Thursday, September 24, 2015

RADANG AMANDEL

Pengertian Radang Amandel

Tonsilitis adalah radang yang terjadi pada tonsil atau amandel. Kondisi ini sebagian besar dialami oleh anak-anak.
Amandel merupakan dua kelenjar kecil yang terdapat di dalam tenggorokan. Organ ini berfungsi sebagai pencegah infeksi, terutama pada anak-anak. Seiring  dengan perkembangan umur, sistem kekebalan tubuh mereka makin kuat dan perlahan-lahan tugas amandel sebagai penangkal infeksi mulai tergantikan. Ketika peran amandel sudah tidak dibutuhkan tubuh lagi, kedua kelenjar ini kemudian berangsur-angsur menyusut.
radang-amandel-alodokter
Penyebab tonsilitis sebagian besar adalah virus dan selebihnya disebabkan oleh bakteri. Mereka yang menderita tonsilitis akan mengalami sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan saat menelan, dan batuk. Gejala biasanya akan pulih dalam empat hari.
Meski sebagian besar kasus tonsilitis tidak tergolong serius, namun temuilah dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala yang berlangsung lebih dari empat hari dan tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan atau gejala menjadi makin parah yang membuat Anda sama sekali tidak bisa makan atau bahkan kesulitan bernapas.

Diagnosis Radang Amandel

Dalam mendiagnosis tonsilitis, pertama-tama dokter akan memeriksa tenggorokan Anda, sekaligus mengajukan pertanyaan perihal gejala yang Anda rasakan.
Jika tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri, biasanya gejala dapat berupapembengkakan kelenjar getah bening di bagian tenggorokan, munculnya bintik-bintik nanah di sekitar amandel, demam tapi tidak batuk. Sedangkan jika tonsilitis disebabkan oleh infeksi virus, biasanya gejala akan lebih ringan dari infeksi bakteri, namun disertai batuk dan pilek.
Tes lebih lanjut  di laboratorium, seperti tes darah, biasanya diperlukan dokter untuk memastikan apakah pasien juga menderita kondisi lain, contohnya demam kelenjar. Tes laboratorium dilakukan pada pasien yang memiliki risiko tinggi, misalnya sistem kekebalan tubuhnya rendah.

Pengobatan dan pencegahan radang amandel

Sebagian besar kasus tonsilitis sembuh dalam waktu satu minggu. Tidak ada obat khusus untuk menangani tonsilitis. Obat biasanya diberikan untuk meringankan gejala, seperti misalnya ibuprofen atau parasetamol sebagai pereda rasa sakit. Jika tonsilitis disebabkan oleh bakteri, maka antibiotik bisa digunakan. Selain dengan obat, pemulihan bisa ditunjang dengan istirahat yang cukup dan minum banyak cairan.
Pada kasus tonsilitis yang tergolong parah dan kerap kambuh, biasanya dokter terpaksa akan melakukan operasi pengangkatan amandel untuk mengatasi hal tersebut.
Tonsilitis atau radang amandel dapat dicegah. Pencegahan bisa berupa mencuci tangan sebelum makan dan setelah dari toilet, menggunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau pilek, dan memakai masker saat berada di tempat umum.

Gejala Radang Amandel

Gejala tonsilitis biasanya pulih dalam waktu tiga hingga empat hari. Gejala tonsilitis meliputi:
  • Sakit tenggorokan
  • Kesulitan atau rasa sakit saat menelan
  • Nyeri telinga
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Batuk
  • Lelah
  • Sakit perut, terutama pada anak-anak
  • Demam
  • Perubahan atau kehilangan suara
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
  • Munculnya bintik-bintik nanah pada amandel
  • Bau napas
Pada kasus tonsilitis yang diakibatkan oleh infeksi virus, seperti virus pilek atau flu, biasanya gejalanya akan lebih ringan daripada tonsilitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri seperti bakteri streptococcal.
Kenalilah gejala tonsilitis pada anak-anak, meski mereka tidak dapat menggambarkan rasa sakit yang mereka derita. Anda dapat mencurigai anak Anda terkena tonsilitis jika mereka:
  • Rewel
  • Menolak untuk makan
  • Merasa sakit saat menelan makanan
  • Terus-menerus mengeluarkan air liur

Penyebab Radang Amandel

Walau bisa disebabkan oleh bakteri, sebagian besar kasus tonsilitis disebabkan oleh virus. Penularan bakteri atau virus tersebut bisa terjadi melalui:
  • Kontak langsung, misalnya ketika Anda tanpa sengaja turut menghirup butiran bersin atau batuk di udara yang dikeluarkan oleh penderita tonsilitis.
  • Kontak langsung, misalnya ketika Anda tanpa sengaja memegang permukaan benda yang telah terkontaminasi virus atau bakteri, kemudian memegang mulut atau hidung Anda.
Bakteri penyebab tonsilitis umumnya berasal dari kelompok streptococcus. Sedangkan virus penyebab tonsilitis di antaranya adalah:
  • Parainfluenza. Ini merupakan virus penyebab penyakit pernapasan dan radang pita suara.
  • Influenza. Ini merupakan virus penyebab flu.
  • Rhinovirus. Ini merupakan virus penyebab pilek.
  • Rubeola. Ini merupakan virus penyebab campak
  • Adenovirus. Ini merupakan virus penyebab diare.
  • Enterovirus. Ini merupakan virus penyebab penyakit mulut, kaki, dan tangan.
  • Epstein-Barr. Ini merupakan virus penyebab demam kelenjar
Anak-anak pra sekolah hingga yang berusia pertengahan remaja lebih berisiko terkena tonsilitis. Karena pada usia mereka, interaksi dengan kawan-kawan sebaya sangat tinggi, sehingga peluang virus atau bakteri untuk menular sangat tinggi juga.

Diagnosis Radang Amandel

Dalam mendiagnosis tonsilitis, dokter akan terlebih dahulu menanyakan perihal gejala yang dirasakan pasien. Jika tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri, biasanya gejala dapat berupa pembengkakan kelenjar getah bening di bagian tenggorokan, munculnya bintik-bintik nanah di sekitar amandel, demam dan tidak batuk. Sedangkan jika tonsilitis disebabkan oleh infeksi virus, biasanya gejala akan lebih ringan dari infeksi bakteri, namun disertai batuk dan pilek.
Untuk menguatkan dugaan bahwa pasien menderita tonsilitis, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik seperti:
  • Pemeriksaan tenggorokan, hidung, dan telinga.
  • Mendengarkan napas pasien dengan bantuan stetoskop.
  • Merasakan adanya pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
Kadang-kadang, pemeriksaan adanya pembengkakan organ limpa untuk mendeteksi penyakit mononukleosis dan memeriksa adanya ruam untuk mendeteksi penyakit skarlatina juga diperlukan karena kedua kondisi ini berhubungan dengan radang amandel dan sakit tenggorokan.
Jika diagnosis secara lebih rinci diperlukan, misalnya untuk menentukan apakah tonsilitis yang dialami pasien disebabkan oleh virus atau bakteri, maka bisa dilakukan tes seperti penelitian sampel sekresi dan darah di laboratorium. Tes lebih lanjut  di laboratorium juga bisa dilakukan untuk memastikan apakah pasien juga menderita kondisi lain, contohnya demam kelenjar.

Pengobatan Radang Amandel

Sebagian besar kasus tonsilitis sembuh dalam waktu satu minggu. Tidak ada obat khusus untuk menangani kondisi ini. Anda dapat meredakan gejala tonsilitis di rumah, seperti nyeri tenggorokan, menggunakan obat pereda rasa sakit yang dijual bebas, seperti ibuprofen, parasetamol, atau aspirin. Namun aspirin sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak yang masih berusia di bawah 16 tahun.
Pastikan Anda membaca petunjuk mengenai dosis dan cara penggunaan obat yang tertera pada kemasannya. Atau jika ragu, Anda bisa bertanya pada dokter. Selain agar khasiatnya terasa, pemakaian obat secara tepat adalah penting agar kita terhindar dari efek samping yang tidak diinginkan dan tidak terjadi overdosis.
Untuk mendukung pemulihan, pastikan Anda atau anak Anda beristirahat dengan cukup dan tetap makan, meski tenggorokan terasa sakit. Kekurangan cairan dapat membuat gejala tonsilitis memburuk dan menyebabkan dehidrasi.
Jika kemudian Anda pergi ke dokter, dan menurut hasil pemeriksaan, Anda atau anak Anda dinyatakan menderita tonsilitis akibat bakteri, biasanya dokter tidak akan langsung memberikan antibiotik jika gejala yang dirasakan belum parah.
Pengobatan antibiotik pada kondisi ringan dikhawatirkan dapat memicu kekebalan terhadap antibiotik, sehingga tubuh nantinya tidak akan mampu melawan infeksi bakteri yang tergolong serius. Selain itu, pada beberapa kasus, antibiotik bahkan tidak mempercepat penyembuhan, melainkan menyebabkan efek samping seperti mual dan sakit perut.
Antibiotik akan diberikan dokter jika gejala tonsilitis parah dan tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan, atau jika sistem kekebalan tubuh Anda atau anak Anda lemah. Jika antibiotik oral tidak mempan, dokter biasanya akan memberikan antibiotik melalui infus di rumah sakit.

Operasi sebagai penanganan radang amandel

Operasi pengangkatan amandel, atau disebut juga sebagai tonsilektomi, biasanya akan direkomendasikan dokter jika pasien mengalami tiga kondisi.
Pertama adalah jika gejala tonsilitis pasien sudah makin parah sehingga mereka benar-benar kesulitan untuk makan, tidur, atau bernapas.
Yang kedua adalah jika pasien menderita tonsilitis bakteri yang sudah tidak bisa ditangani lagi oleh antibiotik.
Dan yang terakhir adalah jika pasien menderita tonsilitis kronis atau tonsilitis yang kerap kambuh, misalnya:
  • Lebih dari tujuh kali dalam satu tahun.
  • Lebih dari lima kali setahun dalam dua tahun terakhir.
  • Lebih dari tiga kali setahun dalam tiga tahun terakhir.
Berikut ini adalah jenis-jenis operasi tonsilektomi:
  • Operasi standar, yaitu prosedur pengangkatan amandel dengan menggunakan pisau bedah.
  • Sinar laser, yaitu prosedur pengangkatan amandel dengan menggunakan laser.
  • USG, yaitu prosedur pengangkatan amandel dengan menggunakan gelombangultrasound berenergi tinggi.
  • Diatermi, yaitu prosedur penghancuran jaringan dan pengangkatan amandel dengan menggunakan suhu panas.
  • Ablasi dingin, yaitu prosedur yang sama dengan diatermi, namun menggunakan suhu yang lebih rendah, yaitu sekitar 60 derajat celcius.
Setelah melakukan tonsilektomi, biasanya Anda akan merasakan sakit di area yang dioperasi dan dapat berlangsung satu hingga dua minggu. Pada minggu pertama, sakit akan terasa memburuk. Bahkan dalam beberapa kasus, ada yang mengalami nyeri telinga pasca-tonsilektomi. Hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena Anda dapat mengonsumsi obat pereda rasa sakit.
Berikut ini adalah saran-saran yang dapat Anda lakukan jika Anda atau anak Anda telah menjalani prosedur tonsilektomi.
  • Minumlah banyak cairan dan hindari minuman yang mengandung asam, seperti jus jeruk, agar rasa sakit yang dirasakan tidak bertambah.
  • Meski sulit menelan setelah menjalani operasi, namun usahakan untuk tetap mengonsumsi makanan padat, karena akan membantu penyembuhan lebih cepat.
  • Pastikan untuk tetap menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi atau menggunakan cairan kumur untuk mencegah timbulnya infeksi.
  • Pastikan anak Anda untuk tidak melakukan aktivitas di luar selama dua minggu, misalnya bermain atau bersekolah, untuk mencegah dia tertular infeksi dari teman-temannya.
Pendarahan kecil pada bagian amandel yang diangkat merupakan hal yang umum terjadi pasca tonsilektomi. Ini biasanya berlangsung satu hingga sepuluh hari setelah operasi dan akan sembuh dengan sendirinya.

Komplikasi Radang Amandel

Sebenarnya tonsilitis jarang menimbulkan komplikasi. Komplikasi biasanya timbul jika kondisi ini tidak ditangani, beberapa di antaranya:
  • Infeksi telinga bagian tengah akibat bakteri.
  • Apnea tidur. Kondisi ini terjadi pada kasus tonsilitis kronis dan sebagian besar penderitanya adalah anak-anak. Penderita apnea tidur mengalami kesulitan bernapas saat tidur sehingga sering terbangun di malam hari. Saat tidur pun mereka akan sering mendengkur. Kurangnya porsi tidur tentu saja dapat menghambat produktivitas penderita di siang harinya karena tubuh akan terasa lelah.
  • Quinsy atau abses peritonsil, yaitu munculnya gumpalan-gumpalan nanah pada amandel dan dinding tenggorokan. Mereka yang mengalami komplikasi ini akan merasakan sakit di tenggorokan, mengeluarkan bau napas tidak sedap, sakit kepala dan telinga, sulit untuk berbicara, demam, dan pembengkakan di sekitar leher dan wajah.
  • Glomerulonephritis, yaitu pembengkakan di sekitar saringan ginjal. Penderita komplikasi ini akan mengalami penurunan nafsu makan dan muntah-muntah.
  • Demam rematik, yaitu kondisi yang menyebabkan radang di sekujur tubuh dengan gejala berupa ruam kulit dan nyeri sendi.
  • Demam skarlatina, yaitu kondisi yang menyebabkan kulit si penderitanya dipenuhi ruam atau bercak berwarna kemerahan.

1 comment:

  1. Sifilis atau raja singa adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama Treponema pallidum. Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS). Umumnya, infeksi ini menyebar melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Selain melalui hubungan intim, bakteri penyebab sifilis juga bisa menyebar melalui pajanan cairan tubuh penderitanya, misalnya melalui darah.

    Jika Anda memiliki pertanyaan seputar penyakit kelamin yang anda rasakan, jangan ragu untuk bertanya pada kami karena isi konsultasi aman terjaga, privasi pasien terlindugi, dan anda bisa tenang berkonsultasi langsung dengan kami. Anda dapat menghubungi hotline di (021)-62303060 untuk berbicara dengan ahli Klinik Apollo, atau klik website bawah ini untuk berkonsultasi dengan ahli klinik Apollo.

    ReplyDelete