Monday, August 24, 2015

KANKER PAYUDARA

Pengertian Kanker Payudara

Payudara terbentuk dari lemak, jaringan ikat, dan ribuan lobulus (kelenjar kecil penghasil air susu). Saat seorang wanita melahirkan, Air Susu Ibu (ASI) akan dikirim ke puting melalui saluran kecil saat menyusui.
Sel-sel dalam tubuh kita biasanya tumbuh dan berkembang biak secara teratur. Sel-sel baru hanya terbentuk saat dibutuhkan. Tetapi proses dalam tubuh pengidap kanker akan berbeda. Proses tersebut akan berjalan secara tidak wajar sehingga pertumbuhan dan perkembangbiakan sel-sel menjadi tidak terkendali.
Jika terdeteksi pada stadium awal, kanker dapat diobati sebelum menyebar ke bagian lain tubuh. Gejala awal kanker payudara adalah benjolan atau penebalan pada jaringan kulit payudara. Tetapi sebagian besar benjolan belum tentu menandakan kanker.
alodokter-kanker-payudara

Penderita Kanker Payudara di Indonesia

Kanker payudara adalah penyakit dengan kasus terbanyak kedua setelah kanker serviks di antara wanita Indonesia. Berdasarkan data statistik, terdapat sekitar 72.000 kasus kanker payudara baru per tahun. Kanker payudara tidak hanya menyerang kaum wanita tapi juga pria walaupun jarang.

Apa saja Jenis Kanker Payudara?

Saat Anda menyadari adanya gejala kanker payudara, Anda dianjurkan untuk segera mengonsultasikannya ke dokter. Setelah pemeriksaan, dokter mungkin merujuk Anda ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut agar diagnosis bisa dipastikan. Kanker payudara sering dibagi dalam dua jenis, yaitu non-invasif dan invasif.
Kanker payudara invasif
Bentuk paling umum dari kanker payudara invasif adalah kanker payudara duktal invasif yang berkembang pada sel-sel pembentuk saluran payudara. Kata invasif berarti kanker ini dapat menyebar di luar payudara. Sekitar 80 persen dari semua kasus kanker payudara invasif merupakan jenis semacam ini.
Jenis kanker payudara invasif lain meliputi:
    • Kanker payudara lobular invasif. Penyakit ini berkembang pada kelenjar penghasil susu yang disebut lobulus.
    • Kanker payudara terinflamasi.
    • Kanker Paget pada payudara.
    Jenis-jenis kanker ini juga dikenal sebagai kanker payudara sekunder atau metastasis. Jenis ini dapat menyebar ke bagian lain tubuh. Penyebarannya biasanya melalui kelenjar getah bening (kelenjar kecil yang menyaring bakteri dari tubuh) atau aliran darah.
    Kanker payudara non-invasif
    Bentuk kanker non-invasif biasanya ditemukan melalui mamografi karena jarang menimbulkan benjolan. Jenis yang paling umum dari kanker ini adalah duktal karsinoma in situ. Jenis kanker payudara ini bersifat jinak dan ditemukan dalam saluran (duktus) payudara, serta belum menyebar.

    Pemeriksaan Payudara dan Genetika

    Penyebab kanker payudara yang utama belum diketahui. Karena itu, pencegahan sepenuhnya untuk kanker payudara juga sulit ditentukan. Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker, misalnya usia dan riwayat kesehatan keluarga.
    Pemeriksaan payudara dan genetika dianjurkan untuk wanita dengan kemungkinan terkena kanker payudara melebihi rata-rata. Risiko kanker payudara meningkat seiring usia, maka wanita berusia 50-70 tahun dianjurkan memeriksakan diri setiap tiga tahun sekali. Wanita berusia 70 tahun ke atas juga dianjurkan untuk memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter.

    Langkah-langkah Pengobatan Kanker Payudara

    Satu dari sembilan orang wanita akan terkena kanker payudara selama masa hidup mereka. Kanker yang terdeteksi pada tahap awal memiliki peluang untuk sembuh melalui langkah-langkah pengobatan. Karena itu, sangat penting bagi seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara secara rutin.
    Kanker payudara dapat diobati dengan kombinasi operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Beberapa kasus kanker payudara juga dapat ditangani melalui terapi biologis atau hormon. Selama masa pengobatan dan pemulihan, dukungan dari orang lain (terutama keluarga serta teman dekat) bagi penderita kanker payudara sangatlah penting.

    Gejala Kanker Payudara

    Indikasi pertama dari kanker payudara yang umumnya disadari adalah benjolan atau kulit yang menebal di payudara, tetapi sekitar 9 dari 10 benjolan yang muncul bukanlah disebabkan oleh kanker.
    Terdapat beberapa gejala yang perlu Anda perhatikan, dan jika perlu ditanyakan langsung kepada dokter yang menangani Anda.  Gejala seperti rasa sakit pada payudara atau ketiak yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi.
    Kemunculan benjolan atau kulit payudara yang menebal serta keluarnya cairan dari puting, biasanya disertai darah, juga perlu Anda waspadai. Beberapa gejala lainnya adalah perubahan ukuran pada salah satu atau kedua payudara, perubahan bentuk puting, serta kulit payudara yang mengerut.
    Anda mungkin juga akan mengalami gatal-gatal dan muncul ruam di sekitar puting Anda. Pada bagian ketiak Anda, bisa juga muncul benjolan atau pembengkakan. Tanda-tanda dan gejala di atas perlu Anda waspadai dan usahakan untuk menanyakan pada dokter untuk memastikan kondisi yang Anda alami.

    Penyebab Kanker Payudara

    Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti. Sulit untuk memastikan bahwa tiap penderita memiliki penyebab yang sama atau tidak. Tetapi ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi tingkat risiko terkena kanker payudara, antara lain:

    Pengaruh Diagnosis Kanker Payudara yang Sebelumnya

    Jika Anda pernah mengidap kanker payudara atau terjadi perubahan seperti sel kanker non-invasif yang terkandung di dalam saluran payudara, Anda dapat kembali terkena kanker pada payudara yang sama atau pada yang satunya.

    Pengaruh Benjolan Jinak yang Pernah Dimiliki

    Memiliki benjolan jinak bukan berarti Anda mengidap kanker payudara, tetapi benjolan tertentu mungkin akan mempertinggi risiko Anda. Perubahan kecil pada jaringan payudara Anda, seperti pertumbuhan sel yang tidak lazim dalam saluran (hiperplasia duktal atipikal) atau kanker payudara lobular (adanya sel yang tidak lazim dalam lobulus) bisa meningkatkan risiko Anda untuk terkena kanker payudara.

    Pengaruh Riwayat Kesehatan Keluarga

    Jika Anda memiliki keluarga inti (misalnya, ibu, kakak, adik atau anak) yang mengidap kanker payudara atau ovarium, risiko Anda untuk terkena kanker payudara akan meningkat. Tetapi kanker payudara mungkin juga muncul lebih dari sekali dalam satu keluarga secara kebetulan.
    Umumnya kasus kanker payudara bukan dikarenakan faktor keturunan (hereditas), tetapi mutasi gen tertentu yang dikenal dengan nama BRCA1 dan BRCA2 dapat mempertinggi risiko kanker payudara dan kanker ovarium. Jenis kanker ini juga mungkin diturunkan orang tua kepada anak.

    Faktor Usia

    Seiring bertambahnya usia, risiko kanker juga akan meningkat. Kanker payudara umumnya terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun yang sudah mengalami menopause. Sekitar 80 persen kasus kanker payudara terjadi pada wanita berusia di atas 50 tahun.

    Risiko Paparan Radiasi

    Risiko Anda untuk terkena kanker payudara juga bisa meningkat jika sering terpapar radiasi atau akibat prosedur medis tertentu yang menggunakan radiasi seperti rontgen dan CT scan.

    Risiko Paparan Estrogen

    Risiko terkena kanker payudara akan sedikit meningkat akibat tingkat paparan terhadap estrogen dalam tubuh. Contoh:
    • Jika Anda tidak memiliki keturunan atau melahirkan di usia lanjut. Hal ini akan meningkatkan risiko kanker payudara karena paparan terhadap estrogen tidak terhalang oleh proses kehamilan.
    • Jika Anda mengalami masa menstruasi yang lebih lama (misalnya, mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun).

    Pengaruh Terapi Penggantian Hormon

    Terapi penggantian hormon kombinasi memiliki risiko sedikit lebih tinggi daripada terapi penggantian hormon estrogen. Tetapi keduanya tetap dapat mempertinggi risiko terkena kanker payudara.Di antara 1.000 wanita yang menjalani terapi hormon kombinasi selama 10 tahun, diperkirakan akan ada 19 kasus kanker payudara lebih banyak dibanding kelompok wanita yang tidak pernah menerima terapi hormon. Risiko ini juga akan meningkat seiring durasi terapi, tapi akan kembali normal setelah Anda berhenti menjalaninya.

    Pengaruh Kelebihan Berat Badan Atau Obesitas

    Kelebihan berat badan setelah menopause dapat menyebabkan peningkatan produksi estrogen sehingga risiko kanker payudara akan meningkat.

    Konsumsi Minuman Keras

    Sebuah penelitian telah dilakukan terhadap 200 wanita pengonsumsi minuman keras dan 200 wanita bukan pengonsumsi minuman keras. Hasilnya menyatakan bahwa anggota kelompok pengonsumsi minuman keras bisa terserang kanker sebanyak tiga orang lebih banyak. Risiko kanker payudara akan meningkat seiring banyaknya jumlah minuman keras yang dikonsumsi.

    Diagnosis Kanker Payudara

    Pada umumnya, kanker payudara didiagnosis melalui pemeriksaan rutin atau ketika penderitanya menyadari gejala-gejala tertentu yang akhirnya menjadi pendorong untuk ke dokter.Pemeriksaan fisik saja tidak cukup untuk mengonfirmasi diagnosis kanker payudara.
    Jika menemukan benjolan pada payudara Anda, dokter akan menganjurkan beberapa prosedur untuk memastikan apakah Anda menderita kanker payudara atau tidak.
    • MamografiPemeriksaan dengan mamografi umumnya digunakan untuk mendeteksi keberadaan kanker.
    • USGJenis pemeriksaan ini digunakan untuk memastikan apakah benjolan pada payudara berbentuk padat atau mengandung cairan.
    • BiopsiPemeriksaan ini meliputi proses pengambilan sampel sel-sel payudara dan mengujinya untuk mengetahui apakah sel-sel tersebut bersifat kanker. Melalui prosedur ini, sampel biopsi juga akan diteliti untuk mengetahui jenis sel payudara yang terkena kanker, keganasannya serta reaksinya terhadap hormon.
    Saat didiagnosis positif mengidap kanker, Anda memerlukan sejumlah pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui stadium dan tingkat penyebaran kanker. Di antaranya:
    • MRI dan CT scan.
    • Rontgen dada.
    • Pemeriksaan tulanguntuk mengecek apakah kanker sudah menyebar ke tulang.
    • Biopsi kelenjar getah bening (noda limfa) di ketiak. Jika terjadi penyebaran kanker, kelenjar getah bening pertama yang akan terinfeksi adalah noda limfa sentinel.Lokasinya bervariasi jadi perlu diidentifikasikan dengan kombinasi isotop radioaktif dan tinta biru.
    Anda juga dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan yang akan menunjukkan reaksi kanker pada jenis-jenis pengobatan tertentu. Di antaranya:
    Pemeriksaan HER2
    Kanker yang dirangsang oleh protein, disebut dengan HER2 (human epidermal growth factor receptor 2), dapat ditangani dengan obat-obatan yang memblokir efekHER2. Jenis pengobatan ini disebut terapi biologis atau molekul.
    Pemeriksaan reseptor hormon
    Pertumbuhan sel kanker payudara juga mungkin dipicu oleh hormon alami tubuh, misalnya estrogen dan progesteron. Sampel sel kanker akan diambil dari payudara dan diuji untuk melihat reaksinya pada estrogen atau progesteron. Jika hormon menempel pada sel kanker, yaitu menggunakan reseptor hormon, sel tersebut akan disebut sebagai reseptor hormon positif. Proses pengobatan untuk jenis kanker ini adalah dengan menghentikan efek-efek atau menurunkan tingkat hormon tersebut yang dikenal sebagai terapi hormon.

    Stadium Kanker Payudara

    Stadium menjelaskan ukuran kanker dan tingkat penyebarannya. Kanker payudara duktal non-invasif terkadang digambarkan sebagai Stadium 0. Stadium lainnya menjelaskan perkembangan kanker payudara invasif. Dokter akan menentukan stadium kanker setelah Anda didiagnosis positif terkena kanker.
    Pada stadium 1
    Ukuran tumor kurang dari 2 cm. Tumor tidak menyebar ke kelenjar getah bening di ketiak dan tidak ada tanda-tanda penyebaran kanker ke bagian lain tubuh.
    Pada stadium 2
    Ukuran tumor 2-5 cm atau tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening, atau keduanya. Tidak ada tanda-tanda bahwa kanker sudah menyebar ke bagian lain tubuh.
    Pada stadium 3
    Ukuran tumor 2-5 cm. Tumor mungkin menempel pada kulit atau jaringan di sekitar payudara. Kelenjar getah bening di ketiak terinfeksi, tapi tidak ada tanda-tanda bahwa kanker sudah menyebar ke bagian lain tubuh.
    Pada stadium 4
    Tumor dengan segala ukuran dan sudah menyebar ke bagian lain tubuh (metastasis).

    Pengobatan Kanker Payudara

    Ada beberapa faktor yang jadi pertimbangan dokter sebelum memutuskan pengobatan yang terbaik, yaitu stadium serta tingkat perkembangan kanker, kondisi kesehatan menyeluruh dari penderita dan masa menopause.
    Kanker payudara yang terdeteksi melalui pemeriksaan rutin biasanya berada pada stadium awal. Sedangkan kanker yang terdeteksi akibat gejala fisik yang muncul mungkin sudah berada pada stadium lebih lanjut. Kanker stadium lanjut atau metastasis ini tidak bisa disembuhkan dan penanganannya bertujuan untuk mengurangi gejala penderita.

    Langkah-langkah Pengobatan Sesuai Dengan Jenis Kanker

    Kanker payudara disebut primer jika sel kanker pertama berawal dari sel payudara dan bukan dari hasil penyebaran kanker organ lain. Pada umumnya, kanker payudara primer dapat disembuhkan secara total jika didiagnosis dan diobati sejak dini.
    Jenis penanganan kanker payudara yang pertama biasanya adalah operasi. Jenis operasinya bervariasi tergantung jenis kanker payudara yang Anda derita. Proses operasi biasanya ditindaklanjuti dengan kemoterapi, radioterapi, atau perawatan biologis untuk beberapa kasus tertentu. Kemoterapi atau terapi hormon juga terkadang dapat menjadi langkah pengobatan pertama.
    Jika terdeteksi pada stadium lanjut setelah menyebar ke bagian lain tubuh, kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Jenis pengobatan yang akan dianjurkan pun berbeda dan bertujuan untuk meringankan beban bagi penderitanya.

    Proses-proses Operasi

    Operasi untuk kanker payudara terbagi dua, yaitu operasi yang hanya mengangkat tumor dan operasi yang mengangkat payudara secara menyeluruh (mastektomi). Operasi plastik rekonstruksi biasanya dapat dilakukan langsung setelah mastektomi.
    Untuk menangani kanker payudara stadium awal, penelitian menunjukkan bahwa kombinasi operasi pengangkatan tumor dan radioterapi memiliki tingkat kesuksesan yang sama dengan mastektomi total.
    Operasi untuk menyelamatkan payudara
    Ini adalah operasi pengangkatan tumor di mana payudara secara keseluruhan tidak diangkat melainkan dibiarkan seutuh mungkin. Operasi ini meliputi pengangkatan tumor beserta sedikit jaringan di sekitarnya sampai mastektomi parsial atau pengangkatan seperempat bagian payudara (quadrantectomy).
    Terdapat beberapa pertimbangan yang akan menentukan jumlah jaringan payudara yang akan diangkat:
    • Kuantitas jaringan pada daerah sekitar tumor yang perlu diangkat.
    • Jenis, ukuran, serta lokasi tumor.
    • Ukuran payudara.
    Sejumlah jaringan sehat di sekitar tumor juga akan diangkat untuk memeriksa keberadaan sel-sel kanker. Kemungkinan kanker akan kembali tumbuh sangat kecil jika tidak terdapat sel-sel kanker dalam jaringan sehat itu. Tetapi jika sel-sel kanker ditemukan, lebih banyak jaringan perlu diangkat. Lalu radioterapi biasanya ditawarkan untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker.
    Mastektomi (pengangkatan payudara)
    Proses operasi ini adalah pengangkatan seluruh jaringan payudara, termasuk puting. Penderita dapat menjalani mastektomi bersamaan dengan biopsi noda limfa sentinel jika tidak ada indikasi penyebaran kanker pada kelenjar getah bening. Sebaliknya, penderita dianjurkan untuk menjalani proses pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak jika kanker sudah menyebar ke bagian itu.
    Operasi plastik rekonstruksi
    Ini adalah proses operasi untuk membuat payudara baru yang semirip mungkin dengan payudara satunya. Ada dua jenis operasi plastik rekonstruksi, yaitu:
    • Operasi rekonstruksi langsung yang bisa dilakukan bersama mastektomi.
    • Operasi rekonstruksi berkala yang dilakukan beberapa waktu setelah mastektomi.
    Operasi pembuatan payudara baru ini bisa dilakukan dengan menggunakan implan payudara atau jaringan dari bagian lain tubuh.

    Langkah Kemoterapi

    Kemoterapi umumnya ada dua jenis, yaitu kemoterapi yang biasanya diterapkan setelah operasi untuk menghancurkan sel-sel kanker dan kemoterapi sebelum operasi yang digunakan untuk mengecilkan tumor.
    Kemoterapi menggunakan menggunakan obat-obatan antikanker. Beberapa jenis obat bisa diaplikasikan secara bersamaan. Jenis kanker dan tingkat penyebarannya akan menentukan jenis obat yang dipilih serta kombinasinya.
    Kemoterapi umumnya diberikan melalui infus untuk pasien berobat jalan atau tanpa perlu menginap di rumah sakit. Dokter juga mungkin akan memberi obat dalam bentuk tablet untuk dibawa pulang.
    Efek samping kemoterapi akan memengaruhi sel-sel sehat, misalnya sel kekebalan tubuh. Tapi obat dari dokter biasanya bisa mencegah atau mengendalikan sebagian efek samping. Beberapa efek samping dari kemoterapi adalah:
    • Hilangnya nafsu makan.
    • Mual dan muntah.
    • Sariawan atau sensasi perih dalam mulut.
    • Rentan terhadap infeksi.
    • Kelelahan.
    • Rambut rontok.
    Dokter akan menjelaskan efek dari semua pengobatan terhadap kesuburan karena obat-obatan yang digunakan dalam kemoterapi juga bisa menghambat produksi hormon estrogen tubuh. Penderita yang belum mengalami menopause akan mengalami menstruasi yang terhenti selama kemoterapi. Ovarium seharusnya akan kembali memproduksi estrogen setelah pengobatan selesai. Tetapi menopause dini juga bisa terjadi pada wanita yang berusia di atas 40 tahun karena mereka mendekati usia rata-rata menopause.
    Jika bagian tubuh lainnya sudah terkena penyebaran kanker payudara, kemoterapi tidak akan bisa menyembuhkan kanker. Tetapi kemoterapi dapat mengecilkan tumor, meringankan gejala-gejala, dan memperpanjang usia.

    Langkah Radioterapi

    Radioterapi adalah proses terapi untuk memusnahkan sisa-sisa sel-sel kanker dengan dosis radiasi yang terkendali. Proses ini biasanya diberikan sekitar satu bulan setelah operasi dan kemoterapi agar kondisi tubuh dapat pulih terlebih dulu. Tetapi tidak semua penderita kanker payudara membutuhkannya.
    Sama seperti kemoterapi, prosedur ini juga memiliki efek samping, yaitu iritasi sehingga kulit payudara perih, merah, dan berair, warna kulit payudara menjadi lebih gelap, kelelahan berlebihan serta limfedema (kelebihan cairan yang muncul di lengan akibat tersumbatnya kelenjar getah bening di ketiak).

    Terapi Hormon Untuk Mengatasi Kanker Payudara

    Khusus untuk kanker payudara yang pertumbuhannya dipicu estrogen atau progesteron alami (kanker positif reseptor-hormon), terapi hormon digunakan untuk menurunkan tingkat atau menghambat efek hormon tersebut. Langkah ini juga kadang dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor agar mudah diangkat, terapi ini umumnya diterapkan setelah operasi dan kemoterapi.
    Jika kondisinya kurang sehat, penderita tidak akan bisa menjalani operasi, kemoterapi, atau radioterapi. Karena itu, terapi hormon dapat menjadi alternatif sebagai proses pengobatan tunggal. Durasi terapi hormon yang umumnya dianjurkan adalah maksimal lima tahun setelah operasi. Jenis terapi yang Anda jalani tergantung kepada usia Anda, jika Anda telah mengalami menopause, tingkat perkembangan kanker, jenis hormon yang memicu kanker, dan jenis pengobatan lain yang dijalani.
    Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase adalah dua jenis obat yang biasanya digunakan dalam terapi hormon. Tamoksifen dapat diminum dalam bentuk tablet atau cair dan berfungsi untuk menghambat estrogen agar tidak mengikatkan diri pada sel-sel kanker.
    Sedangkan penghambat enzim aromatase dianjurkan untuk penderita yang sudah mengalami menopause karena fungsinya adalah untuk menghalangi kinerja aromatase, yaitu substansi yang membantu produksi estrogen dalam tubuh setelah menopause. Contoh penghambat enzim aromatase dalam bentuk tablet yang tersedia dan diminum setiap hari adalah letrozol, eksemestan, dan anastrozol.
    Tamoksifen dan penghambat enzim aromatase dapat menyebabkan beberapa efek samping yang mirip, antara lain sakit kepala, mual, muntah serta sensasi rasa panas, berkeringat, dan jantung berdebar (hot flushes). Tetapi tamoksifen memiliki efek samping khusus, yaitu dapat menyebabkan perubahan siklus menstruasi pada penderita kanker payudara.

    Langkah Ablasi Atau Supresi Ovarium

    Ablasi atau supresi ovarium akan menghentikan kinerja ovarium untuk memproduksi estrogen.
    Ablasi sendiri bisa dilakukan dengan operasi atau radioterapi. Ablasi ovarium akan menghentikan kinerja ovarium secara permanen dan memicu menopause dini.
    Supresi ovarium menggunakan agonis luteinising hormone-releasing hormone (aLHRH)yang bernama goserelin. Pemakaian obat ini akan menghentikan menstruasi untuk sementara. Menstruasi akan kembali normal setelah proses pemakaian selesai. Bagi penderita berusia mendekati usia menopause atau sekitar 45 tahun, menstruasi mereka mungkin akan berhenti secara permanen meski pemakaian goserelin sudah selesai.
    Suntikan goserelin diberikan sebulan sekali. Efek samping obat ini menyerupai masa menopause seperti perasaan yang emosional, kesulitan tidur dan sensasi panas yang disertai dengan jantung yang berdebar-debar.

    Terapi Biologis Dengan Trastuzumab

    Pertumbuhan sebagian jenis kanker payudara yang dipicu oleh protein HER2 (human epidermal growth factor receptor 2) disebut positif HER2. Selain menghentikan efekHER2, terapi biologis juga membantu sistem imun untuk melawan sel-sel kanker. Jika tingkat protein HER2 Anda tinggi dan Anda mampu menjalani terapi biologis, trastuzumab mungkin akan dianjurkan oleh dokter untuk Anda setelah kemoterapi.
    Antibodi berfungsi memusnahkan sel-sel berbahaya seperti virus dan bakteri. Protein ini diproduksi secara alami oleh sistem kekebalan tubuh. Trastuzumab adalah jenis terapi biologis yang dikenal sebagai antibodi monoklonal. Antibodi trastuzumab mengincar dan memusnahkan sel-sel kanker positif HER2.
    Terapi ini tidak cocok untuk penderita dengan penyakit jantung seperti angina, tekanan hipertensi, atau penyakit katup jantung. Jika memang diharuskan untuk menggunakan trastuzumab, penderita harus menjalani pemeriksaan jantung secara rutin. Hal ini karena trastuzumab dapat menyebabkan efek samping pada jantung. Efek samping lain dari trastuzumab adalah:
    • Alergi pada pemakaian awal yang menimbulkan gejala mual, sesak napas, menggigil, dan demam.
    • Rasa nyeri dan sakit.

    Pencegahan Kanker Payudara

    Pencegahan sepenuhnya untuk kanker payudara sulit diketahui karena penyebab dan kenapa kanker ini terjadi juga belum diketahui secara pasti. Tetapi ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko kanker payudara.

    Pencegahan Secara Perorangan

    Gaya hidup yang sehat tidak hanya dapat menurunkan risiko kanker payudara, tapi juga dapat mencegah berbagai penyakit lain. Langkah sederhana ini dapat dilakukan dengan:
    • Berolahraga secara teratur. Aktivitas ini dapat mengurangi risiko kanker hingga 30 persen.
    • Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang, misalnya mengurangi konsumsi makanan berlemak.
    • Menjaga berat badan yang sehat, terutama bagi wanita yang sudah menopause, karena kelebihan berat badan dapat memicu lebih banyak produksi hormon estrogen.
    Selain gaya hidup, penelitian juga menunjukkan bahwa wanita yang pernah menyusui memiliki risiko lebih rendah untuk terkena kanker payudara. Hal ini mungkin terjadi karena masa ovulasi mereka menjadi tidak rutin saat sedang menyusui sehingga tingkat estrogen tetap stabil.

    Menghadang Kanker Payudara Secara Klinis

    Ada beberapa penanganan untuk menurun risiko bagi wanita dengan risiko kanker payudara yang lebih tinggi dari rata-rata. Dua jenis penanganan utamanya akan dijelaskan lebih detail di bawah ini.
    Penanganan dengan obat-obatan
    Dua jenis obat yang tersedia untuk wanita dengan risiko tinggi terkena kanker payudara adalah tamoksifen dan raloksifen. Wanita yang sudah mengalami menopause dapat menggunakan kedua obat ini, sementara wanita yang belum menopause hanya dianjurkan untuk menggunakan tamoksifen. Jika Anda pernah atau memiliki risiko mengalami penggumpalan darah atau kanker rahim, kedua obat ini juga kemungkinan tidak cocok.
    Bagi Anda yang ingin memiliki anak, dokter biasanya akan menganjurkan untuk berhenti meminum tamoksifen setidaknya dua bulan sebelum mencoba untuk hamil karena obat ini akan memengaruhi perkembangan janin. Tamoksifen juga dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah, jadi Anda sebaiknya berhenti meminumnya pada enam minggu sebelum operasi.
    Mastektomi (operasi pengangkatan seluruh payudara)
    Selain untuk menangani kanker payudara, mastektomi juga digunakan untuk menurunkan risiko dari wanita dengan riwayat kesehatan keluarga berisiko tinggi terkena kanker payudara.
    Mastektomi akan mengangkat jaringan payudara sebanyak mungkin sehingga dapat menurunkan risiko kanker payudara hingga 90%. Namun proses operasi tetap memiliki risiko komplikasi. Pengangkatan payudara juga mungkin dapat menurunkan kepercayaan diri pasien secara signifikan.
    Selain operasi plastik rekonstruksi payudara yang dilakukan bersamaan atau setelah mastektomi, Anda juga memiliki alternatif lain, yaitu payudara palsu yang dapat digunakan di dalam beha.

    Pemeriksaan Kanker Payudara

    Sejak tahun 2007, relawan Yappika (Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif dan Kemitraan Masyarakat Indonesia) menghimbau dan mengajar wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau biasa disebut SADARI, sebagai langkah pencegahan kanker payudara.
    Kematian akibat kanker payudara dapat dicegah lewat pemeriksaan rutin karena prosedur ini dapat menemukan kanker yang tanpa gejala atau yang belum mematikan.Jika kanker payudara terdeteksi pada stadium awal, peluang Anda untuk pulih total akan makin tinggi. Kemungkinan Anda membutuhkan mastektomi atau kemoterapi juga akan menurun.
    Jika Anda adalah seorang wanita berumur antara 50-70 tahun, Anda sebaiknya menjalani pemeriksaan mamografi sekali tiap tiga tahun. Walau kanker payudara lebih jarang terjadi kepada wanita di atas umur 70, mereka tetap boleh menjalani pemeriksaan mamografi sekali dalam 3-5 tahun. Begitu juga dengan wanita yang berusia di bawah 50 tahun, mereka juga bisa menjalani pemeriksaan rutin sekali tiap tiga tahun.
    Mamografi adalah jenis pemeriksaan yang paling sering dianjurkan bagi semua wanita untuk mendeteksi kanker payudara. Saat menjalani mamografi, payudara Anda akan diletakkan di mesin rontgen,lalu ditekan perlahan-lahan dengan pelat transparan. Walau terasa tidak nyaman, penekanan ini hanya akan berlangsung beberapa menit dan termasuk proses penting untuk menjamin agar hasil mamografi terlihat jelas.
    Khusus bagi wanita yang berisiko tinggi terkena kanker payudara, misalnya karena ada keluarga inti yang mengidap kanker payudara atau ovarium, mereka sebaiknya menjalaniMRI scan atau mamografi tahunan sebelum mencapai usia 50 tahun. Pemeriksaan MRIkadang menjadi pilihan karena hasilnya yang lebih akurat untuk mendeteksi kanker pada payudara yang padat.
    Alternatif lain untuk mendeteksi kanker payudara adalah lewat pemeriksaan genetika. Anda dapat memilih untuk menjalani pemeriksaan genetika lewat tes darah untuk mencari variasi mutasi BRCA1BRCA2, dan TP53. Memiliki salah satu gen ini dapat mempertinggi risiko kanker payudara.

    No comments:

    Post a Comment