Friday, August 21, 2015

HIPERTENSI

Pengertian Hipertensi

Karena jarang memiliki gejala yang jelas, hipertensi atau tekanan darah tinggi dikenal sebagai “pembunuh diam-diam”. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanan darah Anda.
Jika Anda belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah kepada dokter untuk memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa tekanan darah mereka setidaknya setiap lima tahun sekali.
Hipertensi-Alodokter

Penderita Hipertensi di Indonesia

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan penderita hipertensi Indonesia mencapai 31,7%.  Dari semua penderita hipertensi di Indonesia, hanya 25% saja yang terdiagnosis. Ini berarti 3 dari 4 orang yang mengidap tekanan darah tinggi, tidak tahu bahwa mereka mempunyai kondisi tersebut. Lebih bahayanya lagi, kurang dari 1% pengidap hipertensi mengonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darahnya. Hal ini membuat hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Jika dibiarkan saja, tekanan darah tinggi akan meningkatkan risiko Anda mengalami penyakit lain seperti serangan jantung atau stroke. Gejala pada hipertensi baru akan muncul jika tekanan darah sangat tinggi.

Risiko Mengidap Hipertensi

Penyebab hipertensi masih belum bisa dipastikan pada lebih dari 90% kasus, Ketika usia bertambah, kemungkinan menderita tekanan darah tinggi akan semakin meningkat. Tidak diketahui dengan jelas, tapi risiko Anda akan meningkat jika Anda:
  • Berusia di atas 65 tahun
  • Makan banyak garam
  • Kelebihan berat badan
  • Memiliki keluarga dengan tekanan darah tinggi
  • Kurang makan buah dan sayuran
  • Kurang berolahraga
  • Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein)
  • Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras
Risiko mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan mengubah hal-hal di atas dengan gaya hidup yang lebih sehat. Selain itu, pemeriksaan tekanan darah secara rutin juga bisa membantu diagnosisnya pada tahap awal. Semakin awal diagnosis hipertensi diketahui, semakin besar pula kemungkinan untuk menurunkan tekanan darah ke tingkat normal dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, tanpa perlu mengonsumsi obat.

Mengukur tekanan darah

Kekuatan darah dalam menekan dinding arteri (pembuluh darah besar) ketika dipompa ke seluruh tubuh oleh jantung menentukan ukuran tekanan darah. Tekanan yang terlalu tinggi akan membebani arteri dan jantung Anda. Hal ini yang akan membuat pengidap hipertensi mengalami serangan jantung, stroke atau penyakit ginjal.
Pengukuran tekanan darah dalam takaran merkuri per milimeter (mmHG) dan dicatat dalam dua bilangan:
  • Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak memompa darah keluar
  • Tekanan diastolik adalah tekanan darah saat jantung mengambil jeda sesaat I antara 2 detak jantung
Tekanan darah yang normal berada di bawah 130/80. Jika tekanan darah Anda adalah 145 per 95 atau 145/95mmHG, berarti tekanan sistolik Anda 145mmHg dan tekanan diastolik Anda 95mmHg. Anda diberi tahu memiliki tekanan darah tinggi (secara medis dikenal sebagai hipertensi) jika hasil dari beberapa kali pemeriksaan tekanan darah Anda tetap mencapai 145/95mmHg atau lebih tinggi.

Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi

Jika tekanan darah Anda tinggi, maka awasilah dengan ketat sampai bisa turun dan dikendalikan dengan baik. Dokter biasanya menyarankan perubahan pada gaya hidup, hal ini termasuk dalam pengobatan untuk hipertensi. Anda bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mencegah tekanan darah tinggi:
  • Mengonsumsi makanan sehat
  • Mengurangi konsumsi garam dan kafein
  • Berhenti merokok
  • Berolahraga secara teratur
  • Menurunkan berat badan, jika diperlukan
  • Mengurangi konsumsi minuman keras
Tidak pernah terlalu awal untuk mulai mencegah hipertensi sebab pencegahan akan selalu lebih mudah dan murah dibandingkan pengobatan. Jika didiamkan terlalu lama, hipertensi bisa memicu terjadinya komplikasi penyakit lainnya.

Gejala Hipertensi

Banyak orang mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi tanpa menyadarinya karena penyakit ini tidak memiliki gejala yang jelas. Orang dewasa harus memeriksakan tekanan darah setidaknya sekali dalam lima tahun. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda menderita tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanan darah.
Dalam beberapa kasus yang langka, saat seseorang memiliki tekanan darah yang sangat tinggi, dia bisa mengalami gejala seperti:
  • Sesak napas
  • Sakit Kepala berkepanjangan
  • Mimisan
  • Pandangan kabur atau penglihatan ganda
Kunjungi dokter secepatnya jika Anda mengalami gejala-gejala di atas karena tekanan darah tinggi yang tidak diatasi bisa mengarah kepada penyakit serius, seperti stroke dan penyakit jantung.

Hipertensi Saat Hamil

Sangat penting untuk mengukur tekanan darah Anda secara teratur jika Anda sedang hamil, meski hasil tekanan darah tidak pernah tinggi. Dengan mewaspadai dan memeriksakan tekanan darah secara teratur, ibu hamil dapat mengurangi risiko hipertensi yang terjadi akibat kondisi hamil.
Jika tidak diperiksakan, Anda dapat mengalami kondisi serius yang dikenal sebagai pre-eclampsia, yaitu kondisi saat Anda memiliki gangguan pada plasenta (organ yang menghubungkan peredaran darah bayi kepada sang ibu).

Penyebab Hipertensi

Penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi masih belum bisa dipastikan pada lebih dari 90% kasus yang ada, tapi terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami tekanan darah tinggi. Faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi primer adalah sebagai berikut:
  • Kadar garam yang tinggi dalam makanan Anda
  • Kurang olahraga
  • Kelebihan berat badan
  • Riwayat kesehatan keluarga dengan tekanan darah tinggi
  • Merokok
  • Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras
  • Stres
  • Risiko tekanan darah tinggi meningkat seiring bertambahnya usia
Dalam kasus dimana sama sekali tidak ada penyebab atau faktor jelas, hipertensi tersebut dikenal sebagai hipertensi primer.

Penyebab yang diketahui

Hipertensi sekunder adalah tekanan darah yang tinggi karena adanya kondisi dasar tertentu. Secara keseluruhan, 10% dari kasus hipertensi merupakan jenis sekunder. Tekanan darah tinggi sekunder biasa disebabkan:
  • Diabetes
  • Penyakit ginjal
  • Pil kontrasepsi
  • Kondisi yang memengaruhi jaringan tubuh, misalnya penyakit lupus
  • Obat pereda rasa sakit yang lebih dikenal sebagai obat anti inflamasi non-steroid (NSAIDs), seperti ibuprofen
  • Penyempitan pembuluh darah (arteri) yang mengalirkan darah ke ginjal
  • Kondisi hormon, misalnya sindrom Cushing (kondisi saat tubuh Anda menghasilkan hormon steroid)

Diagnosis Hipertensi

Secara ideal, tekanan darah Anda seharusnya di bawah 120/80mmHg, meski begitu pada umumnya hasil pengukuran di bawah 130/80mmHg tetap dianggap normal.
Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda menderita hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah dengan memeriksa tekanan darah. Orang dewasa sehat yang berusia di atas 40 tahun dianjurkan untuk memeriksa tekanan darah, setidaknya sekali dalam lima tahun.
Jika Anda lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi, Anda dianjurkan untuk memeriksa tekanan darah lebih sering, sebaiknya setahun sekali. Pemeriksaan darah bisa dilakukan oleh seorang dokter atau tenaga medis profesional lain. Jika Anda memiliki perlengkapan sendiri, pemeriksaan bisa dilakukan di rumah.

Prosedur pemeriksaan tekanan darah

Tekanan darah biasanya diukur memakai sfigmomanometer, yaitu alat yang terdiri dari stetoskop, manset, unit pengukur, pompa, dan katup. Berikut ini adalah urutan tata caranya:
  • Manset diletakkan untuk membalut lengan dan kemudian dipompa sampai erat sehingga menutup aliran darah pada lengan
  • Kemudian tekanan perlahan-lahan dilepaskan selagi denyut Anda diperiksa memakai stetoskop
  • Denyut jantung didengarkan saat manset dilonggarkan perlahan-lahan melalui pompa. Tekanan darah diukur dalam skala merkuri.
Sebelum tekanan darah diukur, Anda harus beristirahat setidaknya lima menit dan membuang air kecil. Untuk mendapatkan hasil tekanan darah yang akurat, Anda harus duduk dan tidak bicara saat pemeriksaan dimulai.
Kebanyakan dokter bedah kini memakai sfigmomanometer digital, yaitu alat pengukur tekanan darah yang memakai sensor elektronik dalam mendeteksi denyut Anda.

Tekanan Darah

Tekanan darah bisa berubah-ubah. Mendapat hasil tinggi dalam sekali pemeriksaan bukanlah berarti Anda menderita tekanan darah tinggi.
Perasaan cemas, takut, atau stres saat berkunjung ke dokter, klinik atau rumah sakit bisa meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini dikenal sebagai ‘hipertensi jas putih’. Karena itu, Anda mungkin disarankan membeli alat pengukur tekanan darah untuk di rumah agar Anda bisa memantau ukuran tekanan darah Anda secara berkala dalam sehari. Ini akan memastikan konsistensi tekanan darah Anda. Mengukur di rumah mungkin bisa menunjukkan bahwa tekanan darah sebenarnya Anda normal ketika Anda merasa santai.
Alat pengukur tekanan bisa untuk memantau tekanan darah saat di rumah maupun ketika bepergian. Sangat penting untuk membeli alat pengukur tekanan darah yang bisa diandalkan dan memberikan hasil akurat.
Tes darah dan urin dapat dilakukan untuk memeriksa apakah ada kondisi yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah, seperti penyakit ginjal.

Memahami Hasil Pengukuran Tekanan Darah

Kekuatan darah dalam menekan dinding arteri (pembuluh darah besar) ketika dipompa ke seluruh tubuh oleh jantung menentukan tinggi rendahnya ukuran tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah menggunakan takaran hitungan merkuri per milimeter (mmHg) dan dicatat dalam dua bilangan:
  • Bilangan pertama: tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak memompa darah keluar
  • Bilangan kedua: tekanan diastolik adalah tekanan darah saat jantung mengambil jeda
Jika tekanan darah Anda adalah 145 per 95 atau 145/95mmHg, berarti tekanan sistolik Anda 145mmHg dan tekanan diastolik Anda 95mmHg. Anda akan didiagnosis memiliki tekanan darah tinggi (secara medis dikenal sebagai hipertensi) jika hasil dari beberapa kali pemeriksaan tekanan darah Anda tetap diatas 140/90mmHg.
Target tekanan darah bagi penderita penyakit ginjal, diabetes, atau kondisi yang memengaruhi jantung dan sirkulasi darah adalah di bawah 130-80mmHg.

Pengobatan Hipertensi

Perubahan pada gaya hidup dan konsumsi obat anti-hipertensi bisa menjadi langkah yang efektif untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Tingginya tekanan darah dan risiko pasien untuk mengalami penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, akan menentukan jenis pengobatan yang sesuai.
Jika tekanan darah Anda sangat tinggi (180/100mmHg atau lebih), harus dilakukan perawatan secepatnya. Mungkin diperlukan juga tes lebih lanjut, tergantung kepada kondisi kesehatan Anda.
Jika tekanan darah Anda mencapai 145/95mmHg atau lebih dan telah dikalkulasikan bahwa  Anda berisiko terkena penyakit kardiovaskular pada 10 tahun ke depan, maka Anda perlu mengonsumi obat-obatan dan melakukan beberapa perubahan gaya hidup agar lebih sehat.
Jika tekanan darah Anda sedikit di atas 130/80mmHg, tapi risiko terkena penyakit kardiovaskular rendah, Anda bisa menurunkan tekanan darah dengan mengubah gaya hidup Anda saja.

Perubahan Gaya Hidup

Perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah bisa terlihat dampaknya hanya dari beberapa minggu setelah memulainya.
  • Mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak dan seimbang, termasuk makan banyak buah-buahan segar dan sayuran
  • Kurang konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok teh per hari.
  • Lebih aktif. Aktif secara fisik adalah hal paling penting yang bisa Anda lakukan untuk mencegah atau mengendalikan tekanan darah tinggi.
  • Menurunkan berat badan.
  • Berhenti merokok. Merokok sangat meningkatkan peluang Anda menderita penyakit jantung dan paru-paru
  • Mengurangi konsumsi minuman keras.
  • Kurangi konsumsi kopi, teh, atau minuman kaya kafein lain seperti cola Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan tekanan darah Anda.
  • Melakukan terapi relaksasi, seperti yoga, meditasi, dan manajemen stres.
Dengan disiplin dalam menerapkan gaya hidup sehat, dampak positif dalam tekanan darah Anda bisa terlihat secara signifikan. Beberapa penderita bahkan menjadi tidak perlu mengonsumsi obat-obatan sama sekali karena perubahan gaya hidup mereka telah berhasil menurunkan tekanan darah menjadi normal.

Pengobatan

Dalam beberapa kasus hipertensi, pasien kadang perlu mengonsumsi obat-obatan untuk seumur hidup. Tapi jika tekanan darah telah terkendali dalam bertahun-tahun, Anda mungkin boleh menghentikan pengobatan.
Ada beberapa penderita yang mungkin perlu mengonsumsi lebih dari satu jenis obat. Kadang diperlukan kombinasi beberapa jenis obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi yang lebih susah dikendalikan.
Semua jenis obat anti-hipertensi memiliki efek samping. Jika seorang penderita tidak dapat mengatasi atau merasa sangat terganggu dengan efek samping dari obat tertentu, dia bisa dengan mudah memilih jenis obat anti-hipertensi lain yang tersedia.
Beberapa efek samping yang umum dirasakan:
  • Merasa mengantuk
  • Pusing, lemah atau pening
  • Rasa sakit di sekitar area ginjal (punggung bawah bagian samping)
  • Batuk kering
  • Kulit gatal-gatal
Obat-obatan berikut banyak digunakan untuk merawat tekanan darah tinggi:
Angiotensin-converting Enzyme (ACE) Inhibitor
Dengan membuat dinding pembuluh darah lebih rileks, obat-obatan ACE inhibitor – penghambat enzim pengubah angiotensin – akan mengurangi tekanan darah.
Efek samping obat ini adalah batuk kering berkelanjutan. Jika efek samping ini sangat mengganggu, ada kemungkinan akan disarankan kepada obat yang memiliki fungsi sama seperti ACE Inhibitor, lebih dikenal sebagai Antagonis Reseptor Angiotensin-2.
Efek samping yang tidak terduga bisa muncul jika ACE Inhibitor digabungkan dengan obat-obatan lainnya, termasuk obat-obatan yang bisa dijual bebas. Konsultasikan dengan dokter atau ahli farmasi sebelum mengonsumsi obat apa pun yang akan digabungkan dengan obat ini.
Calcium Channel Blockers
Untuk mencegah kalsium tidak memasuki sel-sel otot jantung dan pembuluh darah, obat-obatan Calcium Channel Blockers (Penghambat Kanal Kalsium) bisa digunakan. Obat ini untuk mengendurkan pembuluh darah besar (arteri) dan menurunkan tekanan darah Anda.
Risiko efek samping obat ini akan meningkat jika Anda minum jus jeruk Bali selagi mengonsumsi Calcium Channel Blockers. Bicarakan risiko dan efek samping obat ini dengan dokter Anda atau ahli farmasi.
Beta-blockers
Jantung akan berdetak lebih lambat dan dengan tenaga lebih sedikit jika Anda mengonsumsi obat-obatan jenis Beta-blockers (Penghambat Beta), pada akhirnya mengurangi tingkat tekanan darah.
Sekarang beta-blockers dianggap kurang efektif dibandingkan obat lain untuk menangani tekanan darah tinggi. Dulu obat jenis ini sangat terkenal, kini hanya dipakai jika pengobatan yang lain tidak berhasi.
Konsultasikan dengan dokter jika Anda ingin menggabung beta-blockers dengan obat-obatan yang lain. Karena beta-blockers berinteraksi dengan jenis obat yang lainnya.
Bicarakan dengan dokter Anda sebelum berhenti memakai beta-blockers. Efek samping yang berbahaya bisa muncul jika tiba-tiba berhenti, misalnya peningkatan tekanan darah atau serangan angina (angin duduk).
Alpha-blockers
Obat-obatan jenis alpha-blockers (penghambat alfa) bukan pilihan pertama untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Tapi jika metode pengobatan yang lain tidak berhasil, alpha-blockers bisa dipakai untuk melemaskan pembuluh darah. Darah akan mengalir lebih mudah melewati pembuluh darah.
Efek samping dari alpha-blockers adalah:
  • Pingsan saat Anda memulai perawatan pertama kali
  • Sakit kepala
  • Pusing-pusing
  • Kelelahan
  • Pergelangan kaki membengkak
Diuretik
Diuretik juga dikenal sebagai “pil air”. Diuretik berfungsi untuk membuang sisa air dan garam dari dalam tubuh melalui urin.

Komplikasi Hipertensi

Hipertensi (tekanan darah tinggi) akan lebih membebani jantung dan juga pembuluh darah Anda. Risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal akan meningkat jika beban tambahan ini tidak ditangani setelah beberapa lama.

Penyakit Kardiovaskular

Berbagai penyakit pada jantung dan pembuluh darah (secara medis dikenal sebagai penyakit kardiovaskular) bisa muncul karena tekanan darah tinggi. Termasuk di antaranya:
  • Serangan jantung: terjadi ketika pasokan darah ke jantung tiba-tiba terhalang
  • Stroke: muncul ketika pasokan darah ke bagian otak terhenti
  • Aneurisme: muncul ketika dinding pembuluh darah pecah menyebabkan pendarahan dalam
  • Embolisme: terjadi saat penggumpalan darah atau gelembung udara menghalangi aliran darah di dalam pembuluh

Penyakit Ginjal

Pembuluh darah kecil pada kedua ginjal bisa rusak akibat tekanan darah tinggi sehingga menghalangi ginjal untuk berfungsi dengan baik. Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa gejala berikut ini:
  • Sesak napas
  • Kulit terasa gatal-gatal
  • Pergelangan kaki, kaki, atau tangan membengkak (karena menumpuknya air dalam tubuh)
  • Kelelahan
  • Darah dalam urin
  • Kencing lebih sering, terutama saat malam hari
Penyakit ginjal bisa dirawat menggunakan kombinasi obat-obatan dan suplemen makanan. Dialisis/cuci darah (proses pembersihan kotoran di dalam darah) akan dilakukan untuk kondisi yang lebih serius atau bisa juga dilakukan transplantasi ginjal.

Pencegahan Hipertensi

Penerapan pola hidup sehat seperti konsumsi makanan bernutrisi, olahraga teratur, tidak merokok, dan menghindari minuman keras bisa mencegah tekanan darah tinggi.

Makanan

Untuk menurunkan tekanan darah, konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya akan serat seperti roti gandum dan beras merah. Selain itu, buah dan sayuran yang tinggi kandungan seratnya juga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Usahakan untuk mengonsumsi buah dan sayuran secukupnya.
Kurangi konsumsi garam di dalam makanan Anda. Usahakan untuk makan kurang dari 6 gram garam per hari, yaitu sekitar satu sendok teh. Garam dapat meningkatkan tekanan darah Anda. Makin banyak makan garam, maka makin tinggi tekanan darah Anda.

Berat Badan

Mengurangi berat badan hanya beberapa kilo akan membuat perbedaan besar pada tekanan darah dan kesehatan secara keseluruhan. Jantung akan bekerja lebih berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh ketika Anda memiliki berat badan yang berlebih. Risiko tekanan darah tinggi akan meningkat.

Olahraga

Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga jantung serta pembuluh darah dalam kondisi baik, olahraga, dan beraktivitas secara teratur perlu dilakukan. Hidup aktif juga bisa membantu menurunkan berat badan Anda.
Setiap minggu, bagi orang dewasa beraktivitas dengan intensitas menengah seperti bersepeda atau jalan cepat, setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga 3 jam. Aktivitas yang dilakukan harus membuat Anda berkeringat dan sedikit kehabisan napas. Bagi orang gemuk, berjalan mendaki sudah bisa merasakan efek itu. Olahraga apa pun bisa termasuk dalam aktivitas fisik, bahkan berjalan atau merawat taman.

Terapi Relaksasi

Tekanan darah bisa dikurangi dengan terapi relaksasi dan olahraga:
  • Yoga, meditasi, atau manajemen stress
  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT), berfokus pada bagaimana pikiran dan keyakinan bisa memengaruhi cara Anda merasakan dan menghadapi masalah. Tanyakan kepada dokter Anda mengenai cara mendapatkan terapi ini.

Minuman keras

Risiko tekanan darah akan meningkat jika Anda mengonsumsi minuman keras terlalu sering dan berlebihan, tapi dengan mengikuti rekomendasi yang ada, maka risiko tersebut bisa dikurangi. Perhatikanlah bahwa:
  • Pria tidak disarankan minum lebih dari 3-4 unit (2 hingga 2,5 kaleng bir berkadar alkohol 4,7%) per harinya
  • Wanita tidak disarankan minum lebih dari 2-3 unit (maksimal 2 kaleng bir berkadar alkohol 4,7%) per harinya
Kandungan kalori yang tinggi di dalam alkohol juga bisa menambah berat badan Anda. Dengan kata lain bisa menjadikan risiko tekanan darah menjadi lebih tinggi.

Merokok

Seperti halnya tekanan darah tinggi, merokok bisa membuat arteri Anda menyempit. Merokok tidak menyebabkan tekanan darah tinggi secara langsung, tapi membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke.
Jika Anda merokok dan memiliki tekanan darah tinggi, arteri Anda akan menyempit lebih cepat dan risiko terkena penyakit jantung atau paru-paru akan meningkat secara drastis.

Kafein

Kurangi konsumsi minuman seperti kopi, teh, cola , dan minuman berenergi lain yang mengandung banyak kafein. Yang lebih penting, sebaiknya sumber cairan Anda tidak hanya berasal dari minuman di atas. Karena minum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko tekanan darah Anda. Teh dan kopi tetap bisa menjadi bagian dari diet yang berimbang.

No comments:

Post a Comment