Sunday, August 9, 2015

BIDURAN

Pengertian Biduran

Biduran yang dalam istilah medis disebut urtikaria adalah reaksi dari kulit yang menyebabkan munculnya bilur berwarna merah atau putih dan terasa gatal. Bilur ini awalnya muncul di satu bagian tubuh dan akhirnya menyebar. Salah satu penyebab umumnya adalah alergi. Ukuran dan bentuk bilur pun bisa berbeda-beda.
Ruam pada kasus urtikaria atau biduranakan terasa gatal, tapi bisa juga terasa perih atau menyengat. Gejala urtikaria bisa bertahan berjam-jam hingga beberapa hari. Urtikaria yang terjadi selama kurang dari enam minggu disebut sebagai urtikaria akut atau jangka pendek. Tapiada juga kasus urtikaria yang bertahan lebih dari enam minggu atau bersifat kambuhan selama beberapa bulan atau bahkan tahun. Kondisi yang jarang terjadi ini dikenal dengan istilah urtikaria kronis atau jangka panjang.
Biduran-Alodokter
Urtikaria kronis bisa diartikan sebagai pertanda dari penyakit lain yang sedang diderita. Misalnya karena penyakit tiroid, diabetes tipe 1 atau lupus.
Biduran atau urtikaria lebih sering terjadi pada anak-anak dan wanita pada usia 30-60 tahun. Selain itu, orang yang memiliki alergi juga lebih berisiko untuk mengalaminya.

Penyebab Biduran atau Urtikaria

Munculnya bilur pada kulit ini dipicu oleh tingginya kadar histamin yang dilepaskan ke kulit. Histamin menyebabkan pembuluh darah menjadi rileks dan melebar sehingga aliran darah pun meningkat. Dengan banyaknya darah yang mengalir di bawah permukaan kulit, kulit pun terlihat memerah. Kelebihan cairan ini jugalah yang menyebabkan pembengkakan pada kulit dan rasa gatal-gatal.
Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya biduran:
  • Terjadi kontak dengan pemicu atau penyebab alergi, misalnya lateks dan bulu binatang.
  • Makanan penyebab biduran yang paling umum adalah kacang, cokelat, makanan laut, telur, gandum, dan susu.
  • Hampir semua obat-obatan bisa menyebabkan urtikaria, misalnya antibiotik,  aspirin, obat anti-hipertensi dan ibuprofen.
  • Zat aditif atau bahan tambahan dalam makanan seperti pemanis, pengawet, penguat rasa, pewarna, pengental, dan lain-lain.
  • Infeksi seperti hepatitis dan demam kelenjar.
  • Gigitan serangga
  • Faktor lingkungan seperti pajanan terhadap kondisi atau cuaca panas maupun dingin, pajanan terhadap air tertentu, atau bahkan sinar matahari.
  • Stres.
Kadang-kadang kondisi urtikaria kronis tidak diketahui penyebab pastinya. Tapi beberapa faktor bisa memicu munculnya biduran atau memperburuk gejala yang ada, misalnya minum minuman beralkohol atau minuman berkafein, merasa stres, dan suhu udara yang panas.

Cara Mengenali Biduran atau Urtikaria pada Kulit

Biduran atau urtikaria bisa dipastikan dengan cara memeriksa bilur atau ruam yang ada pada kulit secara langsung oleh dokter. Dokter akan menanyakan seputar kondisi biduran yang diderita. Mulai dari kapan dan bagaimana biduran muncul, lalu apakah pasien telah mengonsumsi obat atau makanan yang belum pernah dikonsumsi sebelumnya, dan apakah ada perubahan pada keadaan lingkungan.

Cara Mengobati Biduran atau Urtikaria

Biduran atau urtikaria sebagian besar tidak memerlukan pengobatan khusus. Gejala ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari. Jika terasa sangat mengganggu, obat antihistamin bisa digunakan untuk mengatasi rasa gatalnya. Untuk kasus yang lebih parah, gunakan tablet kortikosteroid.

Biduran atau Urtikaria dan Penyakit yang Menyertai

Angioedema adalah pembengkakan pada lapisan kulit yang lebih dalam. Pembengkakan ini biasanya terjadi pada bagian mata, bibir, dan alat kelamin.
Urtikaria bisa juga menjadi bagian dari gejala anafilaksis. Anafilaksis adalah sebuah reaksi alergi yang parah dan terjadi secara tiba-tiba hingga dapat menyebabkan kematian. Kondisi ini dianggap sebagai keadaan darurat karena beberapa gejalanya yang ekstrem. Berikut ini adalah gejala-gejala anafilaksis lainnya:
  • Pembengkakan pada kelopak mata, bibir, tangan dan kaki.
  • Sesak napas yang disebabkan oleh penyempitan saluran udara.
  • Sakit perut dan muntah-muntah.

Gejala Biduran

Bilur yang muncul akibat biduran biasanya terasa sangat gatal dengan ukuran dan lokasi berbeda-beda. Bilur ini bisa menghilang di satu bagian dan muncul lagi di bagian tubuh yang lainnya. Setelah bilur ini menghilang, kulit akan kembali normal dengan sendirinya. Biduran pada umumnya akan membaik dan hilang dalam dua hari. Terdapat beberapa faktor pemicu yang dapat memperburuk gejala biduran yang sedang dialami, yaitu:
  • Kondisi stres
  • Minuman keras
  • Kafein
  • Suhu udara yang panas
Hindarilah faktor-faktor di atas agar tidak memperparah gejala biduran yang dialami. Jika gejala biduran terasa parah dan berlangsung lebih dari dua hari, segera temui dokter. Mungkin diperlukan penanganan atau pengobatan khusus untuk meredakan gejala yang dialami.

Urtikaria Vaskulitis

Urtikaria vaskulitis adalah kondisi ketika pembuluh darah di dalam kulit mengalami inflamasi. Ini adalah jenis dari urtikaria yang jarang terjadi. Bilur pada jenis ini bertahan lebih lama dari satu hari. Selain terasa jauh lebih sakit, bilur ini juga bisa meninggalkan memar.

Anafilaksis

Anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang terjadi secara mendadak. Kondisi ini sangat berbahaya dan bisa berakibat fatal. Kebanyakan orang yang memiliki alergi tidak mencapai tingkat anafilaksis jika terpajan pemicu alerginya.
Selain biduran, gejala-gejala anafilaksis antara lain:
  • Bengkak pada kelopak mata, bibir, tangan, kaki.
  • Sesak napas.
  • Pusing.
  • Pingsan.
  • Sakit atau mual pada bagian perut.
  • Muntah-muntah.
Orang-orang yang menderita asma atau penyakit kulit eksim lebih berisiko untuk mengalami anafilaksis dibandingkan orang lain. Walau merupakan kondisi yang gawat, penderita anafilaksis dapat pulih sepenuhnya asal ditangani dengan benar dan cepat.

Penyebab Biduran

Bilur yang muncul pada kulit disebabkan karena meningkatnya histamin dan juga unsur kimia terkait lainnya dari bawah permukaan kulit. Untuk mengendalikan gejala atau menghindari kambuhnya urtikaria, akan sangat baik untuk mencari tahu faktor pemicu dan penyebab munculnya urtikaria. Biduran yang disebabkan oleh makanan, minuman, atau obat-obatan lebih mudah untuk dihindari. Berbeda jika biduran disebabkan oleh stres, maka akan lebih sulit untuk diatasi.
Urtikaria akut adalah urtikaria yang gejalanya tidak lebih dari enam minggu. Sayangnya, lebih dari setengah kasus urtikaria akut tidak diketahui penyebabnya. Walau demikian, berikut ini adalah beberapa faktor yang diduga memicu urtikaria akut, yaitu:
Reaksi alergi terhadap faktor yang ada di lingkungan seperti serbuk sari, tungau debu, atau bahan kimia tertentu.
  • Alergi terhadap makanan seperti kacang, makanan laut, telur, dan susu.
  • Mengalami stres.
  • Gigitan serangga.
  • Infeksi, baik yang ringan seperti pilek hingga yang serius seperti HIV.
  • Efek samping dari obat-obatan misalnya antibiotik, OAINS atau obat anti inflamasi non-steroid, dan aspirin.
  • Perubahan suhu.
  • Pajanan sinar matahari.
  • Kualitas air yang digunakan tidak cocok.
Pada urtikaria kronis, gejala yang ada bertahan hingga lebih dari enam minggu. Biasanya penyebab urtikaria kronis lebih sulit untuk diketahui. Tapi penyebab kondisi urtikaria kronis bisa sama dengan kondisi urtikaria akut.
Autoimun adalah reaksi kekebalan tubuh yang keliru mengenali bagian dari tubuh itu sendiri sehingga menyerang sel dan jaringannya yang normal. Antibodi yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh memicu pelepasan histamin dan inilah yang mengakibatkan terjadinya urtikaria kronis. Belum diketahui sepenuhnya kenapa kekebalan tubuh bisa keliru hingga menyerang sel tubuh yang normal. Oleh karena itu, ada beberapa kasus urtikaria kronis yang terkait dengan penyakit autoimun seperti lupus dan artritis reumatoid.
Khususnya pada urtikaria kronis, kondisi ini bersifat kambuhan. Urtikaria akan muncul dan menghilang dalam kurun waktu tertentu. Beberapa pemicu atau faktor yang memperparah urtikaria kronis antara lain:
  • Mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol atau kafein.
  • Cuaca yang panas.
  • Memakai pakaian yang terlalu ketat untuk waktu yang lama.
  • Mengonsumsi obat-obatan seperti obat anti-hipertensi seperti penghambat ACE, obat anti inflamasi non-steroid dan obat pereda rasa sakit.
  • Mengonsumsi zat aditif yang ada di dalam makanan atau minuman.
  • Mengalami stres.
  • Gigitan atau sengatan serangga.
Selain hal-hal di atas, urtikaria kronis juga bisa terjadi akibat infeksi usus, gangguan pada kelenjar tiroid, dan hepatitis.

Diagnosis Biduran

Dokter akan lakukan pemeriksaan fisik dan bertanya tentang gejala-gejala yang dialami untuk menentukan penyebab biduran atau urtikaria yang terjadi. Hal ini bertujuan agar di masa mendatang pasien bisa menghindarinya. Dokter akan bertanya tentang kapan dan bagaimana gejala urtikaria terjadi serta jika ada sesuatu yang baru terjadi seperti perubahan lingkungan atau mengonsumsi makanan yang belum pernah dimakan sebelumnya.
Tes darah dan kulit mungkin perlu dilakukan untuk mengetahui apakah Anda alergi terhadap sesuatu. Tapi lebih dari setengah kasus urtikaria akut tidak diketahui penyebabnya.
Pada urtikaria kronis, tes alergi jarang sekali dilakukan karena jarang disebabkan oleh reaksi alergi. Beberapa tes yang dilakukan untuk menentukan penyebab urtikaria kronis adalah:
  • Penghitungan tingkat antibodi di dalam darah.
  • Tes darah lengkap, untuk memeriksa tingkat sel darah merah yang berfungsi dengan normal.
  • Tes fungsi hati.
  • Pengambilan sampel tinja untuk mengetahui apakah ada infeksi di dalam usus.
  • Tes fungsi tiroid.
  • Tes Laju Endap Darah (LED) untuk mengenali masalah dengan sistem kekebalan tubuh.

Pengobatan Biduran

Kasus biduran kebanyakan ringan dan bisa sembuh dalam dua hari. Penanganan atau pengobatan yang dilakukan disesuaikan dengan tingkat gejala yang dialami dan faktor penyebabnya.

Urtikaria Akut

Urtikaria akut adalah urtikaria dengan gejala yang bertahan tidak lebih dari enam minggu. Berikut ini adalah beberapa obat-obatan untuk mengatasi urtikaria akut.
  • Antihistamin. Obat ini menghentikan gatal-gatal dan mengurangi bilur yang muncul dengan cara menghambat histamin. Obat ini tidak disarankan untuk diberikan kepada wanita hamil karena keamanannya tidak diketahui. Contoh obat antihistamin adalah loratadine, cetirizine, dan fexofenadine.
  • Kortikosteroid. Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala biduran yang parah. Kortikosteroid bekerja dengan cara menghambat kinerja sistem kekebalan tubuh. Contoh obatnya adalah prednisolone. Obat ini tidak untuk dikonsumsi secara jangka panjang. Pemakaian jangka panjang bisa menyebabkan efek samping seperti hipertensi, katarak, glaukoma, dan diabetes.

Urtikaria Kronis

Obat-obatan yang digunakan untuk menangani urtikaria kronis atau yang bertahan lebih dari enam minggu adalah:
  • AntihistamiH1 dan H2.Selama gejala biduran muncul, dianjurkan untuk mengonsumsi antihistamin H1. Dosis yang diminum disesuaikan dengan gejala yang dihadapi. Khususnya pada urtikaria kronis, jika obat antihistamin H1 biasa tidak meredakan gejala, terdapat antihistamin H1 baru yang bernama rupatidine. Obat ini lebih efektif mengatasi urtikaria kronis. Ketika kemunculan ruam makin parah, obat antihistamin H2 bisa dikonsumsi untuk mengatasi kondisi ruam tersebut dengan cara mempersempit pembuluh darah. Antihistamin H2 memiliki efek samping seperti sakit kepala, diare dan pusing. Jangan mengoperasikan alat atau kendaraan berat jika mengonsumsi obat ini.
  • Kortikosteroid. Urtikaria kronis yang kambuh dengan parah juga bisa ditangani dengan kortikosteroid. Efek samping obat ini adalah meningkatnya selera makan, berat badan bertambah, perubahan suasana hati dan kesulitan tidur. Oleh karena itu tidak dianjurkan untuk digunakan dalam jangka panjang.
  • Leukotriene receptor antagonists. Obat ini membantu mengurangi pembengkakan dan kemerahan pada kulit. Efek sampingnya cukup ringan seperti mual dan sakit kepala sehingga bisa digunakan untuk jangka waktu panjang.
  • Siklosporin. Sama seperti kortikosteroid, obat ini juga menghambat sistem kekebalan tubuh yang keliru menyerang sel tubuh yang sehat. Efek samping yang ditimbulkan obat ini termasuk hipertensi, masalah ginjal, sakit kepala, kolesterol darah naik, tremor atau gemetar, dan meningkatkan risiko terkena infeksi.
  • Omaluzimab. Obat ini bisa mengurangi jenis antibodi dalam tubuh yang berperan menyebabkan biduran. Obat ini diberikan melalui suntikan.
  • Terapi cahaya (fototerapi) ultraviolet B. Terapi cahaya ini bisa menghilangkan ruam atau bilur yang tidak mereda. Bagian kulit yang bermasalah akan diberikan pajanan cahaya ultraviolet.
Terdapat beberapa cara untuk membantu meredakan gejala yang dialami akibat urtikaria:
  • Hindari menggaruk bagian yang muncul bilur atau ruam.
  • Jangan memakai sabun yang mengandung bahan kimia yang keras.
  • Usahakan area kulit yang terkena biduran tetap dingin, tidak tertutup pakaian ketat, dan diolesi losion penyejuk.
  • Gunakan pakaian yang longgar dan ringan.
  • Hindari faktor pemicu seperti zat aditif di dalam makanan, minuman beralkohol, obat pereda rasa sakit, kondisi panas atau dingin dan stres.

Komplikasi Biduran

Urtikaria dapat sangat berdampak pada hidup penderitanya terutama yang mengalaminya dalam jangka panjang. Jika tidak ditangani sama sekali, ruam urtikaria yang sering menyebar ke seluruh tubuh dan terasa sangat gatal akan mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya dan bahkan berujung pada berbagai komplikasi.

Angioedema

Penderita urtikaria kronis atau akut bisa mengalami angioedema. Angioedema adalah pembengkakan pada lapisan kulit manusia di bagian yang lebih dalam. Sedangkan pada urtikaria, pembengkakan terjadi pada lapisan kulit yang lebih luar. Bagian yang biasanya terpengaruh oleh angioedema adalah kelopak mata, bibir, tangan, kaki, dan sekitar alat kelamin.
Kondisi ini dapat bertahan kurang lebih tiga hari. Gejala yang muncul lebih parah daripada biduran biasa. Salah satu penyebab kondisi ini adalah obat antihipertensi yaitu penghambat ACE.
Untuk mengatasi angioedema,antihistamin dan steroid bisa digunakan.

Anafilaksis

Anafilaksis adalah reaksi alergi yang parah dan terjadi secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa berakibat fatal karena gejalanya yang ekstrem. Anafilaksis menyebabkan penurunan tekanan darah sehingga orang yang mengalami bisa langsung pingsan. Selain itu, pembengkakan akan langsung terjadi khususnya pada bagian wajah dan tenggorokan atau leher sehingga penderita akan sulit bernapas. Gejala-gejala anafilaksis yang lain adalah:
  • Bengkak pada kelopak mata, bibir, tangan, kaki
  • Sakit atau mual pada bagian perut
  • Detak jantung yang cepat
  • Pusing
  • Muntah-muntah
Satu-satunya pengobatan yang digunakan untuk anafilaksis adalah dengan memakai suntikan epinephrine. Obat ini berfungsi untuk membalikkan reaksi gejala yang terjadi pada anafilaksis. Perlu diingat bahwa ini adalah kondisi darurat, jika Anda mencurigai adanya gejala anafilaksis, segera ke rumah sakit terdekat.

Gambar Biduran

Biduran adalah reaksi kulit yang menyebabkan munculnya bilur berwarna merah atau putih dan terasa gatal, tapi bisa juga terasa perih atau menyengat. Bilur bisa muncul di bagian tubuh mana pun dan umumnya muncul di satu bagian tubuh sebelum akhirnya menyebar ke bagian tubuh lain. Ukuran bilur bisa berbeda-beda, mulai dari hanya beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter.
biduran01 - Alodokter

Bilur memiliki ciri-ciri yaitu jika bagian tengah yang berwarna merah ditekan maka akan berubah warna menjadi putih. Setelah tekanan dilepas, bilur kembali berwarna merah. Benjolan bilur juga memiliki tepi yang jelas.
Bilur yang muncul akibat kegiatan fisik biasanya akan hilang dalam waktu 1-2 jam, tapi jika tidak hilang lebih dari 1,5 hari kemungkinan itu adalah reaksi akibat alergi terhadap obat atau makanan.
Di bawah ini adalah gambar bilur yang muncul setelah 10 menit melakukan olahraga. Adanya peningkatan suhu pada tubuh memicu munculnya biduran berukuran sekitar 1-5 mm.
biduran02 - Alodokter

Bilur dan ruam pada biduran tampak serupa dengan ruam akibat terkena jelatan. Bilur-bilur yang muncul bisa awalnya terpisah dan kemudian bergabung untuk membentuk bilur yang lebih besar.
biduran03 - Alodokter

No comments:

Post a Comment