Friday, September 25, 2015

RUAM POPOK

Pengertian Ruam Popok

Ruam popok adalah peradangan pada kulit bayi yang tertutup popok, seperti bokong. Ruam ini biasanya terjadi karena reaksi kulit terhadap urine dan tinja. Awalnya ditandai dengan kemunculan kulit kemerahan pada bokong bayi.
Bayi yang memakai popok hampir semua pernah mengalami ruam popok. Ruam ini umumnya tidak berbahaya. Meski demikian, ruam popok dapat mengganggu kenyamanan sehingga bayi Anda cenderung menjadi lebih rewel.
alodokter-ruam-popok

Popok Sekali Pakai atau Popok Kain?

Pemilihan popok yang tepat umumnya menjadi dilema bagi orang tua. Penelitian telah banyak dilakukan, tapi tidak ada yang membuktikan jenis popok mana yang berpengaruh dalam pencegahan ruam.
Popok sekali pakai atau popok kain memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penentuan mana yang lebih baik tergantung kepada kebutuhan Anda serta bayi Anda. Apa pun pilihannya, yang terpenting adalah menjaga agar kulit bayi tetap kering dan bersih.

Gejala-gejala Ruam Popok

Ruam popok umumnya terjadi pada dua tahun pertama, terutama saat bayi berusia sembilan bulan hingga satu tahun. Ruam ini juga bisa kambuh selama anak Anda masih memakai popok. Beberapa gejala yang mengindikasikannya adalah:
  • Munculnya kulit kemerahan yang bengkak, terutama pada bokong, paha, serta di sekitar alat kelamin bayi.
  • Bayi yang bertambah rewel, misalnya menangis saat bagian yang biasanya tertutup popok disentuh atau dibersihkan.
Jika kulit bayi Anda tidak kunjung membaik atau bertambah parah, meski Anda sudah memberikan penanganan, Anda sebaiknya memeriksakan bayi Anda ke dokter. Ruam popok terkadang dapat memicu infeksi yang membutuhkan obat-obatan dengan resep dokter.
Selain itu, periksakan bayi Anda ke dokter jika dia mengalami ruam popok yang menyebar hingga di luar bagian kulit yang tidak tertutup popok dan disertai demam. Munculnya luka melepuh atau bernanah serta rasa kantuk yang melebihi biasanya juga termasuk gejala yang perlu diwaspadai.

Faktor Penyebab Ruam Popok

Terdapat sejumlah faktor penyebab di balik ruam popok. Penyebab-penyebab tersebut meliputi:
  • Kontak yang terlalu lama dengan urine dan tinja. Jika dibiarkan terlalu lama dalam popok, urine dan tinja dapat memicu iritasi pada kulit bayi yang sensitif.
  • Gesekan dan lecet, misalnya karena popok yang terlalu ketat.
  • Iritasi karena produk bayi yang baru digunakan. Contohnya, sabun, bedak, detergen, atau bahan pelembut pakaian.
  • Pengaruh jenis makanan baru. Struktur tinja serta frekuensi buang air besar pada bayi akan berubah ketika bayi mulai mengonsumsi makanan padat. Perubahan ini dapat memicu ruam popok. Untuk bayi yang minum ASI, makanan, minuman, atau obat yang dikonsumsi oleh ibu, juga akan berpengaruh.
  • Infeksi bakteri atau jamur. Kulit yang tertutup popok cenderung lembap dan hangat sehingga meningkatkan kemungkinan tumbuhnya bakteri dan jamur.

Pengobatan dan Pencegahan Ruam Popok

Menjaga agar kulit bayi tetap bersih dan kering adalah metode paling efektif dalam menangani sekaligus mencegah ruam popok. Langkah ini dapat Anda lakukan dengan cara-cara sederhana berikut ini.
  • Segera mengganti popok yang kotor dan lakukan sesering mungkin.
  • Bersihkan bagian kulit yang sering tertutup popok secara seksama, terutama saat mengganti popok.
  • Jangan biarkan bayi Anda selalu memakai popok. Kulit bayi juga perlu dibiarkan ‘bernapas’. Makin sering kulit bayi terbebas dari popok dan kena udara, risiko ruam popok juga makin berkurang.
  • Setelah dibasuh, seka kulit bayi Anda perlahan-lahan sampai kering sebelum memakaikan popok baru.
  • Hindari penggunaan bedak. Bedak dapat memicu iritasi kulit, sekaligus iritasi pada paru-paru bayi Anda.
  • Sesuaikan ukuran popok dengan bayi Anda. Jangan menggunakan popok yang terlalu ketat.
  • Hindari penggunaan sabun atau tisu basah yang mengandung alkohol serta pewangi. Kandungan alkohol dan bahan kimianya dapat memicu iritasi serta memperparah ruam.
  • Oleskan krim atau salep pencegah ruam popok tiap mengganti popok bayi Anda. Obat oles yang umumnya memiliki bahan dasar zinc oxide ini juga berguna mengatasi ruam popok.
  • Gunakan popok dengan satu ukuran lebih besar selama bayi Anda menjalani masa penyembuhan dari ruam popok.
  • Basuhlah tangan Anda sebelum dan sesudah mengganti popok.
  • Jika Anda menggunakan popok kain, cucilah dengan bersih dan hindari penggunaan pewangi pakaian.
Ruam popok umumnya bisa sembuh tanpa penanganan medis dari dokter. Tetapi jika ruam popok pada bayi Anda tidak kunjung membaik atau bertambah parah meski sudah ditangani dengan langkah-langkah di atas, Anda sebaiknya membawa bayi Anda ke dokter untuk diperiksa. Dokter akan menanyakan gejala dan faktor-faktor yang mungkin menjadi pemicunya, seperti perubahan bahan makanan, jenis produk bayi dan popok yang digunakan, frekuensi penggantian popok, serta kondisi kesehatan bayi Anda.
Setelah mengetahui penyebab ruam pada bayi Anda, dokter akan menganjurkan beberapa jenis obat untuk mengatasinya. Jenis obat-obatan tersebut dapat meliputi obat oles steroid ringan, seperti hydrocortisone, salep antijamur, serta antibiotik oles atau minum.

RUAM KULIT

Pengertian Ruam Kulit

Ruam adalah inflamasi dan perubahan warna yang terjadi pada kulit manusia. Timbulnya gatal-gatal, benjol, mengelupas, bersisik, atau terjadi iritasi adalah bentuk-bentuk reaksi pada kulit yang mengalami ruam. Beberapa di antara penyebab ruam adalah akibat alergi, efek samping obat-obatan, kosmetik, dan berbagai macam penyakit. Berikut ini beberapa kondisi yang menyebabkan ruam beserta penjelasannya:
Ruam Kulit-Alodokter
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit yang menjangkiti kulit kepala dan bagian tubuh yang berminyak. Lokasi pada tubuh yang biasa terkena penyakit ini adalah punggung, wajah, serta dada bagian atas. Ini bukan penyakit menular, tapi bisa cukup parah hingaa memengaruhi rasa percaya diri penderitanya. Gejalanya adalah kulit akan terasa gatal atau bisa perih, terkupas, kulit kepala merah dan berketombe.
Dermatitis atopik
Dermatitis atopik atau eksim atopik adalah peradangan pada permukaan kulit yang menyebabkan munculnya ruam yang terasa gatal. Biasanya disertai dengan kulit yang memerah, dan pecah-pecah akibat kering. Umumnya kondisi ini terjadi pada anak-anak, tapi juga bisa menyerang orang dengan usia berapa pun. Eksim atopik biasanya muncul pada bagian kulit yang memiliki lipatan.
Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah peradangan pada kulit karena terjadinya kontak dengan unsur asing yang menyebabkan alergi. Beberapa benda atau unsur asing yang bisa menyebabkan kondisi ini antara lain sabun, kosmetik, pewangi, perhiasan, dan tanaman atau bunga. Pengobatan yang dilakukan untuk kondisi ini adalah Anda harus mengetahui penyebabnya dan menghindarinya. Jika bisa dihindari, ruam akan menghilang dalam 2-4 minggu.
Ruam popok
Ruam popok adalah inflamasi pada kulit yang terlihat memerah terang pada bokong bayi. Kondisi ini biasanya muncul karena popok yang basah dan jarang diganti, kulit yang sensitif, dan kulit yang lecet karena digaruk. Umumnya terjadi pada bayi, tapi bisa juga menimpa siapa pun yang memakai popok secara rutin. Penggantian popok secara rutin, pemakaian salep, dan mengeringkan dengan angin bisa dilakukan untuk menangani ruam popok.
Infeksi jamur
Jamur adalah organisme primitif yang hidup di tanah, udara, tanaman, dan air, ada juga beberapa jamur yang hidup di tubuh manusia. Infeksi jamur lebih mudah terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Terkait penanganan pada infeksi tingkat parah, obat antijamur oral bisa menjadi cara mengatasinya. Selain itu,  penanganan terhadap infeksi jamur yang memengaruhi kulit dan kuku pada manusia, disarankan untuk segera diberikan obat luar secara langsung pada bagian yang terinfeksi.
Sengatan dan gigitan
Serangga seperti lebah, semut, nyamuk (termasuk penyebab malaria dan demam berdarah), semut api, lalat, kutu, tawon, dan juga arachnida seperti laba-laba akan menyengat dan/atau menggigit ketika merasa terganggu atau terdesak. Reaksi alergi akan muncul akibat racun yang dikeluarkan melalui sengatan serangga. Racun yang muncul biasanya hanya menyebabkan ruam, gatal dan rasa tidak nyaman.
Impetigo
Impetigo adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri (Staphylococcus aureus atauStreptoccus pyogenes) dan sangat mudah menular. Penularan terjadi melalui kontak antar kulit secara langsung atau melalui barang-barang perantara, seperti handuk, baju, atau peralatan makanan yang terkontaminasi bakteri.
Cacar air
Cacar air atau varisela adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varisela zoster yang ditandai dengan kemunculan gejala utamanya berupa ruam pada kulit. Bagian yang paling sering terpengaruh ruam akibat cacar air adalah wajah, belakang telinga, kulit kepala, lengan, dan kaki. Pengobatan yang dilakukan hanya untuk menurunkan gejala yang terjadi, misalnya parasetamol untuk menurunkan demam, dan losion atau bedak untuk mengurangi rasa gatal.
Cacar api (cacar ular)
Cacar api atau cacar ular juga dikenal dengan sebutan herpes zoster disebabkan oleh varisela zoster sebagai virus yang juga menyebabkan cacar air. Ruam yang muncul akibat kondisi ini bisa disertai demam, menggigil, sakit kepala, dan nyeri di seluruh tubuh.
Kurap
Kurap adalah penyakit yang menyerang kulit dan disebabkan oleh jamur. Kondisi ini biasanya terjadi pada kuku, kepala, selangkangan dan kaki. Ini adalah penyakit yang umum dan bisa menyerang siapa saja, terutama anak-anak. Ruam dan gatal-gatal dapat menyebar ke seluruh tubuh akibat kondisi ini.
Scarlet fever
Scarlet fever adalah infeksi bakteri (Streptococcus grup A) yang biasanya menjangkiti anak-anak dan menyebabkan ruam merah muda yang jelas terlihat. Selain ruam, gejala yang muncul biasanya disertai dengan sakit tenggorokan, lidah yang membengkak, demam tinggi, dan sakit kepala. Scarlet fever sangat mudah menular, bisa terhirup dari cairan bersin atau batuk yang keluar, menyentuh kulit penderita impetigo, berbagi handuk, pakaian, atau selimut yang sudah terkontaminasi. Penanganan yang dilakukan biasanya dengan mengonsumsi obat-obatan antibiotik.
Alergi obat
Alergi obat adalah reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh Anda terhadap obat yang dikonsumsi. Gejala yang paling umum dari alergi obat adalah munculnya ruam yang disertai demam dan biduran (urtikaria). Alergi obat berbeda dengan efek samping obat atau dengan keracunan obat akibat overdosis. Alergi obat bisa menyebabkan reaksi yang serius dan membahayakan nyawa.
Campak
Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dan mengakibatkan munculnya ruam di seluruh tubuh dan kondisi ini sangat menular. Campak bisa mengakibatkan komplikasi yang berbahaya. Gejalanya adalah mata merah dan sensitif terhadap cahaya, radang tenggorokan, demam, hidung beringus atau tersumbat, bercak putih ke abu-abuan pada mulut dan tenggorokan. Sistem kekebalan tubuh akan secara alami melawan infeksi virus ini. Jika parah atau terjadi komplikasi, Anda memerlukan penanganan medis secepatnya.
Kandidiasis kulit
Kandidiasis kulit adalah infeksi jamur yang terjadi pada bagian kulit manusia yang disebabkan oleh jamur Candida. Infeksi jamur bisa sangat berbahaya bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Kondisi ini bisa muncul di mana saja, tapi cenderung berada di lipatan kulit, seperti ketiak, , antara jari, bawah payudara, dan selangkangan. Ruam yang muncul bisa berwarna merah atau putih. Untuk mencegah penyebaran, dokter akan menyarankan pemakaian krim atau bedak antijamur.
Rubella
Rubella atau campak jerman adalah penyakit yang disebabkan oleh virus rubella dan mudah sekali untuk menyebar. Kondisi ini biasanya menyerang anak-anak dan remaja. Gejala yang muncul adalah ruam kemerahan yang muncul di wajah lalu menyebar hingga badan, tangan, dan kaki. Selain ruam, penderita rubella juga bisa mengalami demam, sakit kepala, hidung tersumbat atau berair, tidak nafsu makan, iritasi mata, dan nyeri persendian. Pengobatan rubella bisa dilakukan sendiri di rumah tanpa bantuan medis khusus untuk meredakan gejala.
Selulitis
Selulitis adalah infeksi jaringan kulit yang cukup serius, dengan gejala kulit terasa sakit saat dipegang, terasa panas dan juga terlihat membengkak berwarna kemerahan. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kulit terluar, tapi juga bisa menyerang jaringan di bawah kulit dan menyebar hingga ke nodus limfa dan aliran darah. Selulitis paling sering terjadi di bagian kaki, meski bisa terjadi di bagian mana saja. Walau jarang, selulitis bisa dengan cepat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Pengobatan untuk kondisi ini biasanya adalah obat antibiotik.
Luka bakar bahan kimia
Luka bakar bisa sangat menyakitkan hingga mengakibatkan kulit memerah, mengelupas, melepuh, hangus, hingga terjadi pembengkakan. Salah satu penyebab luka bakar adalah bahan kimia, baik bahan kimia rumah tangga maupun kimia industri. Pengobatan luka bakar sangat  bergantung pada tingkat keparahan luka bakar yang diderita.
Lupus
Lupus adalah penyakit inflamasi kronis yang disebabkan kesalahan sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan dan organ tubuh sendiri, salah satunya adalah menyerang kulit. Jenis lupus yang menyerang kulit adalah lupus eritematosus discoid, dengan gejala-gejala, seperti rambut rontok, ruam merah dan bulat seperti sisik pada kulit, dan rambut pitak permanen..
Penyakit Kawasaki
Penyakit Kawasaki adalah kondisi yang bisa menyebabkan inflamasi pada dinding pembuluh darah di seluruh tubuh, biasanya terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun. Penyakit ini juga bisa menyerang noda limfa, kulit, dan membran mukosa pada mulut, hidung, dan tenggorokan. Gejala awalnya adalah ruam kemerahan di area organ intim dan menyebar ke tubuh bagian atas, tangan, kaki, serta wajah. Selain itu, mata bisa memerah, jari tangan atau kaki membengkak dan merah, dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Khusus untuk penyakit Kawasaki, aspirin bisa diberikan pada anak-anak untuk mengatasi inflamasi, menurunkan demam, dan mengurangi rasa sakit. Dosis aspirin akan ditentukan oleh dokter.
Sarkoidosis
Sarkoidosis adalah pertumbuhan dari sel-sel kecil yang mengalami peradangan di berbagai bagian tubuh, terutama pada bagian mata, kulit, paru-paru, dan noda limfa.  Terutama yang memengaruhi bagian kulit, gejala yang muncul adalah ruam, luka, perubahan warna, dan munculnya nodul. Biasanya kondisi ini bisa pulih dengan sendirinya, tapi ada beberapa kasus yang bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh karena bertahan selama bertahun-tahun.

RINITIS ALERGI

Pengertian Rinitis Alergi

Rinitis alergi adalah inflamasi yang terjadi pada hidung akibat reaksi alergi. Gejala pada kondisi ini biasanya langsung timbul setelah Anda mengalami pajanan dari pemicu alergi atau disebut alergen. Beberapa indikasinya meliputi:
  • Hidung berair atau tersumbat.
  • Bersin-bersin.
  • Mata yang gatal atau berair.
  • Batuk-batuk.
alodokter-rinitis-alergi
Tiap pengidap alergi bisa mengalami gejala yang berbeda. Sebagian besar pengidap rinitis alergi cenderung mengalami gejala yang terbilang ringan dan mudah ditangani. Tetapi ada juga yang merasakan gejala-gejala yang cukup berat sehingga menghambat aktivitas sehari-hari. Periksakan diri Anda ke dokter jika:
  • Anda mengalami gejala-gejala yang terasa sangat mengganggu dan tidak kunjung membaik.
  • Obat alergi yang Anda minum tidak efektif atau justru memicu efek samping yang mengganggu.
  • Anda memiliki penyakit lain yang bisa memperparah rinitis alergi, misalnya sinusitis berulang, asma, atau polip dalam rongga hidung.
  • Anda mengalami demam. Gejala demam mungkin saja mengindikasikan bahwa Anda terkena flu dan bukan alergi.

Penyebab dan Faktor Risiko Rinitis Alergi

Penyebab utama dari rinitis alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap pemicu alergi. Sistem kekebalan tubuh yang menganggap alergen sebagai substansi berbahaya kemudian melepaskan senyawa histamin dalam darah. Reaksi inilah yang bisa memicu pembengkakan dan iritasi pada hidung serta produksi cairan hidung berlebihan.
Terdapat beragam alergen yang bisa memicu reaksi terhadap sistem kekebalan tubuh jika tidak sengaja terhirup melalui hidung. Beberapa jenis yang termasuk umum, meliputi serbuk sari, tungau debu, serta bulu hewan.
Rinitis alergi dapat dialami oleh siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko Anda untuk mengalami rinitis alergi. Faktor-faktor pemicu tersebut meliputi:
  • Faktor keturunan. Risiko Anda untuk mengalami rinitis alergi akan meningkat jika orang tua atau saudara kandung juga memiliki kondisi yang sama.
  • Pengaruh alergi atau penyakit lain, misalnya asma.
  • Pajanan dari lingkungan. Contohnya pengrajin mebel yang terus terpajan debu kayu.

Diagnosis Rinitis Alergi

Proses diagnosis rinitis alergi akan diawali dengan dokter yang menanyakan gejala-gejala yang dialami, riwayat kesehatan kemudian akan memeriksa kondisi hidung Anda untuk mencari petunjuk lebih jauh. Contoh pemeriksaan yang mungkin dilakukan akan dilakukan dengan endoskopi hidung, CT scan, atau tes pernapasan melalui hidung (a nasal inspiratory flow test).
Jika dibutuhkan, ada beberapa pemeriksaan lebih lanjut yang umumnya dianjurkan untuk memastikan diagnosis, misalnya tes kulit untuk mengetahui jenis alergi Anda serta tes darah guna menyelidiki keberadaan antibodi IgE dalam tubuh.

Penanganan Rinitis Alergi

Metode pengobatan rinitis alergi berbeda-beda terhadap tiap pengidap. Perbedaan dalam penanganan ini tergantung kepada tingkat keparahan gejala dan pengaruhnya pada kehidupan Anda.
Menghindari pemicu alergi atau alergen adalah metode penanganan utama untuk mencegah rinitis alergi. Contohnya jika Anda alergi terhadap debu, maka bersihkan rumah Anda secara teratur, terutama ruangan yang sering digunakan, seperti kamar tidur atau ruang tamu.
Rinitis alergi memang tidak bisa disembuhkan, tapi gejalanya bisa diredakan dan dikendalikan melalui langkah penanganan yang tepat. Beberapa di antaranya adalah:
  • Obat-obatan, seperti antihistamin, dekongestan, serta kortikosteroid. Gejala rinitis alergi yang ringan umumnya bisa diatasi dengan jenis dekongestan atau antihistamin yang bisa dibeli secara bebas di apotek. Tetapi jika mengalami gejala rinitis alergi yang cukup berat, Anda sebaiknya ke dokter untuk mendapatkan obat yang tepat. Saat dibutuhkan, dokter juga akan mengombinasikan obat-obatan tersebut dengan obat semprot hidung yang mengandung ipratropium atau penghambat leukotrien.
  • Imunoterapi atau suntik alergi. Langkah ini biasanya diberikan kepada pengidap dengan gejala-gejala alergi yang parah.
  • Membersihkan rongga hidung dengan cairan khusus. Langkah pembersihan dilakukan dengan menghirup cairan khusus, lalu membuangnya melalui mulut.

Thursday, September 24, 2015

RHINITIS

Pengertian Rhinitis

Rhinitis adalah peradangan dan iritasi yang terjadi di membran mukosa di dalam hidung. Secara garis besar rhinitis dibagi menjadi dua, yaitu rhinitis alergi dan rhinitis nonalergi.
Rhinitis alergi atau yang disebut juga hay fever disebabkan oleh alergi terhadap unsur seperti debu, kelupasan kulit hewan tertentu, dan serbuk sari. Sedangkan rhinitis nonalergi tidak disebabkan oleh alergi tapi kondisi seperti infeksi virus dan bakteri.
rhinitis - Alodokter

Gejala Rhinitis

Rhinitis memiliki gejala yang mirip seperti pilek dan biasanya akan muncul sesaat setelah terpapar alergen. Gejala rhinitis yang biasanya muncul adalah:
  • Bersin-bersin.
  • Hidung tersumbat atau berair.
  • Berkurangnya sensitifitas indera penciuman.
  • Rasa tidak nyaman atau iritasi ringan di dalam dan area sekitar hidung.
Jika gejala yang dialami disebabkan oleh rhinitis nonalergi misalnya akibat infeksi virus, biasanya Anda akan mengalami gejala tambahan, seperti nyeri, sakit otot, dan batuk. Pada rhinitis nonalergi, kerak bisa tumbuh di dalam hidung dan mengeluarkan bau busuk. Jika Anda ingin menyingkirkannya bisa menyebabkan pendarahan. Rhinitis yang disebabkan oleh alergi bisa menyebabkan rasa gatal-gatal.
Beberapa orang mengalami gejala rhinitis yang parah dan berkelanjutan hingga mengganggu kehidupan sehari-hari akibat tidurnya yang terganggu di malam hari. Namun, kebanyakan penderita rhinitis hanya mengalami gejala ringan yang mudah diobati secara efektif.

Penyebab Rhinitis

Peradangan membran mukosa yang diakibatkan oleh bakteri, alergen (penyebab alergi), dan virus menyebabkan gejala-gejala rhinitis.
Beberapa penyebab rhinitis alergi adalah kelupasan kulit mati atau rambut hewan, bahan kimia di tempat kerja, tungau debu rumah, serta serbuk sari dan spora. Sedangkan penyebab rhinitis nonalergi adalah faktor lingkungan, kerusakan jaringan di dalam hidung, penggunaan dekongestan hidung berlebih, dan infeksi.

Diagnosis Rhinitis

Ada beberapa cara untuk mendiagnosis rhinitis alergi, di antaranya dengan mengetahui gejala serta riwayat kesehatan pribadi dan keluarga. Selain itu, ada dua tes alergi utama yang dapat membantu diagnosis rhinitis, yaitu tes darah dan tes tusuk kulit.
Jika ternyata bukan karena alergi, tes medis lain seperti endoskopi pada rongga hidung dan CT-scan bisa dilakukan untuk memeriksa rongga hidung.

Perawatan Rhinitis

Anda bisa melakukan perawatan rhinitis di rumah jika gejala yang dialami tidak terlalu parah dengan obat-obatan yang dijual secara bebas, seperti dekongestan dan antihistamin. Antihistamin memiliki efek yang bertahan lama untuk meredakan gejala, seperti hidung tersumbat atau berair dan bersin-bersin. Namun jika gejala rhinitis lebih parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari, periksakan diri ke dokter.
Selain dengan obat-obatan, Anda juga bisa membersihkan saluran hidung untuk membantu menjaga agar hidung bebas dari penyebab iritasi. Imunoterapi juga bisa dilakukan untuk mengatasi rhinitis alergi dan biasanya dilakukan jika gejala yang dialami sudah parah. Namun, terapi ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter spesialis yang terlatih.

Komplikasi Rhinitis

Rhinitis memiliki risiko memunculkan komplikasi, tapi hal ini jarang terjadi. Berikut ini adalah komplikasi rhinitis yang mungkin terjadi.
  • Sinusitis. Infeksi terjadi karena ingus tidak bisa mengalir dari sinus akibat pembengkakan dan peradangan rongga hidung.
  • Infeksi telinga bagian tengah.  Bagian telinga yang terletak di belakang gendang telinga bisa terkena infeksi akibat rhinitis.
  • Polip hidung. Jaringan yang tumbuh di dalam lubang rongga hidung dan sinus akibat inflamasi pada lapisan dinding rongga hidung.
Operasi mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah yang parah dan telah berlangsung lama, namun jika belum terlalu parah, masalah tersebut bisa diatasi dengan obat-obatan.

Pencegahan Rhinitis

Pencegahan rhinitis dapat dilakukan dengan menghindari pemicu yang dapat menyebabkan timbulnya gejala rhinitis, seperti menghindari lingkungan yang berpolusi atau terpapar asap rokok.
Selain itu, Anda juga sebaiknya menghindari alergen yang umum, seperti serbuk sari, tungau debu rumah, spora kapang, serta kelupasan kulit mati, kotoran dan urine kering hewan peliharaan.
Untuk rhinitis yang tidak disebabkan oleh alergi, segera obati penyebab dasar agar tidak berkelanjutan. Misalnya mengonsumsi antibiotik untuk rhinitis akibat infeksi bakteri.

Penyebab Rhinitis

Peradangan membran mukosa yang diakibatkan oleh bakteri, alergen, dan virus menyebabkan terjadinya rhinitis. Berikut ini adalah penjelasan tentang penyebab rhinitis alergi dan rhinitis nonalergi.

Penyebab Rhinitis Alergi

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya rhinitis alergi, di antaranya adalah sistem kekebalan tubuh yang terlalu sensitif. Sistem kekebalan tubuh alami menganggap alergen berbahaya dan bereaksi dengan memproduksi antibodi untuk melawannya.
Ketika pertama kali terpapar unsur alergen, sistem kekebalan tubuh tidak langsung bereaksi dan menyebabkan gejala alergi. Sistem kekebalan tubuh menjalani proses yang disebut sensitisasi terlebih dahulu, yaitu proses untuk mengenali dan mengingat alergen. Pada paparan berikutnya dengan alergen, sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi dan menyebabkan reaksi alergi.
Antibodi akan menyebabkan produksi lendir berlebih dan pembengkakan lapisan dalam hidung. Itu sebabnya penderita rhinitis alergi biasanya akan mengalami gejala-gejala hidung berair atau tersumbat dan bersin-bersin.
Berikut ini adalah beberapa alergen yang ada di udara yang bisa memicu terjadinya rhinitis:
  • Kelupasan kulit mati hewan. Banyak orang alergi terhadap hewan, seperti anjing dan kucing, dan menganggap bahwa bulunya yang menyebabkan reaksi alergi, namun sebenarnya adalah kotoran dan kelupasan kulit mati hewan tersebut.
  • Alergen di tempat kerja. Beberapa orang yang bekerja di lingkungan yang terdapat alergen seperti lateks, debu lantai, atau debu kayu bisa mengidap rhinitis akibat terpapar unsur-unsur tersebut di tempat kerja.
  • Tungau debu rumah. Rhinitis dapat dipicu oleh zat kimia yang terdapat pada kotoran tungau yang sering ditemukan di kasur dan bantal, karpet, dan matras.
  • Serbuk sari dan spora. Pepohonan dan rerumputan memproduksi partikel kecil serbuk sari yang bisa memicu rhinitis alergi. Selain itu, fungi dan kapang memproduksi spora yang bisa memicu rhinitis alergi juga.
Kebanyakan rhinitis alergi merupakan kondisi yang diturunkan oleh orang tua. Selain itu, anak yang bertumbuh dewasa dengan anggota keluarga yang merokok atau dengan binatang peliharaan juga lebih rentan mengalami rhinitis alergi.

Penyebab Rhinitis Non-alergi

Hampir sama seperti rhinitis alergi, gejalanya meliputi cairan yang berlebihan di hidung dan membengkaknya pembuluh darah di dalam rongga hidung. Namun penyebab rhinitis nonalergi berbeda dengan rhinitis alergi, berikut ini adalah beberapa penyebab utama rhinitis nonalergi.
  • Lingkungan. Faktor lingkungan dapat memicu terjadinya rhinitis pada sebagian orang, seperti perubahan cuaca, wangi parfum, asap rokok, dan uap cat. Rhinitis autonomicatau vasomotor adalah istilah medis yang digunakan untuk rhinitis yang dipicu oleh faktor lingkungan. Orang yang memiliki pembuluh darah rongga hidung yang sangat sensitif diyakini bisa terkena rhinitis tipe ini, namun penyebab pastinya tidak diketahui.
  • Kerusakan jaringan. Lapisan jaringan di dalam hidung yang disebut dengan turbinatessangat penting untuk menjaga kelembapan bagian dalam hidung dan menjaga tubuh dari infeksi bakteri. Jika turbinates rusak atau diangkat, rhinitis bisa terjadi, karena jaringan yang tersisa menjadi keras, mudah terinfeksi, dan meradang.
  • Penggunaan dekongestan rongga hidung berlebih. Lapisan hidung akan membengkak kembali dan keadaan akan makin parah jika penggunaan obat semprot dekongestan digunakan secara berlebihan atau lebih dari enam hari. Istilah medis untuk masalah ini disebut rhinitis medicamentosa.
  • Infeksi. Terkadang infeksi fungi atau bakteri dapat menyebabkan terjadinya rhinitis, namun tidak sesering infeksi virus seperti pilek.
  • Ketidakseimbangan hormon. Hormon sangat berperan dalam pembesaran pembuluh darah rongga hidung dan dapat memicu rhinitis nonalergi. Perubahan hormon biasanya terjadi saat masa pubertas, hamil, atau sedang menjalani pengobatan hormon, seperti terapi pergantian hormon, dan pil kontrasepsi. Selain itu, kadang-kadang rhinitis juga dapat terjadi akibat hipotiroidisme atau kurang aktifnya kelenjar tiroid.
  • Obat-obatan. Terkadang obat-obatan tertentu dapat menyebabkan efek samping rhinitis, seperti obat pereda nyeri atau obat antiinflamasi non-steroid (OAINS), obat gangguan jantung (beta-blocker), obat anti-hipertensi (penghambat ACE), serta penyalahgunaan kokain.
  • Stres. Beberapa orang mengalami rhinitis nonalergi yang dipicu oleh stres, baik secara emosional maupun fisik.
  • Makanan dan minuman. Makanan pedas dan minuman beralkohol bisa menyebabkan selaput di dalam hidung bengkak dan membuat hidung tersumbat.

Diagnosis Rhinitis

Ada beberapa cara untuk mendiagnosis rhinitis alergi, di antaranya adalah dengan mengetahui gejala serta riwayat kesehatan pribadi dan keluarga. Ini karena banyak kasus rhinitis alergi yang bersifat keturunan. Selain itu, ada dua tes alergi utama yang dapat membantu mendiagnosis rhinitis alergi:
  • Tes darah. Tes ini dilakukan untuk memeriksa keberadaan antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh ketika mengalami alergi, yaitu imunoglobulin E (IgE).
  • Tes tusuk kulit. Tes ini bertujuan memeriksa tipe alergi dengan cara menusukkan jarum ke kulit yang telah diberikan unsur alergen untuk mengenalkannya pada sistem kekebalan tubuh. Biasanya dilakukan di bagian tangan. Bilur kecil akan muncul jika Anda alergi terhadap unsur alergen yang diberikan.
Untuk memeriksa apakah terjadi komplikasi seperti sinusitis atau polip hidung, dokter mungkin akan menyarankan beberapa tes lanjutan seperti berikut ini.
  • Tes aliran inspiratory hidung atau nasal inspiratory flow testTes ini bertujuan mengukur aliran udara saat menarik napas melalui hidung menggunakan alat kecil yang diletakkan di atas mulut dan hidung.
  • Endoskopi hidung. Tes ini dilakukan untuk melihat bagian dalam hidung dengan menggunakan pipa tipis yang memiliki kamera di ujungnya dan sinar lampu.
  • CT scan. Tes ini untuk melihat gambar bagian dalam tubuh secara detail dengan menggunakan komputer dan X-ray.

Perawatan Rhinitis

Anda bisa melakukan perawatan rhinitis di rumah jika gejala yang dialami tidak terlalu parah dengan obat-obatan yang dijual secara bebas, seperti dekongestan dan antihistamin. Antihistamin berguna untuk meredakan gejala-gejala alergi, seperti hidung tersumbat atau berair dan bersin-bersin. Namun jika parah hingga berdampak kepada aktivitas sehari-hari, segera temui dokter.
Pastikan untuk membaca petunjuk pemakaian pada kemasan atau temui dokter jika anak Anda menderita rhinitis, karena tidak semua obat untuk mengatasi rhinitis dapat digunakan oleh anak-anak.
Berikut ini adalah beberapa perawatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi rhinitis.

Obat-obatan

Anda bisa menggunakan obat-obatan untuk meredakan gejala yang umum terjadi pada rhinitis, namun tidak bisa untuk menyembuhkan alergi. Penggunaan obat harus segera dihentikan jika gejala telah membaik. Jika setelah dua pekan menggunakan obat namun tidak ada reaksi, segera temui dokter. Berikut ini adalah obat-obatan yang bisa digunakan untuk meredakan gejala rhinitis:
  • Dekongestan hidung. Obat ini bisa digunakan untuk membantu meredakan hidung tersumbat, namun tidak boleh digunakan lebih dari enam hari karena malah bisa memperparah tersumbatnya hidung Anda. Dekongestan hidung tersedia dalam bentuk kapsul, obat cair, obat semprot hidung, tablet, dan kebanyakan dijual secara bebas. Jika Anda sedang mengonsumsi obat monoamine oxidase inhibitor (MAOI) untuk mengatasi depresi, dilarang untuk menggunakan dekongestan hidung.
  • Antihistamin. Histamin yang dilepaskan oleh tubuh saat alergi dapat dihambat oleh antihistamin yang tersedia dalam bentuk tablet dan umumnya dijual secara bebas di apotek. Perhatikan cara pemakaian karena terkadang antihistamin dapat menyebabkan kantuk.
  • Kortikosteroid. Obat ini memiliki efek yang lebih bertahan lama dibandingkan antihistamin, namun lebih lama untuk bereaksi. Kortikosteroid dapat membantu meredakan pembengkakan dan peradangan.
Dokter akan menyarankan perawatan tambahan jika rhinitis tidak merespons perawatan yang telah dilakukan. Dan jika telah melakukan perawatan tambahan namun belum ada respons juga, temui dokter spesialis untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.
Berikut ini adalah beberapa perawatan tambahan yang mungkin akan disarankan oleh dokter:
  • Menambahkan obat semprot hidung dekongestan untuk jangka pendek pada pengobatan.
  • Mengombinasikan obat semprot hidung dengan tablet antihistamin dan dekongestan.
  • Menggunakan pengobatan yang menghambat efek zat kimia yang dilepaskan saat reaksi alergi, yaitu antagonis reseptor leukotriene.
  • Meningkatkan dosis obat semprot kortikosteroid.
  • Menggunakan obat semprot ipratropium yang membantu meredakan ingus berlebih.

Membersihkan Saluran Hidung

Untuk membantu menjaga agar hidung bebas dari penyebab iritasi, Anda bisa membersihkan saluran hidung secara rutin dengan larutan air garam yang bisa dibuat sendiri atau menggunakan produk yang bisa dibeli di apotek.
Cara untuk membuat larutan air garam di rumah sangat mudah. Anda cukup memasak air sekitar 500 ml hingga mendidih, lalu tunggu hingga suhunya suam-suam kuku, kemudian campurkan satu sendok teh natrium bikarbonat dan satu sendok teh garam. Harap diperhatikan, jangan membasuh hidung saat airnya masih dalam keadaan panas.
Membasuh hidung dapat dilakukan dengan cara berdiri di depan wastafel, menuangkan sedikit larutan ke telapak tangan, lalu menghirupnya dengan lubang hidung satu per satu secara bergantian. Anda tidak perlu menghabiskan seluruh larutan, tapi cukup diulangi hingga hidung Anda terasa nyaman. Jika diperlukan, Anda bisa melakukan hal ini sesering mungkin, tapi jangan menggunakan sisa larutan dari proses sebelumnya. Anda harus membuat larutan baru tiap ingin membasuh hidung.
Sejumlah larutan mungkin akan melalui belakang hidung dan masuk ke tenggorokan. Anda tidak perlu cemas jika menelan larutan tersebut karena tidak berbahaya, namun usahakan untuk mengeluarkannya sebanyak mungkin.

Imunoterapi (Suntik Alergi)

Imunoterapi biasanya dilakukan jika pengobatan lainnya kurang efektif atau menyebabkan efek samping. Imunoterapi dilakukan dengan cara menyuntikkan alergen pada bagian lengan atas secara bertahap. Tujuannya adalah untuk mengenalkan dan membiasakan tubuh pada alergen. Dengan demikian, tubuh tidak akan bergantung pada obat untuk meredakan alergi.
Imunoterapi memiliki risiko yang bisa menyebabkan reaksi alergi serius, itu sebabnya terapi ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter spesialis yang terlatih.
Imunoterapi juga bisa membantu mencegah perkembangan asma pada anak-anak.

Komplikasi Rhinitis

Penderita rhinitis memiliki risiko terjadinya gejala lain, seperti mudah marah, mengantuk di siang hari dan gangguan konsentrasi. Hal-hal ini terjadi karena tidur malam yang terganggu oleh hidung tersumbat atau berair. Jika rhinitis terjadi pada penderita asma, maka asmanya bisa bertambah parah atau sering kambuh.
Selain beberapa masalah atau gangguan kesehatan yang disebutkan di atas, rhinitis juga berisiko memunculkan komplikasi seperti yang akan dijelaskan berikut ini.

Sinusitis

Sinus terinfeksi atau mengalami peradangan yang diakibatkan oleh rhinitis dan kondisi ini merupakan komplikasi rhinitis yang umum terjadi. Hal ini terjadi karena ingus yang dihasilkan oleh sinus secara alami tidak bisa mengalir ke hidung melalui saluran kecil seperti biasa akibat tersumbatnya saluran tersebut.
Gejala sinusitis seperti sakit gigi, demam, hidung tersumbat atau berair, serta rasa sakit yang parah di sekitar mata, dahi atau pipi bisa diatasi dengan obat pereda nyeri seperti ibuprofen, aspirin, atau parasetamol. Jika sinus yang dialami terinfeksi bakteri, disarankan untuk mengonsumsi antibiotik yang akan diresepkan dokter.
Pastikan untuk membaca petunjuk penggunaan pada kemasan sebelum mengonsumsi obat-obatan yang disebutkan karena tidak semuanya cocok atau diperbolehkan meminumnya. Contohnya penderita ulkus peptikum atau asma tidak disarankan untuk mengonsumsi ibuprofen dan aspirin tidak boleh dikonsumsi oleh anak-anak yang berusia di bawah 16 tahun.
Operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki pengaliran sinus jika sinusitis yang dialami sudah cukup lama atau kronis.

Infeksi Telinga Bagian Tengah

Rhinitis dapat menyebabkan masalah infeksi telinga bagian tengah atau otitis media, yaitu gangguan pada tabung Eustachian yang terletak di belakang hidung. Tabung yang menghubungkan bagian belakang hidung dan telinga tengah berfungsi untuk mengalirkan cairan.
Cairan yang bertumpuk di telinga tengah akibat rhinitis menjadi terinfeksi dan menyebabkan infeksi pada telinga bagian tengah.
Infeksi telinga tengah dapat menyebabkan timbulnya gejala-gejala seperti hilangnya pendengaran, sakit telinga, kehilangan keseimbangan, dan demam.
Ibuprofen atau parasetamol dapat digunakan untuk meredakan demam dan rasa nyeri. Kebanyakan infeksi telinga akan sembuh dalam dua hari. Namun jika gejala yang dialami parah dan terus berlangsung, temui dokter untuk pemeriksaan yang lengkap dan resep antibiotik.

Polip Hidung

Polip hidung terkadang bisa terjadi akibat rhinitis. Polip tumbuh akibat peradangan selaput hidung. Ukuran polip hidung beragam dan bisa berwarna abu-abu, merah muda atau kuning.
Operasi umumnya diperlukan untuk mengangkat polip yang besar. Namun jika polip masih berukuran kecil maka dapat diatasi agar tidak menjadi halangan di hidung dengan menggunakan obat semprot hidung steroid.
Polip bisa mengganggu pernapasan, menghambat sinus, serta mengurangi kemampuan indra penciuman. Sinusitis dapat terjadi jika polip hidung tumbuh secara berkelompok atau cukup besar.

Pencegahan Rhinitis

]Rhinitis dapat dicegah dengan menghindari pemicu yang dapat menyebabkan timbulnya gejala rhinitis, contohnya menghindari lingkungan yang berpolusi atau terpapar asap rokok. Alergen seperti tungau debu sulit untuk dilihat dan bisa berkembang biak bahkan di rumah yang sangat bersih, itu sebabnya sulit untuk menghindarinya. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu menghindari alergen yang paling umum.

Tungau debu rumah

Tungau debu rumah adalah serangga mikroskopis yang berkembang biak di debu rumah tangga dan merupakan salah satu penyebab utama alergi. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membatasi jumlah tungau yang ada di dalam rumah.
  • Bersihkan dengan cara mencuci atau menggunakan alat penyedot debu, barang-barang seperti tirai, bantal, kain pelapis furnitur, dan boneka anak secara rutin.
  • Jangan mengelap permukaan barang dengan kain lap kering karena bisa menyebarkan alergen, tapi gunakanlah kain lap bersih yang lembap untuk membersihkan debu.
  • Gunakan selimut yang terbuat dari bahan akrilik dan bantal yang berbahan sintetis.
  • Sebaiknya hindari penggunaan karpet untuk melapisi lantai, pilihlah bahan vinil keras atau kayu.
  • Gunakan kerai gulung yang mudah untuk dibersihkan.
Fokuskan mengendalikan tungau debu di kamar tidur dan ruang tamu karena Anda lebih sering menghabiskan waktu di area tersebut.

Spora kapang

Spora kapang merupakan alergen yang dilepaskan oleh kapang yang tumbuh di luar maupun di dalam rumah saat suhu meningkat secara tiba-tiba pada lingkungan yang lembap.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah spora kapang, yaitu:
  • Jangan memasukkan pakaian terlalu padat atau pakaian yang lembap ke lemari pakaian dan jangan menjemur pakaian di dalam ruangan tertutup.
  • Gunakan penyedot yang mengisap udara keluar dan buka jendela tapi pintu harus selalu ditutup saat Anda masak atau mandi agar udara yang lembap tidak menyebar ke seluruh ruangan di dalam rumah.
  • Atasi masalah pengembunan dan kelembapan di dalam rumah.
  • Pastikan rumah Anda memiliki ventilasi yang baik dan selalu menjaga rumah dalam kondisi kering.

Hewan peliharaan

Reaksi alergi dapat terjadi jika Anda memiliki hewan peliharaan atau mengunjungi rumah yang memiliki hewan peliharaan. Hal ini terjadi karena terpapar kelupasan kulit mati hewan, kotoran dan urine kering, bukan karena bulu hewan peliharaan.
Sebaiknya Anda tidak memelihara hewan peliharaan jika memiliki risiko terkena alergi. Di bawah ini ada beberapa petunjuk yang mungkin bisa membantu Anda mengatasinya.
  • Mandikan hewan peliharaan Anda secara rutin, setidaknya dua pekan sekali.
  • Cuci semua perabotan yang lembut dan seprai yang telah dinaiki hewan peliharaan Anda.
  • Batasi hewan peliharaan Anda di ruangan yang tidak memiliki karpet di dalamnya atau sebisa mungkin jagalah agar tetap berada di luar ruangan.
  • Rawat dan sikat hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing, secara rutin di luar ruangan.
  • Jangan biarkan kamar tidur dimasuki oleh hewan peliharaan.
Minta teman atau kerabat untuk tidak menyedot debu atau menyapu rumah pada hari itu jika Anda mengunjungi rumah mereka yang memiliki hewan peliharaan karena hal itu akan membuat alergen terbang ke udara. Untuk meredakan gejala, minumlah antihistamin satu jam sebelum memasuki rumah yang memiliki hewan peliharaan.