Sunday, August 9, 2015

Batu Empedu

Empedu adalah cairan dalam kantong empedu yang berperan dalam pencernaan lemak. Jika cairan ini mengeras, maka akan terbentuk batu empedu.
Ukuran batu empedu bermacam-macam. Ada yang sekecil butiran pasir dan ada yang sebesar bola pingpong. Jumlah batu yang terbentuk dalam kantong empedu juga bervariasi, misalnya ada orang yang hanya memiliki satu buah batu dan ada yang lebih banyak.
alodokter-batu-empedu

Penyebab Terbentuknya Batu Empedu

Batu empedu diduga terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam cairan empedu. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara kolestrol dan senyawa kimia dalam cairan tersebut.
Batu empedu umumnya tidak menyebabkan sakit, jadi tidak membutuhkan penanganan khusus. Tetapi jika batu ini menyumbat saluran kantong empedu, penderita akan mengalami gejala sakit pada bagian kanan perut yang datang secara tiba-tiba atau istilah medisnya kolik bilier.
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena batu empedu:
  • Faktor usia. Risiko penyakit batu empedu akan bertambah seiring usia. Penyakit ini umumnya dialami orang yang berusia di atas 40 tahun.
  • Jenis kelamin. Risiko wanita untuk terkena penyakit batu empedu dua kali lebih tinggi dibandingkan risiko pria.
  • Dampak melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan memiliki risiko lebih tinggi. Penyebabnya mungkin karena meningkatnya kadar kolesterol akibat perubahan hormon selama masa kehamilan.
  • Pengaruh berat badan. Risiko Anda akan meningkat jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Langkah Pengobatan Untuk Mengatasi Batu Empedu

Keberadaan batu empedu biasanya tidak mengganggu kesehatan. Tetapi jika menyebabkan gejala yang mengganggu atau jika terjadi komplikasi, penyakit ini harus ditangani.
Penanganan untuk batu empedu umumnya dengan operasi pengangkatan kantong empedu. Walau fungsi organ ini penting, tubuh kita tetap bisa bertahan tanpa memilikinya. Tanpa kantong empedu, hati akan tetap mengeluarkan cairan empedu yang membantu dalam pencernaan lemak.
Jenis operasi yang umum direkomendasikan adalah operasi ‘lubang kunci’ atau istilah medisnya kolesistektomi laparoskopik. Jenis operasi ini dianjurkan karena metodenya yang sederhana dengan tingkat risiko komplikasi yang rendah.

Komplikasi Akibat Batu Empedu

Walau sangat jarang terjadi, batu empedu dapat menyebabkan komplikasi pada tubuh. Salah satunya adalah inflamasi kantong empedu (kolelitiasis) dengan gejala:
  • Rasa sakit perut yang konstan.
  • Demam tinggi.
  • Sakit kuning.
Pankreatitis akut juga merupakan salah satu risiko yang berbahaya jika batu empedu masuk dan menghambat saluran pankreas. Peradangan pankreas ini akan menyebabkansakit perut yang akan terus bertambah parah.

Gejala Batu Empedu

Batu empedu umumnya tidak menyebabkan penyakit. Gejala hanya muncul jika batu ini menyumbat saluran kantong empedu atau saluran pencernaan lainnya. Gejala utama yang biasanya dialami adalah sakit perut yang datang secara tiba-tiba atau disebut dengan kolik bilier.
Rasa sakit ini dapat terjadi pada beberapa bagian perut. Di antaranya adalah bagian tengah perut atau di atas, kanan perut. Rasa sakit ini juga bisa menyebar ke sisi tubuh atau tulang belikat. Gejala sakit perut ini juga bervariasi, misalnya:
  • Dapat muncul kapan saja.
  • Dapat berlangsung selama beberapa menit sampai berjam-jam.
  • Tidak akan berkurang meski sudah ke toilet, kentut, atau muntah.
  • Frekuensi kemunculannya jarang tapi bisa dipicu oleh makanan dengan kadar lemak yang tinggi.
Jika batu empedu menyebabkan penyumbatan pada salah satu saluran pencernaan, gejala-gejala berikut dapat muncul:
  • Sakit perut yang terus-menerus atau selalu kembali.
  • Demam tinggi.
  • Sakit kuning
  • Detak jantung yang cepat.
  • Gatal-gatal pada kulit.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Mual dan muntah.
Penting bagi Anda untuk mewaspadai kolik bilier walau gejalanya terasa sepele dan tidak konsisten. Segera periksakan diri Anda ke dokter jika Anda mengalami sakit perut hebat yang berlangsung lebih dari delapan jam, sakit kuning atau demam.

Penyebab Batu Empedu

Penyebab utama munculnya batu empedu diduga akibat adanya ketidakseimbangan antara kolesterol dan senyawa kimia dalam cairan empedu. Serpihan kristal yang terbentuk akan berkembang menjadi batu dan biasanya dalam waktu bertahun-tahun.
Penimbunan senyawa kimia yang umumnya terdapat dalam kantong empedu saat batu tersebut terbentuk adalah kolesterol dan bilirubin (limbah dari penghancuran sel darah merah). Hampir 80 persen batu empedu berbahan dasar kolesterol dan sekitar 20 persen berbahan dasar bilirubin. Bilirubin adalah suatu pigmen yang ditemukan dalam cairan empedu.
Ukuran batu empedu yang terbentuk juga bermacam-macam. Ada yang sekecil butir pasir dan ada yang sebesar bola pingpong. Begitu juga dengan jumlahnya. Ada orang yang hanya memiliki satu buah batu dan ada yang lebih.
Kemungkinan munculnya batu empedu berbeda-beda pada tiap orang. Secara spesifik, wanita berisiko dua kali lebih tinggi dibandingkan pria. Terutama wanita yang pernah hamil, mengonsumsi pil KB, atau menjalani terapi hormon berdosis tinggi.
Berikut ini adalah faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko untuk mengidap batu empedu:
  • Berusia di atas 40 tahun.
  • Sedang hamil.
  • Memiliki anggota keluarga dengan penyakit yang sama.
  • Sering mengonsumsi makanan berlemak atau berkolesterol tinggi.
  • Kekurangan serat dalam pola makan.
  • Penderita diabetes.
  • Kelebihan berat badan atau mengalami obesitas.
  • Penderita sirosis.
  • Penderita gangguan pencernaan, misalnya penyakit Crohn dan sindrom iritasi usus.
  • Orang yang menggunakan ceftriaxone, yaitu antibiotik yang dapat digunakan untuk mengobati pneumonia, meningitis, dan gonore.
  • Orang yang mengalami penurunan berat badan secara drastis.

Diagnosis Batu Empedu

Jika merasakan gejala-gejala yang mengindikasikan terjadinya komplikasi, sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Sebagai langkah awal, Anda akan menjalani pemeriksaan fisik. Kantong empedu berada di bagian kanan atas perut. Pasien akan diminta menarik napas, kemudian dokter akan menekan bagian kanan atas perut. Jika terasa sakit, kemungkinan terdapat peradangan pada kantong empedu.
Jika terbukti demikian, tes lanjutan akan dianjurkan dokter untuk memastikan tingkat keparahan peradangannya.
Tes darah
Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa apakah terjadi infeksi atau untuk memeriksa fungsi hati pasien. Fungsi hati akan terganggu jika ada batu empedu yang berpindah ke saluran empedu.
USG
Jenis USG yang akan Anda jalani sama dengan tes USG untuk memeriksa kehamilan. Tetapi USG akan diarahkan ke bagian perut atas.
CT scan
Jika pasien mengalami sakit perut hebat, jenis pemindaian ini sering digunakan sebagai pemeriksaan darurat dalam proses diagnosis. CT scan juga digunakan untuk memeriksa apakah terjadi komplikasi akibat batu empedu, misalnya pankreatitis akut.
MRI scan
Proses pemindaian yang mendetail ini dilakukan untuk memeriksa keberadaan batu empedu di dalam saluran pencernaan.
Kolangiografi
Kolangiografi dilakukan untuk memeriksa keberadaan batu di dalam saluran pencernaan termasuk saluran empedu. Pemeriksaan dengan kolangiografi menggunakan sejenis tinta yang disuntikkan ke dalam aliran darah pasien. Dengan tinta ini, saluran pencernaan dapat dipelajari setelah gambar X-ray diambil. Jika saluran empedu berfungsi dengan baik, tinta yang terserap akan berhasil mengalir ke dalam hati, saluran empedu, usus, dan kantong empedu.

Pengobatan Batu Empedu

Dampak dan perkembangan batu empedu berbeda-beda pada tiap orang. Oleh karena itu, ada yang merasakan gejala dan ada yang tidak. Langkah pengobatan akan disesuaikan kepada seberapa besar pengaruhnya terhadap Anda.

Batu Empedu Tahap Awal

Peningkatan kewaspadaan dan pemantauan secara teratur sering menjadi rekomendasi utama dalam menangani kondisi ini. Jika batu empedu tidak menyebabkan gejala apapun dalam kehidupan Anda, dokter biasanya tidak menganjurkan intervensi medis.
Tetapi jika Anda memiliki penyakit lain yang dapat mempertinggi kemungkinan komplikasi, Anda akan dianjurkan untuk menjalani pengobatan. Jenis penyakit yang meningkatkan risiko komplikasi batu empedu adalah sirosis, diabetes, atau hipertensi portal (tekanan darah tinggi yang terjadi pada hati).
Jika Anda memiliki batu empedu, sekaligus tingkat kalsium yang tinggi di dalam kantong empedunya, langkah pengobatan akan dianjurkan. Hal ini karena kombinasi batu empedu dan kalsium yang tinggi dapat menyebabkan kanker kantong empedu jika dibiarkan.

Batu Empedu Tahap Lanjut

Gejala utama perkembangan penyakit ini adalah munculnya sakit perut atau kolik bilier. Jenis pengobatannya juga tergantung pada tingkat keparahan gejala:
  • Jika Anda mengalami sakit perut ringan dan jarang muncul, dokter mungkin akan menganjurkan konsumsi obat pereda sakit (analgesik) dan pola makan sehat untuk mengendalikan gejala.
  • Jika Anda mengalami sakit perut yang hebat dan sering muncul, dokter biasanya akan menganjurkan prosedur pengangkatan kantong empedu.

Langkah Operasi untuk Menangani Batu Empedu

Jika gejala yang Anda alami sangat parah, kantong empedu mungkin harus diangkat melalui operasi. Tetapi Anda tidak perlu takut karena kantong empedu tidak termasuk organ penting yang Anda harus miliki untuk bertahan hidup.
Kolesistektomi laparoskopik
Operasi pengangkatan kantong empedu yang paling umum direkomendasikan melalui operasi ‘lubang kunci’ atau kolesistektomi laparoskopik. Operasi ini disebut operasi ‘lubang kunci’ karena ukuran sayatan yang dibuat sangat kecil, sekitar 1 cm. Operasi ini dilakukan dengan penerapan bius total, jadi Anda akan tertidur selama prosedur berlangsung sehingga tidak akan merasa sakit. Masa pemulihan yang dibutuhkan pasien biasanya sekitar 1-2 minggu.
Kolesistektomi dengan sayatan terbuka
Operasi ini akan dipilih jika batu empedu tidak dapat dikeluarkan dengan operasi ‘lubang kunci’ atau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk menjalani kolesistektomi laparoskopik. Misalnya karena:
    • Letak kantong empedu pasien sulit dijangkau.
    • Pasien berberat badan tinggi.
    • Pasien berada pada bulan-bulan terakhir kehamilan.
    Setelah menjalani kolesistektomi dengan sayatan terbuka, pasien perlu menginap di rumah sakit selama 5-6 hari. Waktu yang dibutuhkan untuk sembuh total juga lebih lama dibandingkan dengan operasi ‘lubang kunci’, yaitu sekitar 1,5 bulan. Tetapi tingkat keefektifan operasi ini sama dengan operasi kolesistektomi laparoskopik.
    Kolangiopankreatografi Retrograd Endoskopik (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography/ERCP).
    Penyumbatan akibat batu pada saluran empedu bisa ditangani dengan prosedur kolangiopankreatografi retrograd endoskopik (endoscopic retrograde cholangiopancreatography/ERCP). Proses ini dapat dilakukan tanpa mengangkat kantong empedu. Ini berarti walau penyumbatan telah ditangani, batu-batu di dalam kantong empedu akan tetap ada.
    ERCP biasanya dilakukan dengan penerapan bius lokal dan memakan waktu sekitar 30-40 menit. Setelah menjalani prosedur ini, pasien umumnya harus menginap satu malam di rumah sakit untuk pemantauan kondisi.
    Asam Ursodeoksikolat
    Batu empedu berukuran kecil yang tidak mengandung kalsium dapat ditangani dengan asam ursodeoksikolat. Obat ini mampu melarutkan batu empedu. Tetapi obat ini jarang direkomendasikan untuk menangani batu empedu karena:
      • Tingkat keefektifannya yang rendah.
      • Pasien harus meminumnya untuk waktu lama (terkadang lebih dari satu tahun).
      • Batu empedu dapat kembali muncul jika konsumsi dihentikan.
      Asam ursodeoksikolat juga tidak dianjurkan bagi wanita hamil atau menyusui. Obat ini juga dapat mempengaruhi keefektifan pil KB. Karena itu, wanita pengguna pil KB dianjurkan menggantinya dengan alat pengaman seperti kondom jika mengonsumsi obat ini.
      Selain sebagai pengobatan, asam ursodeoksikolat juga dianjurkan untuk mencegah terbentuknya batu empedu bagi mereka yang berisiko tinggi.

      Pengaruh dari Pola Makan

      Mengubah pola makan dengan hanya mengonsumsi makanan rendah lemak tidak dapat menyembuhkan batu empedu, melainkan menjaga pola makan yang sehat dan seimbang dapat membantu kita untuk menjaga kesehatan serta mengurangi rasa sakit akibat batu empedu.

      Komplikasi Batu Empedu

      Batu empedu dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran empedu atau pindah ke dalam sistem pencernaan. Inilah yang biasanya menyebabkan komplikasi serius.
      Radang Kantong Empedu Akut
      Kolesistitis atau radang kantong empedu akut terjadi saat cairan empedu menumpuk dalam kantong empedu karena ada batu empedu yang menyumbat saluran keluarnya cairan itu.
      Gejala-gejala pada kolesistitis akut di antaranya adalah sakit di perut bagian atas yang menjalar ke tulang belikat, demam tinggi, serta detak jantung yang cepat.
      Antibiotik umumnya digunakan sebagai penanganan pertama untuk mengatasi infeksi sebelum operasi pengangkatan kantong empedu dilakukan. Prosedur yang digunakan biasanya adalah operasi ‘lubang kunci’.
      Abses kantong empedu
      Nanah terkadang dapat muncul dalam kantong empedu akibat infeksi yang parah. Jika ini terjadi, penanganan dengan antibiotik saja tidak cukup dan nanah akan perlu disedot.
      Peritonitis
      Peritonitis adalah inflamasi pada lapisan perut sebelah dalam yang dikenal sebagai peritoneum. Komplikasi ini terjadi akibat pecahnya kantong empedu yang mengalami peradangan parah. Penanganannya meliputi:
        • Infus antibiotik.
        • Operasi untuk mengangkat bagian peritoneum yang mengalami kerusakan parah.
      Penyumbatan Saluran Empedu
      Tersumbatnya saluran empedu oleh batu membuat saluran ini menjadi rentan terserang bakteri penyebab infeksi. Komplikasi ini umumnya dapat ditangani dengan antibiotik dan prosedur kolangiopankreatografi retrograd endoskopik (ERCP). Gejala pada infeksi ini adalah sakit di perut bagian atas yang menjalar ke tulang belikat, sakit kuning, demam tinggi, dan linglung.
      Pankreatitis Akut
      Pankreatitis akut juga merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi jika batu empedu keluar dan menyumbat saluran pankreas. Peradangan pankreas ini akan menyebabkan sakit yang hebat pada bagian tengah perut. Rasa sakit ini akan bertambah parah dan menjalar ke punggung, terutama setelah makan.
      Selain sakit perut, pankreatitis akut juga dapat menyebabkan gejala lain. Di antaranya adalah diare, kehilangan nafsu makan, muntah, demam tinggi, dan sakit kuning.
      Posisi bungkuk atau meringkuk mungkin dapat membantu meringankan sakit perut akibat pankreatitis akut. Komplikasi ini tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan medis khusus. Tujuan penanganan hanya untuk menopang fungsi tubuh sampai peradangan mereda dengan sendirinya. Perawatan di rumah sakit umumnya berlangsung sekitar satu minggu sebelum pasien diizinkan pulang.
      Kanker Kantong Empedu
      Penderita batu empedu memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker kantong empedu. Walau demikian, kemungkinan terjadinya sangat jarang, bahkan bagi orang yang berisiko tinggi karena faktor keturunan sekali pun. Operasi pengangkatan kantong empedu akan dianjurkan untuk mencegah kanker. Terutama jika Anda mempunyai tingkat kalsium yang tinggi di dalam kantong empedu. Gejala kanker ini hampir sama dengan penyakit batu empedu yang meliputi sakit perut, demam tinggi, serta sakit kuning.

      Pencegahan Batu Empedu

      Mengubah pola makan dan menurunkan berat badan bagi mereka yang mengalami obesitas dapat membantu mencegah terbentuknya batu empedu.
      Batu empedu diduga terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam cairan empedu. Karena itu, kita sebaiknya menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang serta menghindari konsumsi makanan yang mengandung lemak dan kolestrerol tinggi. Contohnya:
      • Makanan bersantan seperti rendang, kolak, serta ketupat sayur.
      • Makanan berminyak seperti gorengan.
      • Makanan yang terbuat dari kacang-kacangan seperti sambal kacang atau kuah sate.
      • Kue dan camilan keripik.
      Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras juga dapat mempertinggi risiko Anda, jadi sebaiknya jangan berlebihan. Batas konsumsi per hari yang direkomendasikan adalah 2-2,5 kaleng bir untuk pria dan maksimal 2 kaleng bir untuk wanita. Sekaleng bir biasanya berkadar alkohol sebanyak 4,7 persen.
      Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi batu empedu. Karena itu, menjaga berat badan yang sehat sangatlah penting.
      Anda disarankan untuk menghindari diet ketat yang menuntut untuk mengonsumsi makanan rendah kalori dan lemak saja. Penurunan berat badan secara drastis dalam waktu singkat juga dapat mempertinggi risiko terbentuknya batu empedu.

      No comments:

      Post a Comment