Testosterone adalah hormon seksual pada pria yang dihasilkan oleh testis secara alami. Hormon ini memiliki beberapa fungsi dalam tubuh pria, seperti:
- Mendorong pertumbuhan rambut pada muka dan tubuh.
- Membuat suara makin berat.
- Perkembangan alat kelamin.
- Produksi sel darah merah.
- Produksi sperma.
- Kepadatan tulang.
- Mempertahankan gairah seksual.
- Mempertahankan kesuburan.
Obat testosterone diberikan untuk menangani kondisi hipogonadisme, di mana tubuh tidak memproduksi hormon testosterone yang cukup. Kekurangan testosterone menyebabkan masalah pada kesuburan, masalah dengan ereksi, pubertas dan pertumbuhan organ reproduksi yang terhambat pada pria.
Tentang Testosterone
Jenis obat | Kelompok androgen (hormon seksual pria) |
Golongan | Obat resep |
Manfaat | – Mengatasi kekurangan androgen (testosterone) pada pria- Mengatasi masa pubertas yang terlambat pada pria |
Dikonsumsi oleh | Pria |
Bentuk obat | Tablet, kapsul, suntikan, gel |
Peringatan:
- Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, gangguan hati, diabetes, epilepsi, migrain, dan kanker dalam mengonsumsi obat ini. Sesuaikan anjuran dokter.
- Jika Anda terlalu sering mengalami ereksi, beri tahu dokter. Mungkin pengobatan perlu dihentikan untuk menghindari cidera.
- Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Testosterone
Dosis akan ditentukan oleh dokter sesuai dengan kondisi kesehatan pasien, tingkat keparahan defisiensi testosterone dan respons tubuh seiring dengan berjalannya pengobatan. Berikut adalah dosis yang umum digunakan untuk mengatasi kekurangan testosterone pada pria:
Bentuk testosterone | Dosis | Frekuensi |
Suntikan | 75-100 mg | Tiap minggu |
Gel | 5-10 g | Tiap hari |
Tablet | 80 mg | Dua kali sehari |
Tabel di atas hanya menunjukkan dosis umum; selalu konsultasikan dengan dokter semasa mengonsumsi obat ini karena dosis awal dan lanjutan senantiasa perlu direvisi dan disesuaikan dengan kadar hormon tubuh yang berubah.
Mengonsumsi Testosterone dengan Benar
Pastikan untuk membaca informasi pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi testosterone. Beritahukan pada dokter jika Anda mengonsumsi obat lain bersamaan dengan testosterone karena beberapa obat-obatan bisa saling memengaruhi.
Semasa menggunakan testosterone, periksakan diri ke dokter secara berkala agar kadar hormon tubuh dan perkembangan kondisi bisa dipantau.
Tablet dan kapsul testosterone sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Jika Anda menggunakan testosterone gel, ketahuilah bahwa bentuk oles obat ini dapat menyebabkan efek samping jika terkena orang lain melalui kontak tubuh. Untuk menghindari hal ini, biarkan ada jarak waktu sekitar 4 jam setelah mengoleskan gel testosterone sebelum berkontak fisik langsung dengan orang lain. Sangat penting terutama bagi wanita hamil untuk tidak terkena gel testosterone.
Jika lupa mengonsumsi testosterone, disarankan untuk segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis testosterone pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Obat Testosterone
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda. Beberapa efek samping yang umumnya terjadi saat menggunakan testosterone adalah:
- Sakit kepala dan pusing.
- Perubahan suasana hati.
- Diare.
- Susah buang air kecil.
- Tekanan darah naik.
- Tangan atau kaki membengkak.
- Bulu tubuh bertambah.
- Berat badan naik.
- Kebotakan pada kepala.
- Payudara membesar.
Jika efek samping yang terjadi terus berkepanjangan atau Anda mengalami reaksi alergi, segera temui dokter. Jangan mengonsumsi testosterone lebih dari yang dianjurkan untuk mencegah overdosis.
No comments:
Post a Comment