Pneumonia juga bisa berkembang lewat infeksi dari bagian tubuh lain, di mana kuman masuk ke paru-paru melalui aliran darah. Tetapi umumnya penyebab infeksi pneumonia masuk melalui udara saat kita bernapas.
Pneumonia Akibat Bakteri
Bakteri Streptococcus pneumoniae adalah penyebab pneumonia pada orang dewasa yang paling umum. Nama lain dari jenis pneumonia ini adalah pneumonia pneumokokus.
Sedangkan bakteri lain yang juga dapat menyebabkan pneumonia, tapi lebih jarang adalah Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, dan pneumonia mikoplasma (lebih sering menulari anak-anak serta remaja).
Pneumonia Akibat Virus
Jenis virus penyebab pneumonia yang paling umum adalah virus sinsitial pernapasan (RSV) dan virus influenza tipe A atau B. Virus juga biasanya jadi penyebab umum untuk pneumonia pada anak-anak.
Pneumonia Aspirasi
Pneumonia aspirasi adalah pneumonia yang dipicu karena menghirup objek asing (misalnya, kacang), muntah, dan substansi berbahaya (misalnya, asap atau bahan kimia). Objek atau subtansi tersebut akan menyebabkan iritasi atau bahkan merusak paru-paru.
Orang-orang yang Lebih Berisiko Tertular Pneumonia
Pneumonia biasanya menyerang orang-orang yang memiliki risiko infeksi yang tinggi, antara lain:
- Bayi dan anak-anak, terutama yang di bawah usia dua tahun.
- Manula, terutama yang berusia di atas 65 tahun.
- Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV, penderita kanker yang menjalani kemoterapi, atau orang yang baru sembuh flu.
- Orang yang memiliki penyakit kronis lain, misalnya penderita asma, fibrosis sistik,penyakit jantung, atau penyakit hati.
Diagnosis Pneumonia
Diagnosis pneumonia terkadang sulit dilakukan karena gejalanya mirip dengan penyakit lain, seperti flu, bronkitis, dan asma. Dokter akan mengajukan pertanyaan sekitar gejala yang dialami seperti sering durasi dan jenis batuk yang di alami, warna dahak, dan apakah ada mengalami sesak napas atau tidak.
Dokter juga akan mengukur suhu tubuh dan memeriksa rongga dada Anda dengan stetoskop. Paru-paru yang penuh cairan memiliki bunyi yang berbeda dengan yang sehat. Karena itu, dokter biasanya mengetuk-ngetuk dada Anda untuk mendengarkan bunyinya.
Jika mencurigai Anda menderita pneumonia, dokter akan menganjurkan beberapa tes lagi untuk memastikan diagnosis Anda. Pemeriksaan tersebut meliputi:
- Rontgen dada. Untuk memastikan keberadaan pneumonia dan bagian paru-paru yang terinfeksi.
- Tes darah dan pemeriksaan sampel dahak. Kedua proses ini bisa membantu pengidentifikasian bakteri atau virus penyebab infeksi.
Pneumonia terkadang bisa menjadi indikasi awal kanker paru-paru terutama terjadi pada seorang perokok yang berusia 50 tahun atau lebih. Karena itu, rontgen dada sangat dianjurkan.
Jika rontgen awal Anda tidak mendeteksi kanker, Anda boleh mempertimbangkan untuk menjalani rontgen kedua pada enam minggu kemudian untuk memeriksa ulang kesehatan paru-paru Anda.
Pengobatan Pneumonia
Kondisi pneumonia yang parah akan membutuhkan penanganan di rumah sakit, sedangkan jika ringan biasanya dapat diobati di rumah dengan antibiotik dari dokter, banyak istirahat, dan banyak minum.
Rawat Inap di Rumah Sakit
Penanganan medis dari rumah sakit untuk pneumonia yang parah meliputi pemberian antibiotik dan cairan tubuh lewat infus, serta oksigen untuk membantu pernapasan. Ventilator di Ruang Perawatan Intensif (ICU) juga mungkin dibutuhkan untuk membantu sistem pernapasan yang sedang lemah.
Pengobatan di Rumah
Bagi kasus pneumonia yang tidak parah, dokter bisa memberikan resep antibiotik bagi penderita untuk diminum di rumah. Batuk Anda mungkin akan berlangsung sampai 14-21 hari setelah Anda menghabiskan antibiotik. Anda juga akan terus merasa lemas sepanjang masa penyembuhan.
Hubungi dokter jika kondisi Anda tidak lebih membaik setelah dua hari memulai pengobatan antibiotik. Mungkin saja penyebabnya bukan bakteri, tapi virus. Antibiotik tidak efektif untuk virus karena sistem kekebalan tubuhlah yang harus memproduksi antibodi untuk memusnahkannya.
Selain itu, bakteri penyebab infeksi juga kemungkinan resistan terhadap antibiotik yang diberikan. Dokter biasanya akan mengganti atau menambah jenis antibiotik Anda.
Anda juga bisa meminum analgesik seperti parasetamol atau ibuprofen untuk mengurangi nyeri sendi dan menurunkan demam. Tetapi hindari ibuprofen jika Anda alergi terhadap aspirin atau obat anti inflamasi nonstereoid lain atau jika Anda menderita asma, tukak pada lambung, gangguan hati, atau pencernaan.
Minumlah yang banyak agar Anda terhindar dari dehidrasi dan perbanyak istirahat untuk membantu pemulihan fisik. Jika Anda adalah perokok, sangatlah penting bagi Anda untuk berhenti karena rokok akan memperburuk pneumonia.
Konsumsi obat batuk juga tidak dianjurkan karena batuk berguna untuk membantu Anda mengeluarkan dahak dari paru-paru. Meredakan batuk bisa mengakibatkan infeksi yang lebih lama dan obat batuk belum terbukti efektif secara medis. Air hangat bercampur madu dan lemon bisa membantu mengurangi batuk Anda.
Pneumonia biasanya tidak menular, tetapi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah sebaiknya menjauh dari penderita pneumonia sampai kondisi si penderita benar-benar pulih.
Komplikasi Pneumonia
Kelompok orang yang lebih berisiko mengalami komplikasi pneumonia adalah manula, anak-anak, dan orang yang memiliki penyakit lain, misalnya diabetes. Beberapa jenis komplikasi yang dapat terjadi adalah:
Infeksi Darah
Infeksi darah yang dikenal dengan istilah septikemia adalah salah satu komplikasi pneumonia yang serius. Selain demam dan tekanan darah rendah, gejala septikemia juga dapat meliputi, detak jantung yang cepat, napas yang meningkat, demam, serta kulit yang terasa dingin, lembap, dan pucat. Infeksi darah ditangani dengan antibiotik dosis tinggi melalui infus.
Saat darah Anda terinfeksi, infeksi dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti selaput rongga perut (peritonitis), selaput otak (meningitis), persendian (artritis septik), dan selaput jantung (endokarditis).
Abses Paru
Sebagian besar abses paru ditemukan pada pasien pneumonia yang sebelumnya telah mengidap penyakit lain atau yang kecanduan minuman keras. Abses paru adalah ruang penuh nanah yang tumbuh di jaringan paru-paru. Indikasi abses paru meliputi batuk dengan dahak berbau tidak sedap dan pembengkakan pada jari tangan serta kaki.
Antibiotik sering digunakan untuk mengobati abses paru dan biasanya diawali dengan pemberian infus antibiotik, lalu tablet antibiotik selama maksimal enam minggu. Walau sebagian besar pasien akan merasa lebih baik dalam 3-4 hari, sangat penting bagi Anda untuk menghabiskan antibiotik agar infeksi tidak kambuh.
Pleurisi
Pleurisi adalah peradangan pada pleura yaitu dua lapis selaput yang berada di antara paru-paru dan rongga dada. Tetapi cairan juga terkadang bisa memenuhi ruang di antara dua selaput pleura dan kondisi ini disebut efusi pleura. Cairan ini mengakibatkan tekanan pada paru-paru hingga penderita sulit bernapas. Komplikasi ini dapat terjadi sekitar 50 persen dari jumlah pasien pneumonia yang menjalani perawatan di rumah sakit. Efusi pleura biasanya bisa pulih sendiri jika pneumonia sudah diobati.
Diperkirakan ada sekitar 10 persen dari keseluruhan pasien yang mengalami komplikasi empiema. Kondisi ini terjadi saat cairan penyebab efusi pleura terinfeksi oleh bakteri dan menjadi nanah. Cairan yang terinfeksi ini biasanya dikuras menggunakan jarum atau pipa halus. Dalam kasus-kasus lebih serius, operasi dibutuhkan untuk mengeluarkan nanah dan mengobati bagian selaput pleura serta paru-paru yang rusak.
Pencegahan Pneumonia
Anda bisa menghambat penyebaran kuman dengan menjaga kebersihan dan menerapkan gaya hidup sehat. Pencegahan ini dapat kita lakukan dengan langkah sederhana seperti:
- Teratur berolahraga dan cukup istirahat.
- Menerapkan pola makan yang sehat, misalnya dengan meningkatkan asupan sayur dan buah serta mengurangi makanan berlemak.
- Mencuci tangan secara rutin untuk menghindari perpindahan kuman dari Anda ke orang lain atau objek tertentu dan sebaliknya.
- Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung Anda dengan tisu untuk menampung kuman.
- Segera buang tisu yang sudah terpakai di tempat sampah.
Selain mencegah penyebaran, penerapan gaya hidup sehat juga dapat mempertahankan sistem kekebalan tubuh agar tetap kuat dalam melawan kuman yang masuk ke tubuh.
Tanpa kita sadari, kebiasaan buruk yang kita miliki juga dapat meningkatkan risiko terkena pneumonia. Misalnya, merokok dan konsumsi minuman keras secara berlebihan.
Merokok dapat merusak paru-paru sehingga lebih mudah terinfeksi. Jika Anda merokok, cara terbaik untuk mencegah pneumonia adalah dengan berhenti merokok. Dapatkan info selengkapnya di Komunitas Anti Rokok Indonesia (KARI) dan Klub Jantung Remaja (KJR) yang dibina oleh Yayasan Jantung Indonesia (YJI).
Konsumsi minuman keras secara berlebihan dan berkepanjangan juga akan menurunkan daya tahan paru-paru Anda sehingga Anda lebih rentan terkena pneumonia beserta komplikasinya. Risiko kematian pecandu minuman keras akibat pneumonia diperkirakan lima kali lebih tinggi. Jika Anda mengonsumsi minuman keras, sebaiknya jangan melebihi batas rekomendasi konsumsi per hari. Batas konsumsi per hari bisa ditakar sebanyak 2-2,5 kaleng bir untuk pria dan maksimal 2 kaleng bir untuk wanita.
Untuk meningkatkan perlindungan terhadap pneumonia, orang-orang yang tergolong berisiko tinggi terkena pneumonia sebaiknya menerima vaksin PCV dan vaksin influenza.
As a sign of gratitude for how my husband was saved from Pneumonia , i decided to reach out to those still suffering from this.
ReplyDeleteMy husband was diagnosed of Pneumonia in 2013 and it was really tough and heartbreaking for me because he was my all and the symptoms were terrible, he always have headaches , and he always complain of sore throat . we tried various therapies prescribed by our neurologist but none could cure him. I searched for a cure and i saw a testimony by someone who was cured and so many other with similar body problem, and he left the contact of the doctor who had the cure to Pneumonia . I never imagined Pneumonia has a natural cure not until i contacted him and he assured me my husband will be fine. I got the herbal medication he recommended and my husband used it and in one months he was fully okay even up till this moment he is so full of life. Pneumonia has a cure and it is a herbal cure contact the doctor for more info on drwilliams098675@gmail.com on how to get the medication. Thanks admin for such an informative blog.