Monday, July 13, 2015

Celecoxib

Celecoxib merupakan obat yang digunakan untuk meredakan peradangan dan rasa sakit yang timbul dari penyakit-penyakit persendian, seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis.
celecoxib-alodokter
Munculnya peradangan dan rasa sakit tersebut tidak terlepas dari peran enzim cyclo-oxygenase-2 atau disingkat COX-2 yang menghasilkan zat-zat iritan sebagai sinyal atau respons ketika penyakit menyerang. Dengan terblokirnya enzim COX-2 oleh celecoxib, maka otomatis penderita penyakit persendian tidak akan merasakan rasa sakit sementara proses pemulihan tetap berjalan.
Celecoxib merupakan golongan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid. Sebelum meresepkan obat ini, penting bagi dokter untuk memastikan bahwa Anda belum pernah mengalami efek samping buruk ketika mengonsumsi kelompok obat-obatan ini.

Tentang Celecoxib

Jenis obatObat-obatan antiinflamasi nonsteroid penghambat enzim cyclo-oxygenase-2
GolonganObat resep
ManfaatMeredakan peradangan dan rasa sakit pada penyakit persendian, seperti seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis.
Dikonsumsi olehDewasa
Bentuk obatKapsul

Peringatan:

  • Bagi wanita yang sedang hamil atau menyusui, tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi celecoxib.
  • Anak-anak atau remaja hingga usia 18 tahun juga tidak diperbolehkan mengonsumsi obat ini.
  • Harap berhati-hati jika Anda menderita hipertensi, gangguan jantung, gangguan ginjal, gangguan hati, penyakit lupus, penyakit penggumpalan darah, tukak lambung, atau menderita kelompok penyakit radang usus.
  • Jika Anda merupakan penderita asma dan gangguan alergi, hentikan penggunaan celecoxib apabila gejala mengi atau sesak napas Anda kambuh setelah mengonsumsi obat ini.
  • Jangan menggunakan celecoxib bersamaan dengan obat-obatan lainnya tanpa petunjuk dari dokter. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan interaksi obat yang membahayakan.
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Celecoxib

Berikut ini tabel dosis penggunaan celecoxib untuk tiga kondisi persendian:
PenyakitDosis
Rheumatoid arthritisUntuk dosis awal, celecoxib bisa digunakan sebanyak 100 mg dua kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 200 mg dua kali sehari.
OsteoarthritisUntuk dosis awal, celecoxib bisa digunakan sebanyak 200 mg sekali sehari atau 100 mg dua kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 200 mg dua kali sehari.
Ankylosing spondylitis Untuk dosis awal, celecoxib bisa digunakan sebanyak 200 mg sekali sehari atau 100 mg dua kali sehari. Jika diperlukan, dosis dapat ditingkatkan menjadi 400 mg sekali sehari atau 200 mg dua kali sehari.

Mengonsumsi Celecoxib dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan celecoxib sebelum mulai mengonsumsinya.
Obat ini dapat digunakan sebelum atau sesudah makan. Telan kapsul celecoxib dengan bantuan air dan jangan membuka kemasan kapsul atau mengunyahnya terlebih dahulu.
Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi celecoxib, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis celecoxib pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Jika kondisi Anda tidak mengalami kemajuan setelah 2 minggu mengonsumsi celecoxib, hentikanlah penggunaan obat ini dan temui dokter yang meresepkannya agar dicarikan alternatif lainnya.
Saat menjalani pengobatan dengan celecoxib, jangan lupa untuk tetap rutin memeriksakan diri ke dokter agar dia dapat memonitor perkembangan kondisi Anda.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Celecoxib

Sama seperti obat-obatan lainnya, penggunaan celecoxib juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi obat antiinflamasi untuk penyakit persendian ini adalah:
  • Kembung
  • Bengkak pergelangan kaki
  • Sulit tidur
  • Pusing
  • Nyeri perut
  • Diare
  • Infeksi saluran kemih
  • Infeksi saluran pernapasan
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi

No comments:

Post a Comment