Sunday, August 30, 2015

PANKREATITIS KRONIS

Pengertian Pankreatitis Kronis

Pankreatitis kronis merupakan peradangan yang menyebabkan kerusakan permanen di dalam organ pankreas. Pankreatitis kronis berbeda dengan pankreatitis akut karena pada pankreatitis akut peradangan yang terjadi hanya bersifat jangka pendek saja.
pankreatitis kronis-alodokter
Penyebab utama pankreatitis kronis sebagian besar dikaitkan dengan konsumsi alkohol secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama. Sebelum terkena pankreatitis kronis, penderita akan terlebih dahulu terkena pankreatitis akut. Peradangan awalnya hanya berlangsung dalam waktu singkat namun muncul secara berulang-ulang dan kemudian merusak organ pankreas secara permanen. Pankreas sendiri merupakan organ berukuran kecil yang terletak di bawah tulang rusuk dan lambung.
Selain konsumsi alkohol secara berlebihan, penyebab pankreatitis kronis lainnya adalah:
  • Perubahan genetika yang terjadi secara keturunan, di mana gen yang disebut SPINK-1 dan PRSS1 bermutasi dan menyebabkan fungsi pankreas terganggu. Perubahan genetika ini juga diduga dapat membuat organ pankreas lebih rentan atau lemah terhadap alkohol dibandingkan orang-orang normal.
  • Serangan oleh sistem kekebalan tubuh sendiri. Kasus ini disebut juga sebagai pankreatitis autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya berfungsi melawan ancaman dari luar malah terganggu dan berbalik menyerang pankreas.
  • Penyumbatan saluran pankreas.
  • Efek samping radioterapi yang dilakukan pada bagian perut.
  • Merokok.
  • Cedera yang terjadi pada organ pankreas.
Pankreatitis kronis umumnya diderita oleh orang-orang di usia pertengahan, yaitu antara 45-54 tahun.

Gejala pankreatitis kronis

Pankreatitis kronis ditandai dengan gejala:
  • Nyeri tajam atau membakar pada perut bagian tengah hingga ke punggung yang dirasakan secara berulang-ulang. Durasi nyeri ini bisa berlangsung selama beberapa jam atau beberapa hari.
  • Kotoran atau tinja menjadi sangat bau dengan tekstur berminyak.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Mual dan muntah
  • Merasakan gejala diabetes seperti badan lelah, sering buang air kecil, dan sering kehausan.
  • Berat badan turun.
  • Sakit kuning.
Gejala dari poin nomor dua hingga terakhir ini terjadi pada kasus parah yang mana pankreas tidak mampu lagi memproduksi enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan.

Diagnosis pankreatitis kronis

Jika Anda merasakan nyeri parah pada perut atau mengalami gejala-gejala sakit kuning segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah Anda terserang pankreatitis kronis.
Selain menanyakan gejala yang Anda rasakan, pankreatitis harus didiagnosis melalui beberapa tes berikut ini:
  • Pemeriksaan tinja.
  • Pemindaian CT Scan untuk menghasilkan gambar pankreas secara rinci dalam bentuk tiga dimensi dengan bantuan sinar-X.
  • Pemindaian USG. Tujuan metode ini sama seperti CT Scan, namun menggunakan bantuan gelombang ultrasound.
  • MRCP atau magnetic resonance cholangiopancreatography. Ini juga termasuk metode pemindaian untuk menghasilkan gambar pankreas secara detail, namun bedanya MRCP mengombinasikan MRI scan dengan penyuntikan cairan pengontras khusus.
  • Pemeriksaan endoskopi, yaitu dengan memasukkan selang khusus yang dilengkapi kamera ke dalam saluran pankreas melalui mulut untuk menghasilkan gambar organ tersebut secara lebih akurat.
  • Pemeriksaan biopsi, yaitu dengan mengambil sampel sel pankreas dan memeriksanya di laboratorium. Selain untuk mendiagnosis pankreatitis kronis, metode ini juga dipakai apabila dokter mencurigai Anda menderita kondisi lainnya, seperti kanker pankreas.

Pengobatan pankreatitis kronis

Pemberian obat-obatan untuk meredakan rasa sakit merupakan penanganan pankreatitis kronis yang paling utama. Jenis obat yang diberikan akan disesuaikan dengan tingkat rasa sakit yang dirasakan penderita. Untuk nyeri ringan, obat yang diberikan dokter biasanya dari golongan anti inflamasi non steroid (OAINS) dan parasetamol. Selain kedua obat ini, obat golongan penghambat pompa proton (PPP) juga dapat diberikan sebagai tambahan untuk mencegah risiko tukak lambung yang adalah efek samping penggunaan OAINS secara jangka panjang.
Untuk tingkat nyeri sedang, dokter biasanya akan memberikan obat pereda rasa sakit berbasis zat opioid seperti tramadol atau codeine. Selama menggunakan obat ini, dokter juga mungkin akan meresepkan laksatif (pencahar) untuk mengantisipasi gejala konstipasi sebagai efek samping penggunaan obat opioid secara jangka panjang. Efek samping dari penggunaan opioid jangka panjang lainnya adalah mengantuk, mual, dan muntah. Hindari mengemudi dan mengoperasikan alat berat jika Anda merasakan efek samping mengantuk setelah mengonsumsi obat ini.
Begitu juga dengan tingkat nyeri parah, dokter mungkin akan meresepkan obat pereda rasa sakit opioid namun dengan khasiat lebih kuat, contohnya pethidine dan morfin. Terlepas dari manfaatnya, obat-obatan ini menyimpan risiko kecanduan bagi penggunanya, terutama untuk pemakaian jangka panjang. Karena itu, dokter biasanya lebih merekomendasikan operasi untuk kasus penkreatitis kronis parah, ketimbang memberikan obat-obatan opioid dalam jangka panjang.
Pada kasus pankreatitis kronis yang disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh, dokter akan meresepkan obat-obatan kortikosteroid. Efek samping yang dapat timbul dari obat ini pada penggunaan jangka panjang adalah kenaikan berat badan dan osteoporosis.
Pemberian suplemen yang mengandung enzim pankreas buatan juga mungkin akan dibutuhkan jika fungsi pankreas telah menurun. Hal ini dilakukan guna membantu kinerja sistem pencernaan dalam mencerna makanan. Untuk efek sampingnya, konsumsi suplemen enzim pankreas dapat menyebabkan nyeri perut, konstipasi, mual, muntah, dan diare.
Selain dengan memberikan obat, dokter akan menyarankan pasien menerapkan gaya hidup sehat untuk mendukung pemulihan, di antaranya:
  • Berhenti merokok.
  • Menghindari alkohol.
  • Mengonsumsi makanan rendah lemak.

Penerapan prosedur operasi

Operasi biasanya akan dilakukan oleh dokter jika pankreatitis kronis tidak bisa ditangani dengan obat-obatan atau untuk menghindari bahaya kecanduan obat opioid pada kasus pankreatitis kronis parah. Beberapa jenis metode operasi untuk pankreatitis kronis diantaranya adalah:
  • Operasi endoskopi dan litotripsiKedua metode ini digunakan jika terbukti adanya penyumbatan pada saluran pankreas sebagai penyebab dari kondisi.
  • Operasi reseksi pankreas. Metode ini diterapkan jika inflamasi atau peradangan terjadi di bagian-bagian tertentu dari pankreas sehingga menyebabkan rasa sakit yang parah. Melalui metode ini, bagian-bagian tersebut diangkat.
  • Operasi pankreatektomi total dan transplantasi sel islet. Jika kerusakan pankreas telah meluas dan menyeluruh, pankreatektomi atau operasi pengangkatan pankreas total akan dilakukan. Namun ini berarti tubuh berhenti memproduksi insulin. Dan untuk mengantisipasi hal tersebut, dokter dapat melakukan operasi transplantasi sel islet, yaitu sel pankreas yang bertanggung jawab dalam memproduksi insulin.

Komplikasi pankreatitis kronis

Pankreatitis kronis berpotensi menimbulkan komplikasi, baik masalah kesehatan lainnya maupun masalah psikologis. Beberapa di antara komplikasi tersebut adalah:
  • Penyakit diabetes. Kondisi ini terjadi karena pankreas tidak bisa lagi memproduksi insulin yang dibutuhkan tubuh untuk mengonversi glukosa menjadi tenaga. Diabetes ditandai dengan gejala penurunan berat badan, rasa lelah berlebihan, sering buang air kecil terutama di malam hari, dan sering merasa haus.
  • Kanker pankreas. Gejala kondisi ini sendiri hampir sama dengan pankreatitis kronis, yaitu nyeri perut, sakit kuning, dan penurunan berat badan. Diperkirakan kanker pankreas dialami hingga dua persen oleh penderita pankreatitis kronis.
  • Pseudocyst atau munculnya kantung-kantung cairan di atas permukaan pankreas yang ditandai dengan gejala perut kembung, nyeri perut, dan gangguan pencernaan.
  • Masalah psikologi seperti depresi, gangguan kecemasan, dan stres. Gangguan psikologi ini umumnya dipengaruhi oleh gejala rasa sakit yang terus-menerus dirasakan pasien.

No comments:

Post a Comment