Sunday, August 30, 2015

OTITIS MEDIA

Pengertian Otitis Media

Otitis media adalah infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah. Yaitu pada ruang di belakang gendang telinga, di mana terdapat tiga tulang kecil yang menangkap getaran dan meneruskannya ke telinga bagian dalam. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah radang telinga tengah.
Semua orang bisa mengalami otitis media, tapi kondisi ini lebih umum terjadi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun dan pada bayi berusia 6-15 bulan. Menurut perkiraan, sekitar 25 persen anak-anak akan sudah mengalami otitis media sebelum berumur 10 tahun.
Otitis Media-Alodokter
Otitis media merupakan salah satu penyebab yang paling umum dari sakit telinga. Berikut ini adalah tanda dan gejala yang bisa terjadi pada anak-anak:
  • Sering menarik, menggenggam, dan menggaruk telinga.
  • Mengalami demam.
  • Tidak mau makan.
  • Mudah marah atau rewel.
  • Tidak bereaksi dengan suara lirih atau pelan.
  • Susah tidur di malam hari.
Gejala yang dialami orang dewasa atau anak-anak yang lebih besar ketika sakit otitis media adalah munculnya rasa sakit pada telinga dan kehilangan pendengaran. Rasa sakit yang diakibatkan oleh infeksi ini terjadi karena inflamasi dan penimbunan cairan di telinga bagian tengah.

Penyebab Otitis Media

Sebagian besar kasus otitis media muncul karena terjadinya infeksi akibat virus atau bakteri. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya penimbunan mukosa atau lendir di telinga tengah. Telinga tengah berfungsi menyampaikan suara ke telinga bagian dalam melalui getaran dari tiga tulang kecil di dalamnya.
Saluran eustachius, yaitu tabung yang berfungsi menyalurkan udara ke dalam telinga bagian tengah, pada anak-anak berukuran lebih kecil daripada orang dewasa. Karena itulah anak-anak lebih rentan terhadap infeksi ini dan menjadikan mereka lebih mudah terserang otitis media.

Pengobatan Otitis Media

Sebagian besar kasus otitis media tidak memerlukan penanganan oleh dokter. Kondisi ini akan pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari. Berikut ini beberapa tanda yang perlu Anda waspadai dan butuh penanganan medis, yaitu:
  • Gejala tidak membaik dalam waktu tiga hari.
  • Merasa sangat kesakitan pada bagian telinga.
  • Terdapat nanah atau cairan keluar dari telinga.
  • Memiliki kondisi medis bawaan, seperti kistik fibrosis atau penyakit jantung turunan, yang membuat Anda atau anak-anak lebih rentan mengalami komplikasi.
Pengobatan yang akan diberikan berguna untuk meredakan rasa sakit dan demam yang mungkin dialami. Obat yang bisa diberikan adalah parasetamol sebagai pereda rasa sakit atau ibuprofen yang memiliki fungsi sama.
Untuk mengatasi otitis media akibat bakteri, biasanya dokter memberikan antibiotik. Obat ini akan diberikan jika gejala yang muncul berkelanjutan atau cukup parah.

Pencegahan pada Otitis Media

Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko terkena otitis media:
  • Jauhkan anak-anak dari lingkungan yang penuh asap atau berada di lingkungan perokok.
  • Lakukan vaksinasi terbaru pada anak-anak, terutama vaksin pneumokokus dan vaksin DTP/IPV/Hib.
  • Utamakan pemberian ASI, bukan susu formula.
  • Menghindari kontak langsung dengan anak-anak yang sedang sakit atau terserang infeksi.
  • Jangan memberi makan pada anak saat mereka berbaring.
  • Setelah anak berusia 6-12 bulan, jangan memberikan dot pada mereka.
Beberapa cara di atas hanya dilakukan untuk mengurangi risiko terkena otitis media karena tidak ada cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi telinga tengah.

Komplikasi Otitis Media

Meskipun kondisi ini jarang menyebabkan komplikasi, tapi jika memang terjadi, komplikasi bisa sangat berbahaya dan harus mendapatkan pengobatan dengan antibiotik secepatnya di rumah sakit. Berikut ini beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat otitis media.
  • Labirinitis. Penyebaran infeksi ke telinga bagian dalam.
  • Mastoiditis. Penyebaran infeksi ke tulang di belakang telinga.
  • Meningitis. Penyebaran infeksi hingga selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang atau meninges.

Gejala Otitis Media

Kemunculan gejala dari otitis media biasanya dimulai 2-7 hari setelah dimulainya gejala pilek atau infeksi pernapasan lainnya. Sebagian besar gejala yang muncul pada otitis media akan membaik dengan cepat dan pulih dalam beberapa hari. Kondisi ini sering disebut dengan istilah otitis media akut. Gejala yang muncul adalah:
  • Demam.
  • Sakit telinga.
  • Merasa tidak enak badan.
  • Merasa kelelahan.
  • Sedikit kehilangan indera pendengaran.
  • Keluar cairan dari dalam telinga.
Selain otitis media akut, terdapat juga otitis media supuratif kronik (OMSK). Otitis media supuratif kronik adalah infeksi telinga yang bertahan selama beberapa bulan dan menyebabkan keluarnya cairan dari telinga meski tanpa rasa sakit. Kondisi OMSK lebih langka dibandingkan otitis media akut.
Di bawah adalah gejala yang muncul pada bayi akibat otitis media, pastikan untuk memperhatikan tanda-tanda berikut ini karena bayi belum bisa menjelaskan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang mereka rasakan.
  • Menarik, menggenggam, dan menggaruk telinga.
  • Sakit pada bagian telinga saat berbaring.
  • Lebih sering menangis daripada biasanya.
  • Kehilangan selera makan.
  • Tidak bereaksi dengan suara lirih atau pelan.
  • Susah tidur di malam hari.
  • Kehilangan keseimbangan.
  • Batuk-batuk.
  • Hidung berair.
  • Diare.
Meski dapat  pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari, terdapat beberapa gejala yang mengharuskan Anda segera mendapatkan penanganan medis atau pengobatan, misalnya:
  • Gejala yang muncul tidak membaik setelah tiga hari.
  • Rasa sakit yang dirasakan cukup parah.
  • Cairan atau nanah keluar dari telinga.
  • Memiliki kondisi medis bawaan seperti, kistik fibrosis atau penyakit jantung dari lahir.
  • Bayi atau anak tidak bisa tidur dan rewel.

Penyebab Otitis Media

Otitis media sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang menyebar hingga ke telinga bagian tengah. Infeksi yang terjadi akhirnya menyebabkan penumpukan lendir atau mukosa pada di telinga bagian tengah. Akibat kondisi ini, saluran Eustachius (saluran kecil yang menghubungkan telinga bagian tengah hingga belakang hidung) akan mengalami penyumbatan dan inflamasi.
Fungsi utama dari saluran Eustachius adalah mempertahankan tekanan udara di dalam telinga agar tetap normal. Selain itu, saluran ini berguna untuk mengeringkan mukosa atau lendir dan kotoran lain dari telinga tengah. Ketika saluran Eustachius tersumbat atau terjadi peradangan, mukosa tidak bisa kering dengan baik, sehingga infeksi lebih mudah terjadi.
Salah satu jaringan yang ada di belakang tenggorokan, yaitu kelenjar adenoid, juga bisa menghambat saluran Eustachius jika terjadi pembesaran. Kondisi ini akan menyebabkan penimbunan mukosa dan berakhir pada infeksi telinga tengah. Jika infeksi telinga sering terjadi, kelenjar adenoid bisa diangkat.

Faktor Risiko

Risiko terjadinya penyumbatan dan infeksi lebih tinggi terjadi pada anak-anak karena mereka memiliki saluran Eustachius yang lebih kecil dan kelenjar adenoid yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Berikut ini beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami otitis media, yaitu:
  • Berusia di bawah 10 tahun, terutama bayi berusia 6-15 bulan.
  • Berada di sekitar perokok.
  • Musim atau cuaca ketika banyak anak terserang penyakit flu dan pilek.
  • Berada di penitipan anak sehingga risiko tertular infeksi dari anak lain meningkatkan.
  • Memakai dot.
  • Tidak mengonsumsi ASI, justru minum susu formula.
  • Memberi makan anak ketika mereka sedang berbaring.
  • Menderita bibir sumbing.
  • Menderita sindrom Down.

Diagnosis Otitis Media

Untuk menentukan diagnosis pada otitis media atau infeksi telinga tengah, dokter akan menggunakan alat yang bernama otoskop. Otoskop adalah alat kecil dengan lampu dan kaca pembesar pada bagian ujungnya. Dengan otoskop, dokter bisa mendeteksi keberadaan cairan di telinga bagian tengah. Jika terdapat cairan di telinga bagian tengah atau infeksi, tanda-tanda yang muncul adalah:
  • Gendang telinga membengkak.
  • Memiliki warna yang berbeda dari biasanya.
  • Terbentuknya lubang pada gendang telinga.
  • Munculnya cairan pada kanal telinga.
Untuk memeriksa apakah terdapat penyumbatan pada telinga tengah, otoskop juga bisa digunakan untuk meniupkan udara ke dalam telinga. Jika benar ada penyumbatan, ini bisa menandakan terjadinya infeksi. Gendang telinga akan bergerak sedikit jika saluran Eustachius bersih dan tidak bergerak jika tersumbat.
Jika masih curiga dengan hasil diagnosis awal yang sudah dilakukan, dokter mungkin perlu melakukan tes lanjutan. Tes lanjutan juga berguna jika pengobatan tidak berhasil dan muncul komplikasi akibat otitis media. Tes lanjutan ini akan dilakukan oleh dokter telinga, hidung, dan tenggorokan (THT). Tes yang mungkin akan dilakukan adalah:
  • Audiometri. Tes ini berfungsi menentukan apakah seseorang kehilangan indera pendengaran atau tidak. Sebuah alat bernama audiometer akan digunakan untuk menghasilkan suara dengan tingkat volume dan frekuensi yang berbeda-beda.
  • Timpanometri. Berfungsi mengukur reaksi gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara. Gendang telinga yang sehat akan bergerak jika terjadi perubahan tekanan udara. Jika gendang telinga tetap diam, maka kemungkinan terdapat cairan di belakangnya.
  • Pencitraan. Prosedur ini cukup langka untuk dilakukan. CT scan dan MRI mungkin diperlukan jika infeksi sudah menyebar ke telinga bagian tengah dan jaringan sekitarnya.

Pengobatan Otitis Media

Kasus otitis media atau infeksi telinga tengah, sebagian besar akan pulih dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam kurun waktu tiga hari. Rasa sakit dan demam bisa diatasi dengan menggunakan parasetamol atau ibuprofen. Untuk anak-anak di bawah usia 16 tahun, jangan diberikan aspirin untuk mengatasinya. Selain penggunaan obat-obatan untuk meredakan rasa sakit pada telinga, Anda bisa gunakan kain atau handuk hangat yang diletakkan di atas telinga yang sakit.

Penggunaan Antibiotik dalam Otitis Media

Antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri ringan, bisa meningkatkan kemungkinan bakteri menjadi kebal terhadap efeknya. Selanjutnya antibiotik tidak efisien lagi jika digunakan untuk mengatasi infeksi yang sama di kemudian hari.
Terlepas dari itu, tidak ada bukti yang kuat bahwa antibiotik bisa mempercepat penyembuhan infeksi telinga tengah. Jika infeksi yang terjadi disebabkan oleh virus, antibiotik tidak akan berguna untuk mengatasinya.
Penggunaan antibiotik akan dianjurkan jika:
  • Anak berusia kurang dari tiga bulan.
  • Anak berusia kurang dari dua tahun dan mengalami otitis media di kedua telinganya.
  • Anak memiliki kondisi yang membuat mereka rentan terhadap komplikasi, seperti penyakit jantung bawaan atau kistik fibrosis.
  • Gejala yang dialami anak tidak membaik setelah empat hari.
  • Ada cairan yang keluar dari telinga anak.
  • Gejala yang muncul cukup parah.
Dalam kondisi di atas, amoxicillin akan diresepkan pada anak Anda selama lima hari. Jika alergi terhadap antibiotik amoxicillin, erythromycin bisa diberikan sebagai penggantinya.
Antibiotik berbentuk obat tetes telinga akan diberikan pada orang dewasa dan anak-anak, jika otitis media yang terjadi berlangsung lama atau mengidap otitis media supuratif kronik.

Penggunaan Grommet pada Otitis Media

Grommet adalah pipa kecil yang dimasukkan ke gendang telinga untuk membantu mengeringkan cairan yang ada. Alat ini digunakan pada anak-anak yang mengalami infeksi telinga tengah yang cukup parah. Waktu yang dibutuhkan untuk memasukkan grommet adalah sekitar 15 menit dan anak tidak perlu menginap di rumah sakit. Orang tua juga tidak perlu khawatir jika anak merasakan sakit karena sebelum prosedur dokter akan memberikan obat bius. Tujuan dari penggunaan adalah untuk membuat gendang telinga terbuka selama beberapa bulan.
Selanjutnya dalam waktu 6-12 bulan, grommet akan terdorong keluar dengan sendirinya dari gendang telinga dan copot setelah gendang telinga mulai pulih. Jika anak Anda masih mengalami gangguan, prosedur lain mungkin diperlukan untuk mengatasinya.

Komplikasi Otitis Media

Kebanyakan kasus otitis media atau infeksi saluran tengah jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Tapi jika terjadi pada anak yang masih kecil, risiko terjadinya komplikasi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh pada anak-anak masih berkembang dan belum terbentuk sempurna. Berikut ini beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat otitis media.
  • Gangguan dalam berbicara atau perkembangan berbahasa
    Kondisi ini dapat terjadi jika anak Anda sering mengalami infeksi telinga dan memengaruhi indera pendengaran mereka saat masih kecil. Terdapat kemungkinan gangguan bicara dan perkembangan berbahasa akan terjadi di kemudian hari.
  • Labirintitis
    Labirin adalah struktur halus yang berada jauh di dalam telinga. Terkadang, infeksi bisa menyebar hingga ke area ini. Kondisi ini dikenal dengan istilah labirintitis. Gejala dari labirintitis dapat berupa pusing, vertigo, kehilangan pendengaran, dan kehilangan keseimbangan. Gejala ini akan hilang dalam beberapa minggu, tapi mungkin Anda akan diberikan resep obat-obatan untuk meredakan gejala ini.
  • Mastoiditis
    Mastoid adalah tulang yang berada di belakang telinga. Jika infeksi yang terjadi menyebar hingga area ini, kondisi ini dikenal dengan istilah mastoiditis. Gejala dari mastoiditis adalah demam, sakit kepala, kehilangan indera pendengaran, pembengkakan di belakang telinga, dan terlihat memerah serta sakit jika disentuh di bagian belakang telinga. Kondisi ini bisa ditangani dengan antibiotik atau operasi.
  • Kolesteatoma
    Kolesteatoma adalah kumpulan sel-sel kulit abnormal di dalam telinga. Kondisi ini bisa muncul akibat infeksi telinga tengah yang sering kambuh atau yang bersifat kronik. Jika dibiarkan, kolesteatoma bisa merusak struktur telinga. Gejala dari kolesteatoma adalah kehilangan pendengaran, kelumpuhan pada setengah bagian wajah, pusing, dan tinnitus atau telinga berdesir. Operasi pengangkatan kolesteatoma akan diperlukan pada kebanyakan kasus ini.
  • Meningitis
    Apabila infeksi yang terjadi menyebar hingga ke selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang, maka akan muncul kondisi yang disebut meningitis. Komplikasi otitis media jenis ini cukup jarang terjadi. Gejala akibat meningitis adalah sakit kepala parah, demam, mual, leher kaku, dan sensitif terhadap cahaya. Segera temui dokter jika Anda mencurigai terjadi meningitis.
  • Abses otak
    Abses otak adalah pembengkakan yang berisi nanah dan muncul di dalam otak. Ini adalah jenis komplikasi otitis media yang tergolong jarang. Gejalanya berupa sakit kepala parah, kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, demam, kebingungan, dan kejang-kejang. Ini adalah kondisi darurat, maka segera bawa ke rumah sakit terdekat jika Anda mencurigai terjadi kondisi ini. Pengobatan bisa dilakukan melalui pemberian antibiotik dan operasi. Nanah yang ada di dalam otak harus dikeluarkan secepatnya.
  • Kelumpuhan wajah
    Saraf wajah adalah kelompok saraf yang melewati tempurung kepala dan digunakan untuk mengontrol ekspresi wajah. Pembengkakan yang terjadi akibat infeksi telinga tengah bisa menekan saraf-saraf wajah, meski kondisi ini sangat jarang sekali terjadi. Akibat tekanan yang ada, penderita tidak bisa menggerakkan sebagian atau seluruh bagian wajah mereka, kondisi inilah yang disebut kelumpuhan wajah. Kondisi ini akan pulih kembali jika infeksi yang terjadi sudah bisa diobati.

No comments:

Post a Comment